Belgrade, Serbia, 6 Dzulhijjah 1437/8 September 2016 (MINA) – Warga-warga Israel yang akan menumpang pesawat terbang Serbia Air dari bandara Nikola Tesla, Belgrade, Serbia, menuju Tel Aviv, memprotes pengumuman petugas bandara yang menyebut “penerbangan ke Palestina”, bukan ke Tel Aviv atau Israel.
“Para penumpang untuk penerbangan 816 dengan tujuan penerbangan ke Palestina, silakan masuk melalui pintuk C3,” pengeras suara bandara saat itu mengumumkan.
Kantor Berita MINA (Mi’raj Islamic News Agency) dari sumber Breaking Israel News menyebutkan, insiden terjadi pada tanggal 29 Agustus, dan pemerintah Israel meminta penyelidikan resmi.
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Israel, Emanuel Nachshon mengatakan bahwa Kedutaan Besarnya di Serbia akan menangani masalah ini, dan akan membuatnya menjadi prioritas tinggi untuk ditangani.
Baca Juga: Diplomat Rusia: Assad dan Keluarga Ada di Moskow
Kedutaan Besar Israel di Serbia telah mengecam dan menggambarkan insiden itu “tidak dapat diterima”.
Saat pengumuman di bandara, yang diulang beberapa kali para penumpang berpaspor Israel, segera mendekati meja di pintu gerbang dan meminta pengumuman diperbaiki.
Mereka diberitahu oleh manajer bahwa penerbangan “adalah ke Israel, bukan Palestina.”
Penumpang Israel mengatakan kepada petugas penerbangan Serbia Air, mereka tidak akan naik pesawat itu sampai kesalahan itu diperbaiki.
Baca Juga: Penulis Inggris Penentang Holocaust Kini Kritik Genosida Israel di Gaza
“Saya mengatakan kepada manajer bahwa penerbangan itu tidak bisa dikatakan ‘ke Palestina’ dan meminta mereka mengumumkan bahwa penerbangan ‘akan Israel atau bahkan Tel Aviv,” kata penumpang itu.
Setelah terjadi perdebatan antara staf penerbangan di Serbia, mereka setuju. Seorang karyawan mengumumkan kembali tiga kali melalui pengeras suara bandara bahwa penerbangan akan Tel Aviv.
“Manajer menemui kami dan meminta maaf kepada kami beberapa kali,” kata penumpang berkebangsaan Israel. Meskipun ia kemudian tetap mengeluarkan keluhan resmi ke Kedutaan Besar Israel di Serbia.
Sumber Ynet News menambahkan, Duta Besar Israel untuk Serbia, Alona Fisher-Kamm, sudah berbicara kepada CEO Air Serbia, bahwa ia terkejut, atas laporan insiden itu.
Baca Juga: Polandia Komitmen Laksanakan Perintah Penangkapan Netanyahu
Fisher-Kamm mengatakan bahwa insiden itu belum pernah terjadi sebelumnya dan itu “tidak dapat diterima”.
Menurutnya, insiden ini aneh karena menurutnya fakta bahwa Tel Aviv adalah kota yang diakui masyarakat internasional sebagai bagian dari Israel.
“Posisi politik ini tidak mencerminkan posisi perusahaan,” tegasnya.
Saat ini penyelidikan internal menyebutkan bahwa pelaku yang telah mengumumkan itu adalah seorang staf bandara, dan bukan karyawan Serbia Air.
Baca Juga: Ratusan Ribu Warga Spanyol Protes Penanganan Banjir oleh Pemerintah
Serbia Air sendiri telah meminta pihak bandara untuk menangani dan mendisiplinkan stafnya itu.
Serbia adalah negara pecahan Yugoslavia di Eropa Timur yang dulu merupakan negara sosialis. Di awal 1960-an Yugoslavia yang dipimpin Jozef B. Tito bersama Indonesia, Mesir, Cuba dll adalah sama-sama pendiri Gerakan Non Blok yang anti penjajahan dalam segala bentuknya. (T/P4/P2)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Oxford Union Menyatakan Rezim ‘Apartheid’ Israel Lakukan Genosida