Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

DEMONSTRAN TURKI SERBU KEDUTAAN ISRAEL DI ISTANBUL

kurnia - Sabtu, 1 November 2014 - 23:17 WIB

Sabtu, 1 November 2014 - 23:17 WIB

670 Views ㅤ

Istanbul-1024x735
Aksi Protes di Konsultan Israel di Istanbul (Foto : MEMO)
Istanbul-1024x735

Aksi Protes di kedubes Israel di Istanbul (Foto : MEMO)

Istanbul, 8 Muharram 1436/1 November 2014 (MINA) – Para pengunjuk rasa berbaris di luar gedung kedutaan Israel di Istanbul, Turki. Jumat, untuk memprotes keputusan Israel atas penutupan Masjid Al-Aqsha.

Para pengunjuk rasa membawa spanduk berbunyi  “hidup adalah keyakinan dan jihad,” seperti dilaporkan Middle East Monitor (MEMO) diberitakan Miraj Islamic News Agency (MINA), Sabtu.

Yel-yel yang mereka teriakkan antara lain “Jihad adalah mati syahid”, “kutukan pada Israel”, “Al-Aqsha akan bebas, bahkan jika darah kita mengalir seperti sungai”, “salam gerakan perlawanan”, dan “seribu hormat dari Istanbul ke Yerusalem “.

Acara tersebut diselenggarakan oleh Asosiasi Pemuda Anatolia, dimulai dengan pembacaan Al-Qur’an, diikuti oleh lagu kebangsaan dan lagu-lagu jihad, kemudian pidato oleh kelompok Istanbul Cabang Presiden Ali Ugur Bulut.

Baca Juga: ICC Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu dan Gallant

Koordinator lapangan, Ali Ugur Bulut mengatakan, Al-Aqsha merupakan kota suci ketiga umat Islam. Dia menambahkan, “Israel terus menumpahkan darah orang-orang Palestina di Al-Aqsha.”

Bulut mencatat, Israel telah mencegah jama’ah Palestina untuk melaksanakan shalat di Masjid Al-Aqsha selama tiga pekan terakhir.

Israel melakukan tindakan kejahatan sementara para pemimpin dunia Islam tetap tenang dan diam-diam, tetap puas dengan pernyataan kecaman yang dikeluarkan. Kita harus membangun persatuan Islam untuk menghadapi Israel. ” (T/P002/R03)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Baca Juga: Turkiye Tolak Wilayah Udaranya Dilalui Pesawat Presiden Israel

 

 

Baca Juga: Setelah 40 Tahun Dipenjara Prancis, Revolusioner Lebanon Akan Bebas

Rekomendasi untuk Anda