Pengungsi Somalia di Kenya Jalani Ramadhan Tanpa Bantuan Makanan

Nairobi, MINA – Pengungsi- di kamp semi-kering Dadaab di Kenya  menjalani puasa Ramdhan tanpa bantuan makanan.

“Saya tidak punya apa-apa untuk diberikan kepada anak-anak. Menyedihkan menyaksikan anak-anak kelaparan. Selama bulan , makanan juga mahal dan kami tidak dapat melakukan kerja berat karena suhu yang menggigit dan puasa,” kata Hani Shamshi (44), salah seorang ibu di pengungsian.

“Ini Ramadhan seperti yang belum pernah saya saksikan sejak saya lahir. Keluarga pengungsi miskin seperti saya terbiasa menerima paket bantuan makanan. Banyak pengungsi yang tidak punya uang untuk membeli apa pun. Kami bergantung pada bantuan dari lembaga filantropi,” katanya, seperti dilaporkan Anadolu Agency, Sabtu (9/5).

Shamshi mengatakan, dia kini tidak punya makanan sahur.

“Ramadhan ini membuat saya sedih, tetapi saya berharap bantuan akan datang,” ujarnya.

Hampir setengah juta pengungsi Somalia yang berkemah di kamp-kamp pengungsi Dadaab dan Kakuma di negara Afrika Timur Kenya menghadapi Ramadhan tahun ini karena pembatasan yang diberlakukan untuk membendung penyebaran virus COVID-19.

“Meskipun pergerakan masuk dan keluar dari kamp dilarang, fihak-fihak pemberi bantuan telah diberi izin masuk, tapi tetap saja, tidak ada yang datang membantu,” kata warga.

Setiap tahun, para pengungsi biasanya menerima sumbangan, serta makanan dan paket kebersihan selama bulan Ramadhan. Namun tahun ini, bahkan setelah 15 hari puasa berlalu, tidak ada yang muncul karena pandemi diyakini telah mempengaruhi lembaga atau Negara donor. (T/RS2/P1)

Mi’raj News Agecy (MINA)

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.