Sanliurfa, Turki, 12 Rabi’ul Awwal 1436/3 Januari 2015 (MINA) – Warga Suriah yang mengungsi dari perang di negaranya beresiko terbunuh atau cacat oleh ranjau darat yang ditempatkan di sepanjang perbatasan Turki-Suriah.
Seorang remaja Suriah di kamp provinsi Sanliurfa, Turki, mengatakan kepada Al Jazeera yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA), bagaimana ia kehilangan kedua kakinya dan adiknya tewas.
Saat itu ia dan keluarganya menuju pagar perbatasan Turki yang ternyata ladang ranjau.
“Seseorang mengatakan kepada kami untuk menyeberang di bawah kawat perbatasan. Ketika kami lakukan, sebuah ranjau meledak di bawah saya dan adik saya. Adik saya tewas. Saya kehilangan kaki,” kata Fadil Mustafa (13).
Baca Juga: Lima Paramedis Tewas oleh Serangan Israel di Lebanon Selatan
Fadil dan keluarganya berada di antara ribuan warga Suriah yang melarikan diri dari kemajuan pejuang-pejuang Negara Islam atau ISIS yang telah menguasai sebagian besar wilayah Suriah dan Irak.
Ayah Fadil mengatakan, ia khawatir cedera telah merusak masa depan anaknya.
“Masa depan apa yang dapat Anda harapkan bagi anak 13 tahun yang telah kehilangan kakinya? Kami semua tidak punya masa depan. Kami kehilangan semua harta milik kami yang kami bangun lebih dari 50 tahun,” kata sang ayah yang bernama Mustafa .
Bulan lalu, Human Rights Watch mengatakan, ranjau darat yang dipasang oleh militer Turki telah menewaskan sedikitnya tiga warga sipil yang mencoba melarikan diri dari Suriah dan melukai sedikitnya sembilan orang sejak ISIS maju ke kota perbatasan etnis Kurdi, Kobane, Suriah, pada pertengahan September.
Baca Juga: Militer Israel Akui Kekurangan Tentara dan Kewalahan Hadapi Gaza
Hanya dalam empat hari, lebih 130.000 orang melarikan diri ke Turki.
Organisasi yang berbasis di New York itu mengatakan, ranjau darat Turki di zona terbatas di sepanjang perbatasan dengan Suriah, mengancam ribuan suriah/">pengungsi Suriah.
Seorang wanita Kurdi Suriah yang menginjak ranjau setelah masuk Turki mengatakan, ranjau melukai dirinya dan putrinya berusia 7 tahun. Dia tidak melihat tanda-tanda peringatan bahwa ada ranjau darat di daerah yang dilalui.
Pemerintah Turki mengatakan, ada lebih 600.000 ranjau di sepanjang 900 km perbatasan Turki-Suriah, ditanam untuk mencegah penyeberangan perbatasan ilegal.
Baca Juga: Netanyahu Akan Tetap Serang Lebanon Meski Ada Gencatan Senjata
Haldun Solmazturk, seorang pensiunan tentara Turki yang terlibat dalam penanaman ranjau di perbatasan, mengatakan kepada Al Jazeera, Turki mulai menanam ranjau di sana pada tahun 1950, ketika negara itu menjadi anggota NATO yang merupakan sekutu Amerika Serikat sedangkan Suriah berada di fihak lawan karena menjadi sekutu Uni Soviet .
Dia mengatakan, luas ladang ranjau dua kali pulau Siprus dan membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk membersihkannya.
Turki bergabung dengan perjanjian larangan ranjau darat pada 2003, tapi Turki terlambat untuk memulai membersihkan dan memagari daerah ladang ranjau dan kemudian perang di Suriah dimulai.
Pemerintah mengatakan, sekarang terlalu berbahaya untuk mulai membersihkan ratusan ribu ranjau yang membagi kedua negara. (T/P001/P2)
Baca Juga: Agresi Israel Hantam Pusat Ibu Kota Lebanon
Mi’raj Islmic News Agency (MINA)
Baca Juga: Perdana Menteri Malaysia Serukan Pengusiran Israel dari PBB