Kairo, MINA – Pengungsi Sudan di Kairo, Mesir berjuang untuk membayar sewa karena tuan tanah memanfaatkan jumlah orang yang membutuhkan akomodasi, Middle East Monitor melaporkan, Selasa (18/6).
Seseorang pengungsi mengatakan, pemilik rumah meminta sewa tiga kali lipat jika dia ingin tinggal di apartemen dan aliran listrik serta air tidak diputus.
Sebelumnya, sewa apartemen miliknya telah dinaikkan sebesar 3.500 hingga 5.000 pound Mesir, kira-kira $113 hingga $162.
Akibat pertempuran antara tentara Sudan dan Pasukan Pendukung Cepat (RSF) memaksa ribuan orang melintasi perbatasan dan masuk ke Mesir untuk menghindari tembakan senjata, kekerasan seksual, dan pengeboman.
Baca Juga: Iran dan Arab Saudi Tegaskan Komitmen Perkuat Hubungan di Bawah Mediasi Tiongkok
Dalam beberapa pekan pertama konflik, Mesir mengizinkan semua orang untuk masuk, tetapi sejak itu memberlakukan pembatasan yang lebih ketat untuk mencoba dan membendung arus orang.
Hidup bagi para pengungsi Sudan yang berhasil masuk ke Mesir tidaklah mudah, selain kenaikan sewa, mereka harus bergulat dengan meningkatnya biaya makanan dan perawatan kesehatan.
Di sisi lain, Mesir sedang menghadapi krisis ekonomi yang parah Warga berjuang untuk membeli produk dasar seperti daging dan buah karena kenaikan inflasi.
Perang Rusia-Ukraina dan pandemi virus corona telah berdampak buruk pada perekonomian Mesir.
Baca Juga: Kemlu Yordania: Pengeboman Sekolah UNRWA Pelanggaran terhadap Hukum Internasional
Inflasi Mesir mencapai rekor tertinggi pada Juni sebesar 36,8 persen dan pound Mesir telah kehilangan setengah nilainya terhadap dolar Amerika Serikat. (T/RE1/RS2)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Parlemen Arab Minta Dunia Internasional Terus Beri Dukungan untuk Palestina