Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Penutupan Pemerintah AS Memasuki Hari Ketiga, Negosiasi Masih Buntu

Widi Kusnadi Editor : Sri Astuti - 46 detik yang lalu

46 detik yang lalu

0 Views

Presiden AS Donald Trump. (Foto: Anadolu)

Washington, MINA – Penutupan pemerintah Amerika Serikat memasuki hari ketiga pada Jumat (3/10), tanpa tanda-tanda kesepakatan antara Partai Demokrat dan Republik untuk membuka kembali layanan publik.

Dilansir Anadolu, Sabtu (4/10), Senat AS tidak akan menggelar pemungutan suara hingga Senin (6/10), sementara DPR membatalkan seluruh agenda pemungutan suara pekan depan. DPR dijadwalkan kembali bersidang pada 14 Oktober.

Pimpinan Partai Republik menegaskan, mereka tidak akan bernegosiasi dan mendesak Demokrat menerima rancangan undang-undang (RUU) jangka pendek GOP sebagai syarat pembukaan kembali pemerintah. RUU itu disebut hanya memberikan waktu tambahan untuk merumuskan paket pendanaan lebih besar.

Senator Republik John Thune menyatakan, penutupan ini terjadi karena sikap Demokrat, sementara ia menekankan bahwa kepentingan rakyat adalah memastikan pemerintah tetap beroperasi.

Baca Juga: Partai Oposisi Prancis Desak Macron Usir Duta Besar Israel

Namun, Demokrat menolak karena RUU tersebut disusun tanpa melibatkan mereka. Survei nasional terbaru menunjukkan, sebagian besar warga Amerika menyalahkan Presiden Donald Trump dan Partai Republik atas terhentinya roda pemerintahan.

Pemimpin Demokrat di Senat, Chuck Schumer, menegaskan Trump dan partainya memikul tanggung jawab penuh atas krisis anggaran ini.

Jika kebuntuan berlanjut hingga Senin (6/10), maka penutupan kali ini akan menjadi yang ke-10 terpanjang dalam sejarah Amerika Serikat.

Untuk keempat kalinya dalam beberapa pekan terakhir, Senat menolak RUU pendanaan yang diajukan kedua kubu. Setidaknya dibutuhkan 60 suara agar salah satu rancangan dapat disahkan.  []

Baca Juga: Lebih dari 300 Lembaga Budaya Belanda dan Belgia Boikot Israel

Mi’raj News Agency (MINA)

Rekomendasi untuk Anda