Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Penting Sistem Iptek dan Inovasi untuk Respon Revolusi Industri 4.0

Hasanatun Aliyah - Kamis, 30 Agustus 2018 - 11:11 WIB

Kamis, 30 Agustus 2018 - 11:11 WIB

0 Views

Jakarta, MINA – Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional / Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas), Bambang Bodjonegoro mengatakan pentingnya sistem nasional ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek) dan inovasi untuk merespon revolusi industri 4.0.

“Pemerintah Indonesia merespon revolusi industri 4.0 secara baik melalui beberapa kebijakan yang berfokus pada peningkatan daya saing bangsa di tengah persaingan global, dengan meningkatkan peran iptek, Indonesia akan memacu produktivitas dan secara langsung akan berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi nasional,” katanya saat membuka seminar nasional bertema “Pembangunan Iptek untuk Kemajuan Bangsa,” di Gedung Bappenas, Jakarta Pusat, Kamis (30/8).

Menurutnya, percepatan pembangunan ekonomi berbasis inovasi merupakan salah satu tahapan dalam pencapaian visi Indonesia 2045.

“Pada Skenario Pertumbuhan Ekonomi Tinggi (skenario optimistis), Indonesia diharapkan mampu keluar dari middle income trap dan menjadi negara berpendapatan tinggi pada 2036. Selanjutnya, Indonesia diproyeksikan menjadi negara dengan Produk Domestik Bruto (PDB) terbesar ketujuh pada 2045. Untuk mencapai target tersebut, Indonesia harus tumbuh rata-rata 5,7 persen per-tahun,” ujarnya.

Baca Juga: Wapres Hadiri Tasyakuran Milad ke-49 MUI

Hal ini tentu saja hanya akan terjadi apabila penguatan struktur ekonomi dan
percepatan pertumbuhan berbasis inovasi telah dilakukan. Peranan iptek dan inovasi pada setiap tahapan pertumbuhan ekonomi nasional dibedakan sesuai fokus pembangunan pada periode yang bersangkutan.

“Pada tahap pertama yaitu 2016-2025, iptek dan inovasi difokuskan untuk proses perubahan struktur ekonomi ke arah yang lebih produktif. Pada tahap kedua yaitu tahun 2025-2035, iptek dan inovasi dimanfaatkan sebagai penghela industri manufaktur melalui penciptaan produk-produk ekspor bernilai tambah tinggi. Terakhir, pada 2036-2045, iptek dan inovasi akan berperan untuk mendukung pertumbuhan yang berkelanjutan,” paparnya.

Pada seminar ini dibagi menjadi dua sesi diskusi panel yang diawali dengan pidato kunci oleh Menteri PPN/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro, Ketua Panitia Khusus (Pansus) Rancangan Undang-Undang Sistem Nasional Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (RUU Siknas Iptek) Daryatmo Mardiyanto, dan Direktur Jenderal Perguruan Tinggi bidang Penguatan Riset dan Pengembangan Kemristekdikti Muhammad Dimyati.

Acara ini juga dihadiri sekitar 300 peserta dari berbagai kalangan, meliputi perwakilan dari kementerian/lembaga, pemerintah daerah, akademisi, pengusaha, serta masyarakat penggiat dan pemerhati bidang Iptek. (L/R10/P1)

Baca Juga: Menuju Pertanian Modern, Petani Brebes Lakukan Program Kemudi

Mi’raj News Agency (MINA)

Rekomendasi untuk Anda

Indonesia
Indonesia
Indonesia
Pendidikan dan IPTEK
Kolom