Makkah, 24 Ramadhan 1434/1 Agustus 2013 (MINA) – Seorang sersan penjaga batu Hajar Aswad, mengaku sangat bangga dan senang dengan tugasnya di Masjidil Haram, Makkah.
Sersan Hamad Al-Sharif’s mengatakan bahwa tugas itu membuatnya dekat dengan Rumah Allah, Saudi Gazette melaporkan yang dikutip Kantor Berita Islam MINA (Mi’raj News Agency), Kamis (1/8).
Al-Sharif bertugas berjaga-jaga di samping Hajar Aswad, Batu Hitam di Ka’bah Suci, untuk mengkoordinasikan ribuan jamaah yang ingin menyentuh batu itu.
Al-Sharif, yang telah menjaga Batu Hitam selama 30 tahun, menegaskan bahwa ia tidak ingin meninggalkan pekerjaannya. Ia mengatakan emosi para peziarah yang menyentuh dan mencium batu sangat mengharukan.
Baca Juga: KBRI Damaskus Evakuasi 37 WNI dari Suriah
Hal yang paling berharga, katanya, adalah doa tulus dari seorang peziarah kepada saya yang membantu mereka menyentuh Batu Hitam.
Kepala Pasukan Keamanan Masjidil Haram Mayjen Yahya Al-Zahrani mengatakan bahwa tugas penjaga Batu Hitam adalah untuk mengkoordinasikan mereka yang ingin menyentuh atau mencium batu.
Penjaga harus mencegah siapa saja yang sudah menyentuh batu datang untuk mnyentuh kembali, untuk memberikan kesempatan kepada banyak peziarah lainnya untuk dapat mendekat.
“Ada sejumlah petugas yang bergiliran menjaga Batu Hitam,” kata Al-Zahrani.
Baca Juga: Jejak Masjid Umayyah di Damaskus Tempat al-Jawlani Sampaikan Pidato Kemenangan
Batu Hitam
Batu Hitam (Hajar Aswad) merupakan hal terpenting di bagian timur Ka’bah, di tengah Masjidil Haram. Batu ini dihormati oleh umat Islam sebagai peninggalan Islam yang menurut tradisi Islam adalah awal dari masa Adam dan Hawa.
Hajar Aswad sangat dihormati di Ka’bah di masa berhala pra-Islam. Batu ini diletakkan utuh ke dinding oleh Nabi Muhammad SAW pada tahun 605 Masehi, lima tahun sebelum wahyu pertama turun.
Semenjak itu telah dipecah menjadi beberapa fragmen dan sekarang disemen ke dalam bingkai perak di sisi Ka’bah. Penampilan fisik adalah batu gelap terfragmentasi, dipoles halus oleh tangan jutaan peziarah.
Baca Juga: Pemerintahan Transisi Suriah Dipercayakan kepada Mohamed Al-Bashir
Riwayat Islam menyatakan bahwa batu itu jatuh dari surga untuk menunjukkan Adam dan Hawa di mana mereka harus membangun sebuah altar. Meskipun telah sering digambarkan sebagai batu meteorit, namun hipotesis ini tidak kuat.
Peziarah Muslim mengelilingi Ka’bah sebagai bagian dari Tawaf ibadah haji. Banyak dari mereka mencoba, jika mungkin, untuk berhenti dan mencium Hajar Aswad, meniru ciuman yang dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW. Jika mereka tidak dapat mencapai itu, mereka menunjuk. (T/P09/R2).
Mi’raj News Agency (MINA).
Baca Juga: Tank-Tank Israel Sudah Sampai Pinggiran Damaskus
Baca Juga: PBB: 16 Juta Orang di Suriah Butuh Bantuan