Oleh: Lutfi Shohifah S, Mahasiswi Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI) , Fakultas Tarbiyah, Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah (STIT) Darul Ulum, Sarolangun, Jambi
Booming tutorial. Berganti zaman berganti gaya, berganti pula pemahaman yang ada. Entah dari tahun berapa dan dari mana asalnya, booming tutorial mulai mendunia. Penyebarannya seperti ombak di laut, bergerak tenang dan searah namun menyeluruh. Dilihat dari semakin banyaknya video tutorial yang berjamuran di youtube sampai yang hanya sebatas gambar-gambar tutorial yang ikutan nangkring di google, ini membuktikan demam tutorial sudah menyebar ke seantero dunia.
Demam tutorial yang melanda kalangan muslimat terutama pemudinya memang cukup sukses. Ya, tidak lain yaitu tutorial hijab. Sayangnya, tutorial hijab yang banyak tidak syar’i ini justru mampu menghipnotis kalangan awam hijab syar’i belakangan ini. Mulai dari yang sederhana, mewah, rumit atau sampai yang terkesan tak bisa dinalar pun mulai jadi pemandangan umum.
Jelas saja untuk mengikuti perkembangan yang satu ini membutuhkan lebih banyak waktu dalam prosesnya. Belum lagi muslimat yang aktif di luar rumah, mau tidak mau meluangkan waktu untuk belajar adalah hal wajib yang harus dilakukan demi mengikuti trend mode yang ada.
Baca Juga: Muslimat Pilar Perubahan Sosial di Era Kini
Belajar turorial hijab memang tak membutuhkan waktu tahunan. Dalam hitungan jam bahkan menit juga bisa dilakukan. Tapi, apakah belajar yang satu ini benar adanya? Dianjurkankah atau disyari’atkankah? Pada dasarnya tidak keduanya. Jenis belajar yang satu ini bukan termasuk yang dianjurkan apalagi yang disyari’atkan. Jenis belajar yang satu ini boleh jadi dimakruhkan jika niatnya salah.
Seorang Muslimah tidak dibenarkan keluar rumah dengan dandanan yang menggoda. Bukan hanya Muslimah, ini juga berlaku untuk semua perempuan apatah lagi Muslimah.
Menggoda di sini bisa dikategorikan dalam lingkup “positif” yaitu tampil cantik dan menarik. Kaum hawa yang memang menjadi sumber terbesar fitnah bagi kaum adam harus benar-benar berhati-hati dalam merenungi salah satu pesan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam ini. Jika dengan sengaja keluar rumah dengan tampilan cantik dan menarik dengan hijab modisnya, bisa jadi termasuk dalam jajaran sumber fitnah terbesar tersebut. Na’udzubillah.
Menghindari dan menyikapi waktu yang terbuang percuma ada baiknya dialihkan pada hal yang lebih bermanfaat. Pengalihan yang masih sekoridor dengan hijab tutorial ialah cooking tutorial. Sesuai namanya, benar saja ini berkaitan dengan belajar memasak.
Baca Juga: Tujuh Peran Muslimah dalam Membela Palestina
Daripada seorang Muslimah sibuk dengan mengikuti trend mode hijab yang tidak ada hentinya mengingat perkembangan yang terus maju. Tentu mode yang tak syar’i. Lebih baik muslimat membekali dirinya dengan mengikuti dan berlatih dengan mencoba cooking tutorial. Alasannya, karena seorang Muslimah memang dipersiapkan untuk menjadi isteri yang harus siap tinggal di rumah. Berbakti pada suami juga mengasihi anak-anaknya.
Memberikan yang terbaik dan menyajikan masakan terbaik bagi keluarga harusnya lebih bisa memotivasinya dalam belajar memasak. Ini dia yang nantinya akan dilirik lebih banyak dan lebih dibanggakan keluarga ketimbang hanya sekadar pintar dan modis dalam berdandan dengan hijabnya.
Boleh jadi ini menjadi bekal tersendiri juga nilai plus bagi seorang muslimat. Apalagi bagi kalangan perempuan yang belum menikah. Mengumpulkan bekal berupa keahlian masak tentunya menjadi momen tersendiri. Bisa menjadi bentuk ikhtiar juga untuk mempersiapkan diri menjemput jodohnya. Karena tidak bisa dipungkiri dalam beberapa kasus sebelum melangkah ke pernikahan seorang laki-laki akan lebih banyak melirik perempuan yang pandai memasak daripada yang pandai berdandan di luar rumah.
Benarkah seorang perempuan itu wajib bisa masak? Dikatakan wajib juga tidak. Menurut Abdul ‘Abbas Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah tentang pendapat apakah wajib atau tidaknya suatu pekerjaan rumah tangga (termasuk di dalamnya masak) dilihat dari urf (kebiasaan masyarakatnya).
Baca Juga: Muslimah dan Masjidil Aqsa, Sebuah Panggilan untuk Solidaritas
Dalam pandangan secara umum dan merata memang mestinya seorang perempuan harus bisa masak karena perempuan yang bisa memasak tentunya sekali lagi dikatakan memiliki nilai plus daripada yang tidak bisa masak.
Secara tidak langsung ia sedang berusaha menjadi calon isteri (bagi yang belum menikah) atau pun menjadi isteri terbaik bagi suaminy. Ini karena dengan keahlian memasak berarti ia sudah berusaha menyenangkan hati calon suaminya kelak. Perempuan jenis ini termasuk dalam hadits berikut.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, dia berkata,
قِيلَ لِرَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَيُّ النِّسَاءِ خَيْرٌ قَالَ الَّتِي تَسُرُّهُ إِذَا نَظَرَ وَتُطِيعُهُ إِذَا أَمَرَ وَلَا تُخَالِفُهُ فِي نَفْسِهَا وَمَالِهَا بِمَا يَكْرَهُ
Baca Juga: Penting untuk Muslimah, Hindari Tasyabbuh
Artinya: Pernah ditanyakan kepada Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, “Siapakah wanita yang paling baik?” Jawab beliau, “Yaitu yang paling menyenangkan jika dilihat suaminya, mentaati suami jika diperintah, dan tidak menyelisihi suami pada diri dan hartanya sehingga membuat suami benci” (HR An-Nasa’i dan Ahmad).
Melihat hadits di atas, maka pelajaran yang bisa diambil bagi perempuan yang berusaha belajar mempersiapkan diri sekaligus bekal sebelum menikah (seperti memasak). Maka ia termasuk perempuan yang sedang belajar menjadi perempuan yang paling baik karena sudah berusaha menyenangkan hati calon suaminya kelak.
Di sinilah letak kemudahan surga bagi seorang isteri. Untuk itu, selagi masih ada kesempatan berjalan menuju surga, kenapa harus ditunda dari sekarang? Mengingat lebih banyaknya manfaat cooking tutorial, sudah sepantasnya kaum Muslimah yang belum atau masih dalam tahap belajar memasak lebih banyak melirik cooking tutorial, dibandingkan hijab tutorial (yang tidak sesuai syar’i tentunya).
Sama godaannya dengan tutorial hijab. pelatihan memasak hendaknya yang syar’i, mulai dari jenis olahan makanannya yang halal, tidak berlebihan dalam penyajian dan penampilan, serta peran tutornya yang berhijab, jika diperankan oleh Muslimah. (T/ltf/K08/P4).
Baca Juga: Peran Muslimat dalam Menjaga Kesatuan Umat
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)