Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Peningkatan Akses Teknologi Terjangkau Didorong untuk Kemajuan Pendidikan Indonesia

Rana Setiawan - Sabtu, 24 November 2018 - 22:21 WIB

Sabtu, 24 November 2018 - 22:21 WIB

6 Views

(ki-ka) Paul Soegianto, Novita Angie, Wilita Putrinda, Rizky Muhammad, Sulasmo Sudharno.(Foto: Istimewa)

Jakarta, MINA – Dalam rangka menyambut Hari Guru Nasional, Endless Indonesia, penyedia solusi teknologi informasi dan komunikasi, bekerja sama dengan Ikatan Guru Indonesia (IGI), menggelar Diskusi Sesi BERBAGI (Bersama Bahas Pendidikan Bagi Negeri) dengan topik “Integrasi Teknologi untuk pendidikan/">Kemajuan Pendidikan” di Jakarta, Sabtu (24/11).

Pesatnya perkembangan teknologi telah memberikan dampak positif bagi pendidikan Indonesia. Lewat kehadiran teknologi, proses belajar mengajar dapat berlangsung di manapun dan kapan pun melalui komputer, laptop atau gawai lain.

Namun, ketersediaan, akses, dan penguasaan teknologi – bukan hanya yang sifatnya perangkat keras namun juga piranti lunak – masih menjadi pekerjaan rumah prioritas, utamanya di daerah terdepan, terluar dan tertinggal Indonesia.

Danang Hidayatullah, Pengurus dan Direktur School To School Training (STST) IGI DKI Jakarta menjelaskan, ada tiga tantangan terbesar bagi dunia pendidikan khususnya bagi guru Indonesia di era pendidikan 4.0 ini, yaitu inovasi, adaptasi, dan budaya.

Baca Juga: Program 100 Hari Kerja, Menteri Abdul Mu’ti Prioritaskan Kenaikan Gaji, Kesejahteraan Guru

Pemanfaatan teknologi untuk kegiatan belajar mengajar yang terintegrasi dengan Science, Technology, Engineering, Arts, Mathematics (STEAM) saat ini semakin dibutuhkan. Dalam kurun waktu tiga tahun terakhir, IGI telah memberikan pelatihan pembelajaran digital berbasis teknologi kepada lebih dari satu juta guru di Indonesia.

“Kendala yang dihadapi oleh para pelatih IGI antara lain koneksi internet yang belum optimal, khususnya di luar Pulau Jawa. Inilah tantangan besar yang harus disikapi,” ujarnya.

Berkaca pada hal tersebut, Paul Soegianto, Country Manager Endless Indonesia, mengatakan bahwa teknologi sebagai sarana penunjang untuk pendidikan harus dapat diakses oleh semua kalangan masyarakat.

“Teknologi edukasi tidak boleh eksklusif hanya untuk kalangan tertentu. Untuk itu, kita memerlukan perangkat teknologi edukasi yang efisien, efektif, terjangkau, serta dapat bekerja tanpa infrastruktur internet, terutama untuk wilayah-wilayah, di mana infrastruktur internet masih sangat terbatas,” katanya.

Baca Juga: Delegasi Indonesia Raih Peringkat III MTQ Internasional di Malaysia

Paul menambahkan, Endless memberikan solusi yang tepat untuk tantangan tersebut. Sebagai komputer edukasi, Endless mempunyai solusi semua dalam satu yang tidak hanya mempunyai sistem operasi yang mudah digunakan, ringkas dan tidak memerlukan komputer mahal, tetapi juga mempunyai aplikasi untuk belajar dan bekerja, seperti aplikasi office, ensiklopedia offline, buku teks, video, hingga games edukasi untuk pembelajaran coding.

“Di luar kebutuhan bagi peningkatan infrastruktur, kolaborasi pemerintah dan swasta dengan para pegiat dan komunitas pendidikan untuk menyediakan konten yang bermanfaat melalui medium teknologi, menjadi kunci penting bagi peningkatan kualitas pendidikan Indonesia,” ujarnya.

Sementara Pengurus Pusat dan Dewan Pengarah Lembaga Penjaminan Mutu Pelatihan IGI Herwin Hamid, peningkatan kualitas hidup saat ini harus didukung melalui teknologi, namun literasi digital bukan hanya tugas guru tetapi orangtua juga turut terlibat.

“Untuk itu, mari kita semua jaga semangat berkarya, dan fokus pada perbaikan sistem pendidikan di Indonesia,” imbuhnya.

Baca Juga: Matahari Tepat di Katulistiwa 22 September

Diskusi santai dan interaktif ini menghadirkan tiga narasumber dari tiga komunitas pendidikan berbasis teknologi, yaitu Wilita Putrinda (Inibudi.org), Rizky Muhammad (Youth Manual), dan Sulasmo Sudharno (Aksaramaya), serta dipandu oleh moderator Novita Angie.

Digitalisasi Pendidikan

Sulasmo Sudharno, CEO Aksaramaya menyatakan, perubahan teknologi adalah absolut, perubahan cepat terjadi, dan keingintahuan masyarakat pun bertambah. Konsep pengembangan sistem berpindah ke teknologi.

“Awalnya konten didigitalkan lalu penerbit dan penulis protes. Saat ini sudah bertransformasi dengan mengedukasi para penerbit dan penulis untuk membuat buku digital. Hal tersebut dinilai menarik dan mudah untuk dilakukan untuk pendidikan/">kemajuan pendidikan di Indonesia,” imbuhnya.

Baca Juga: Roma Sitio Raih Gelar Doktor dari Riset Jeruk Nipis

Wilita Wilita Putrinda, penggagas Inibudi.org mengatakan, pendidikan harus ada diferensiasi agar dapat melihat karakteristik dan minat anak/murid kita.

Menurutnya, tenaga pendukung seperti guru saat ini juga diperlukan sharing pengalaman yang istimewa agar lebih menarik dan memotivasi. Sehingga sensasi pembelajaran bisa lebih beragam dan tentunya akan menyenangkan anak murid kita.

Rizky Muhammad penggagas Youthmanual.com mengatakan, berkelanjutan dengan gaya belajar merupakan hal yang harus dilakukan agar bisa mengeksplorasi career path anak murid kita saat ini. Inti kami sebagai pegiat pendidikan adalah asesmen.

“Dengan begitu, seorang anak bisa melakukan perencanaan berdasarkan aspirasi mereka, menyiapkan apa saja langkah-langkah yang mereka lakukan, sehingga mereka sendiri dapat mengetahui minat dan kemampuan yang perlu di improve,” ujarnya.(L/R01/P2)

Baca Juga: Universitas Lampung Sepakati MoU dengan Chosun University of Korea

Mi’raj News Agency (MINA)

Rekomendasi untuk Anda

MINA Preneur
MINA Millenia
Kolom