Venezuela, 22 Ramadhan 1428/17 Juni 2017 (MINA) – Dua pengunjuk rasa, keduanya berusia 20 tahun, meninggal pada Kamis (15/6) selama demonstrasi antipemerintah di beberapa wilayah terpisah di Venezuela.
Hal itu membuat total korban tewas dalam lebih dari dua bulan demonstrasi menjadi 72 orang, kata beberapa pejabat seperti dikutip World Bulletin.
Insiden terjadi ketika sekelompok mahasiswa diserang oleh pendukung pemerintah bersepeda motor “yang melepaskan 40 tembakan secara acak,” kata presiden dewan lokal Walter Chacon.
Secara terpisah, Kementerian Publik mengatakan sedang menyelidiki kematian Luis Vera di kota barat laut Maracaibo, yang berada dalam sebuah demonstrasi saat dia ditembak.
Baca Juga: DPR AS Keluarkan RUU yang Mengancam Organisasi Pro-Palestina
Seorang pelaku, pria bersenjata berusia 37 tahun, tertangkap dan akan dibawa ke pengadilan untuk persidangan awal.
Aksi protes yang berlangsung hampir setiap hari menentang Presiden Nicolas Maduro dimulai pada 1 April. Para demonstran menuntut Maduro mengundurkan diri dan menggelar pemilu baru.
Aksi demonstrasi sering berujung pada kekerasan dengan lebih dari 1.000 orang terluka sejauh ini, kata jaksa, dan lebih dari 3.000 ditangkap, menurut lembga nonpemerintah Forum Penal.
Pengunjuk rasa menyalahkan Maduro atas krisis ekonomi yang menyebabkan kekurangan pasokan makanan, obat-obatan, dan barang-barang dasar lainnya, serta tingkat kejahatan yang melonjak.
Baca Juga: Lima Paramedis Tewas oleh Serangan Israel di Lebanon Selatan
Sebaliknya Maduro menyatakan krisis yang mendera Venezuela merupakan sebuah konspirasi yang didukung Amerika Serikat.
Dia telah meluncurkan langkah-langkah membentuk sebuah majelis terpilih untuk mereformasi konstitusi dalam menanggapi tuntutan demonstrasi.
Namun lawan-lawan Maduro mengatakan upaya-upaya yang ia ambil merupakan cara untuk tetap mempertahankan kekuasaan. (R11/P1)
Miraj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Joe Biden Marah, AS Tolak Surat Penangkapan Netanyahu