Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pentingnya Pendidikan Karakter Bagi Generasi Muda

Risma Tri Utami - Ahad, 20 November 2016 - 16:08 WIB

Ahad, 20 November 2016 - 16:08 WIB

799 Views ㅤ

Jakarta, 19 Shafar 1438/19 November 2016 (MINA) – American Field Service (AFS) dan Bina Antarbudaya memandang pentingnya pendidikan karakter dan pemahaman antar budaya bagi masyarakat, khususnya generasi muda dalam menyikapi tantangan sosial yang semakin kompleks di Indonesia.

Dalam rangka puncak perayaan 60 tahun program pertukaran pelajar AFS di Indonesia dan 31 tahun berdirinya Bina Antarbudaya, sebuah Intercultural Seminar diselenggarakan dengan tema Indonesian Education for Prosperity and Peace, di Kantor Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta, Sabtu (19/11).

Hadir sebagai pembicara kunci, Arief Rachman Ketua Harian Komisi Nasional Indonesia untuk UNESCO, dan Melissa Liles Chief Education Officer AFS Internasional.

“Peningkatan mutu dan kualitas pendidikan karakter sangat penting dilakukan sebagai bekal bagi generasi muda agar lebih siap menghadapi tantangan yang akan datang di masa depan kelak. Semakin terintegrasinya dunia saat ini menuntut masyarakat Indonesia untuk mempu secara cepat dan tepat beradaptasi dengan latar belakang budaya, dengan kata lain memiliki kecerdasan budaya,” jelas Arief Rachman.

Baca Juga: Wamenag Sampaikan Komitmen Tingkatkan Kesejahteraan Guru dan Perbaiki Infrastruktur Pendidikan 

Salah satu visi AFS dan Bina Antarbudaya adalah untuk membangun generasi myda menjadi pemimpin masa depan yang mengangkat harkat, martabat, serta kesejahteraan manusia dan bangsa Indonesia.

“Melalui seminar interkultural ini, AFS dan bina Antarbudaya berharap dapat meningkatkan pemahaman masyarakat akan pentingnya pendidikan karakter di Indonesia, serta dapat memberikan kontribusi nyata bagi bangsa berupa rekomendasi tentang pembentukan karakter yang sejalan dengan kampuan keberagaman dan pemahaman antar budaya,” imbuh Nina Nasution, Direktur Eksekutif Bina Antarbudaya.

Peserta seminar terdiri dari akademisi, guru, kepala sekolah, praktisi dan pakar pendidikan, institusi riset, perwakilan pemerintah, mitra korporasi, serta masyarakat pemerhati pendidikan. (L/ima/P2)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Baca Juga: Hari Guru, Kemenag Upayakan Sertifikasi Guru Tuntas dalam Dua Tahun

Rekomendasi untuk Anda

Kolom
MINA Preneur
MINA Millenia