Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pentagon Peringatkan Assad untuk Tidak Serang Pasukan Kurdi

Zaenal Muttaqin - Jumat, 1 Juni 2018 - 15:13 WIB

Jumat, 1 Juni 2018 - 15:13 WIB

2 Views

Damaskus, MINA – Pentagon pada hari Kamis (31/5) memperingatkan Presiden Suriah Bashar al-Assad untuk tidak melakukan serangan terhadap pasukan pimpinan Kurdi dukungan Amerika Serikat (AS) yang mengendalikan timur laut negara itu.

“Setiap pihak yang berkepentingan di Suriah harus memahami bahwa menyerang Pasukan AS atau mitra koalisi kami akan menjadi kebijakan yang buruk,” kata Letnan Jenderal Kenneth McKenzie, direktur staf gabungan, dalam konferensi pers.

Al Arabiya melaporkan, pernyataan Pentagon (Kementerian Pertahanan AS) tersebut datang setelah Assad mengatakan kepada reporter media Rusia, bahwa dia tidak akan ragu menggunakan kekuatan untuk merebut kembali ketiga wilayah yang  dikuasai  oleh Pasukan Demokrat Suriah (SDF).

“Satu-satunya masalah yang tersisa di Suriah adalah SDF,” katanya kepada reporter itu dan menambahkan bahwa dia melihat “dua opsi.”

Baca Juga: Lima Paramedis Tewas oleh Serangan Israel di Lebanon Selatan

“Yang pertama: kami mulai sekarang membuka pintu untuk negosiasi. Karena mayoritas dari mereka adalah orang Suriah, seharusnya mereka menyukai negara mereka, mereka tidak suka menjadi boneka  orang asing,” kata Assad dalam bahasa Inggris.

“Kami memiliki satu pilihan, untuk hidup bersama satu sama lain sebagai warga Suriah. Jika tidak, kami akan melakukan … untuk membebaskan daerah-daerah itu dengan kekerasan”.

Juru bicara Pentagon Dana White kemudian mengklarifikasi bahwa AS tidak ingin terlibat dalam perang sipil Suriah dan akan menawarkan perlindungan hanya di daerah-daerah di mana SDF memerangi kelompok ISIS.

SDF yang didominasi oleh milisi pemerintahan  otonomi Kurdi yang memproklamirkan diri sebagai negara merdeka, mendapat dukungan udara dari koalisi pimpinan AS menghadapi ISIS dan dukungan dari pasukan khusus AS serta Perancis di lapangan.

Baca Juga: Militer Israel Akui Kekurangan Tentara dan Kewalahan Hadapi Gaza  

SDF di satu fihak dan pasukan Suriah yang didukung Rusia di lain fihak, sama-sama terlibat dalam operasi terpisah melawan ISIS di Suriah Timur, menciptakan situasi yang sangat tidak stabil, di mana mekanisme de-confliction telah diuji beberapa kali.

SDF telah bentrok dengan tentara Pemerintah Suriah, dan koalisi telah membom pasukan Pemerintah Suriah serta sekutu mereka pada berbagai kesempatan.

Semenetara itu, seorang juru bicara Pasukan Demokrasi Suriah (SDF) yang didukung AS, menanggapi komentar sebelumnya oleh Presiden Assad mengatakan, bahwa solusi militer “bukanlah solusi yang dapat mengarah pada hasil apa pun”.

“Setiap solusi militer, sejauh menyangkut SDF, akan menyebabkan lebih banyak kerugian dan kehancuran serta kesulitan bagi rakyat Suriah,” kata jurubicara Kino Gabriel dalam pesan suara kepada media.

Baca Juga: Netanyahu Akan Tetap Serang Lebanon Meski Ada Gencatan Senjata

Assad mengatakan dalam wawancara yang disiarkan pada hari Kamis,  akan memulihkan daerah utara dan timur Suriah yang dikendalikan oleh SDF, baik melalui negosiasi atau paksaan. (T/B05/P1)

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Agresi Israel Hantam Pusat Ibu Kota Lebanon

Rekomendasi untuk Anda

Internasional
Amerika
Amerika
Amerika
Presiden Prabowo Subianto secara resmi memulai kunjungan kerja luar negeri perdananya, Jumat (08/11/2024), dengan mengunjungi sejumlah negara untuk melakukan pertemuan bilateral dan multilateral. (Foto: BPMI Setpres)
Asia
Dunia Islam