Tel Aviv, MINA – Pengunjuk rasa Israel berusaha memblokir akses ke bandara Ben Gurion ketika Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dijadwalkan berangkat ke Jerman.
Aksi itu terjadi, sehari setelah parlemen memberikan suara untuk menyetujui RUU yang ditolak lawan sebagai “kudeta yudisial”. Dikutip dari Middle East Eye, Kamis (16/3).
Protes memasuki minggu kesepuluh, merupakan bagian dari gerakan anti-pemerintah terhadap rencana yang diungkapkan oleh Menteri Kehakiman Yariv Levin pada Januari untuk mereformasi peradilan.
Rencana tersebut didukung oleh koalisi pemerintahan sayap kanan dipimpin oleh Netanyahu, yang mencakup partai ultra-Ortodoks dan sayap kanan.
Baca Juga: Jumlah Syahid di Jalur Gaza Capai 44.056 Jiwa, 104.268 Luka
Para pengunjuk rasa di bandara Ben Gurion memegang slogan bertuliskan Diktator dalam pelarian dan Jangan kembali, sementara mobil-mobil berbendera Israel beredar di antara terminal, membuat mereka sulit diakses.
Protes serupa juga diadakan di luar bandara minggu lalu menjelang perjalanan Netanyahu ke Roma, mendorong polisi untuk menindak pengunjuk rasa dan menahan beberapa orang.
Pada Selasa parlemen Israel (Knesset) bergerak selangkah lebih dekat untuk meloloskan RUU kontroversial yang akan memungkinkan politisi membatalkan keputusan Pengadilan Tinggi dengan mayoritas sederhana, serta menunjuk hakim.
RUU tersebut membutuhkan tiga pembacaan sebelum menjadi undang-undang, dengan dua pembacaan sudah disetujui pada Rabu.
Baca Juga: Hamas Sambut Baik Surat Perintah Penangkapan ICC untuk Netanyahu dan Gallant
Sementara itu, Surat kabar Israel Haaretz melaporkan pada Rabu, Netanyahu akan mempersingkat perjalanannya ke Berlin, menyusul kritik dari pejabat tinggi keamanan karena insiden keamanan rahasia awal pekan ini.
Netanyahu dijadwalkan bertemu dengan Kanselir Jerman Olaf Scholz dan Presiden Frank-Walter Steinmeier, yang berada di bawah tekanan untuk mengutuk perombakan peradilan yang direncanakan pemerintahnya. Ia juga akan mengunjungi Inggris akhir bulan ini. (T/Hju/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Iran: Veto AS di DK PBB “Izin” bagi Israel Lanjutkan Pembantaian