Pentagon: Aksi Bakar Diri Penerbang AS di Depan Kedutaan Besar Israel Tragis

Juru Bicara Pentagon, Mayjen Patrick Ryder saat memberikan keterangan kepada wartawan, Selasa, (27/2). (Photo: Anadolu Agency)

Washington, MINA – Aksi bakar diri mematikan yang dilakukan seorang penerbang di depan Kedutaan Besar di Washington pada akhir pekan lalu adalah “sangat tragis,” kata Pentagon, Senin (26/2).

“Kami menyampaikan belasungkawa  kepada keluarga penerbang tersebut,” kata kepada wartawan sebagaimana dikutip dari Anadolu Agency, Selasa, (27/2).

Aaron Bushnell, 25, seorang anggota aktif Angkatan Udara AS, membakar dirinya sendiri di depan misi diplomatik Israel pada Ahad sore sebagai protes atas perang yang sedang berlangsung di Jalur Gaza yang terkepung, dan dukungan AS terhadap serangan tersebut. Dia dibawa ke rumah sakit tetapi meninggal.

“Saya tidak akan lagi terlibat dalam genosida. Saya akan melakukan aksi protes ekstrem, namun jika dibandingkan dengan apa yang dialami rakyat di tangan penjajah, aksi tersebut tidak ekstrem sama sekali. Inilah yang diputuskan oleh kelas penguasa sebagai hal yang normal,” kata Bushnell dalam rekaman video yang mencatat protes fatal tersebut.

Baca Juga:  Fakta Kebusukan Protokol Zionis Israel

Bushnell berulang kali terdengar berteriak “Bebaskan Palestina!” saat api menelannya sebelum dia jatuh ke tanah.

Menteri Pertahanan Lloyd Austin “mengikuti situasi ini,” kata Ryder. Rincian tambahan diperkirakan akan diberikan oleh Angkatan Udara 24 jam setelah keluarga Bushnell diberitahu.

Bushnell adalah orang kedua di AS yang melakukan aksi bakar diri sebagai protes terhadap perang di Gaza. Desember lalu, seseorang membakar dirinya sendiri di luar Konsulat Israel di Atlanta, Georgia sebagai protes.

Israel telah melancarkan serangan mematikan di Jalur Gaza sejak serangan lintas batas oleh Hamas pada 7 Oktober, menewaskan lebih dari 29.690 orang dan menyebabkan kehancuran massal dan kekurangan bahan-bahan kebutuhan pokok. Hampir 1.200 warga Israel diyakini tewas dalam serangan yang dipimpin Hamas.

Baca Juga:  Kongo Masih Berjuang Bendung Wabah Cacar Monyet

Perang Israel di Gaza telah menyebabkan 85% penduduk wilayah tersebut mengungsi di tengah kekurangan makanan, air bersih, dan obat-obatan, sementara 60% infrastruktur di wilayah tersebut telah rusak atau hancur, menurut PBB.

Israel dituduh melakukan genosida di Mahkamah Internasional. Keputusan sementara pada bulan Januari memerintahkan Tel Aviv untuk menghentikan tindakan genosida dan mengambil tindakan untuk menjamin bahwa bantuan kemanusiaan diberikan kepada warga sipil di Gaza.

Namun, permusuhan terus berlanjut dan pengiriman bantuan masih belum cukup untuk mengatasi bencana kemanusiaan tersebut. (T/B03/P1)

Mi’raj News Agency (MINA)

Wartawan: hadist

Editor: Ismet Rauf

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.