Pengunjuk Rasa Paris Sebut Netanyahu Penjahat

Warga Perancis di menolak kedatangan Perdana Menteri Israel yang mereka sebut penjahat, penyiksa, teroris dan lainnya. (Foto: AP/Michel Euler)

Paris, MINA – Pengunjuk rasa di ibu kota Perancis mengkritik Presiden karena telah mengundang Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu ke Paris yang mereka sebut penjahat dan penyiksa.

Presiden asosiasi EuroPalestine Olivia Zemor mengatakan hari Sabtu (15/7) bahwa “menggelar karpet merah” untuk seseorang yang melanggar konvensi internasional tidak mengirimkan sinyal yang benar, tapi “memalukan”.

“Kami memprotes undangan Emmanuel Macron kepada Netanyahu dan penggelaran karpet merah kepada seorang penjahat, seorang penyiksa – penyiksaan terhadap pria dan anak-anak – pencuri tanah, kepada seseorang yang tidak menghormati hukum internasional dan Hak asasi manusia, yang memalukan, “katanya. Demikian Al Jazeera memberitakan yang dikutip MINA.

“Saya berharap, Perancis dalam beberapa tahun ke depan atau bahkan puluhan tahun, akan memilih keadilan dan akan berpihak pada masyarakat yang tertindas karena itulah yang terjadi pada rakyat Perancis,” kata Yassine Blicqy, pengunjuk rasa (19 tahun) dari Valenciennes.

Macron mengundang Netanyahu untuk ambil bagian dalam sebuah peringatan pada hari Ahad tentang deportasi massal orang Yahudi Perancis ke kamp-kamp Nazi 75 tahun yang lalu.

Acara ini memperingati salah satu momen paling memalukan kolaborasi Perancis dengan Nazi.

Tanggal 16-17 Juli 1942, polisi Perancis mengumpulkan sekitar 13.000 orang Yahudi, termasuk sekitar 4.000 anak-anak, di sekitar Paris, kemudian menggiring mereka ke stadion bersepeda Vel d’Hiv sebelum mereka dikirim ke kamp-kamp.

Kurang dari 100 orang yang selamat. (T/RI-1/RS1)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.