
Pengungsi Suriah
menulis pesan untuk Kanselir Jerman Angela Merkel di dinding. (Foto: Spectral-Design/Shutterstock)" width="300" height="180" /> Pengungsi Suriah menulis pesan untuk Kanselir Jerman Angela Merkel di dinding. (Foto: Spectral-Design/Shutterstock)Berlin, 11 Muharram 1436/24 Oktober 2015 (MINA) – Di daerah komunitas Arab di Jerman, pengungsi Suriah yang menentang rezim Suriah dilanda kekhawatiran adanya Shabiha yang menyamar sebagai pengungsi.
Shabiha adalah sebutan bagi pendukung Presiden Suriah Bashar Al-Assad, di mana mereka yang merupakan anggota milisi menyamar sebagai pengungsi dalam jumlah ratusan orang dan turut melakukan perjalanan masuk ke Eropa.
Aktivis dan pengacara hak asasi manusia mengatakan, Shabiha loyalis Assad pergi menyamar dan memasok rezim Assad informasi intelijen.
Di Jerman, aktivis berkolaborasi melalui media sosial untuk mengidentifikasi anggota Shabiha dan pasukan Assad dengan merekam profil online dan lokasi mereka saat ini.
Baca Juga: Inggris Cabut Sanksi Presiden Suriah, Uni Eropa Siap Menyusul
Tetapi mereka mengatakan, terduga penjahat menghapus identitas online mereka karena mereka ketahuan.
Jikrkhouin Mulla Ahmed, seorang aktivis Suriah di Berlin mengatakan, ia pernah dipenjarakan dan disiksa oleh para Shabiha di Suriah.
“Orang-orang ini harus dibawa ke pengadilan untuk apa yang mereka lakukan,” katanya kepada Al Jazeera yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).
“Ini bukan hanya tentang saya, lebih 200.000 orang telah menjadi tahanan. Banyak, banyak orang yang dibunuh oleh Shabiha itu,” katanya.
Baca Juga: Warga Yunani Gelar Protes Tolak Kedatangan Kapal yang Bawa Turis Israel
Beberapa pengacara hak asasi manusia di Eropa mengakui ancaman yang ditimbulkan oleh penyusup yang diduga sebagai penjahat di antara para pengungsi Suriah.
Oposisi Suriah di pengasingan mengatakan, mereka juga berusaha untuk membantu.
Konvensi Pengungsi PBB mengatur, mereka yang telah melakukan kejahatan perang atau kejahatan terhadap kemanusiaan, atau kejahatan non-politik yang serius, tidak bisa memenuhi syarat untuk status pengungsi. (T/P001/R02)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Krisis Wajib Militer Ukraina Sebabkan 100.000 Pemuda Melarikan Diri Dalam 2 Bulan
















Mina Indonesia
Mina Arabic