Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

PENUTUPAN PERBATASAN RAFAH LENGKAPI BLOKADE ISRAEL

Admin - Ahad, 4 Agustus 2013 - 20:44 WIB

Ahad, 4 Agustus 2013 - 20:44 WIB

513 Views ㅤ

Gaza City, 28 Ramadhan 1434/5 Agustus 2013 (MINA)  –  Wakil Menteri Luar Negeri Palestina di Jalur Gaza, Ghazi Hamd mengatakan, jumlah pengunjung mengalami penurunan sebesar 80 persen dari rata-rata 1700 orang per hari.

Hal itu diakibatkan karena Mesir menutup perbatasan Rafah bagi semua pengunjung kecuali pada kasus-kasus darurat.

Hamd menegaskan bahwa perbatasan Rafah yang merupakan satu-satunya jalan keluar untuk menghirup udara segar kebebasan bagi rakyat Jalur Gaza, penutupan perbatasan itu ternyata melengkapi blokade Israel atas wilayah itu menjadi “penjara terbuka terbesar di dunia”.

Dia menunjukkan bahwa ribuan warga Palestina yang terlantar di Jalur Gaza serta di bandara dan kota-kota besar di seluruh dunia karena mereka tidak bisa kembali ke negara mereka akibat tindakan yang diberlakukan oleh pemerintah sementara Mesir.

Baca Juga: Tentara Israel Mundur dari Kota Lebanon Selatan

Saat ditanya apakah ada komunikasi antara pemerintah di Gaza dan Mesir, Hamd menegaskan bahwa ia berada dalam kontak setiap harinya dalam upaya keluar masuknya pengunjung meningkat  di perbatasan Gaza-Mesir itu.

“Kita perlu melihat lebih banyak pasien yang berobat ke luar negeri dapat diizinkan untuk menyeberang ke Mesir serta mahasiswa, pengusaha dan keluarga asal Gaza,” tegas Hamd seperti dilaporkan AlRay yang dikutip Mi’raj News Agency (MINA), Senin (5/8).

Pejabat itu juga mengungkapkan, kesulitan lapangan pekerjaan yang diciptakan akibat larangan bahan bangunan yang masuk melalui Rafah, dan tantangan yang dihadapi konvoi yang mencoba untuk mengunjungi Jalur Gaza dalam memberikan solidaritas  dan bantuan bagi rakyat Gaza.

Mesir membenarkan penutupan perbatasan Rafah dengan alasan keamanan karena situasi internal di dalam negerinya masih belum stabil.

Baca Juga: PBB Adopsi Resolusi Dukung UNRWA dan Gencatan Senjata di Gaza

Hasil investigasi tim MINA (Mi’raj News Agency) di Jalur Gaza melaporkan, hampir seluruh terowongan sementara ditutup militer Mesir setelah kudeta militer terhadap Presiden Mesir terguling, Muhammad Mursi pada Rabu (3/7).

Panglima militer Mesir, Jenderal Abdul Fattah Al-Sisi, Senin (15/7), telah memberikan arahan kepada stafnya, Mayjen Taher Abdullah untuk menghancurkan terowongan yang menghubungkan Gaza dan Mesir selama beberapa hari ke depan sebelum memulai operasi keamanan di Sinai dengan menggunakan buldozer atau membanjirinya.

Tempat penyimpanan BBM yang berada di Sinai, Mesir yang terletak tidak jauh dari Gaza telah dimusnahkan sepenuhnya oleh militer Mesir. Pipa-pipa penyaluran bahan bakar yang berada di dalam terowongan pun tak luput dari ‘operasi keamanan’ yang dilakukan militer Mesir.

“Rakyat Gaza menderita akibat apa yang kini terjadi di Mesir,” ungkap Hamd.

Baca Juga: Menhan Israel: Ada Peluang Kesepakatan Baru Tahanan Israel

Dia menegaskan kesiapan pemerintah Palestina di Gaza dalam pimpinan Hamas untuk bekerja dengan pihak berwenang Mesir menutup terowongan di bawah perbatasan sepanjang perbatasan Rafah dapat digunakan di tempat mereka.

“Terowongan sangat penting untuk suplai makanan dan bahan bakar. Namun, saat ini mereka (pemerintah sementara Mesir) mengorbankan Gaza dengan harga politik dan keamanan yang tinggi,” tegas Hamd.

Setelah Hamas memenangkan pemilu pada 2006, sejak Juni 2007, Israel telah memperketat blokade jalur darat dan laut untuk mengisolasi Jalur Gaza dari akses keluar masuk menuju Tepi Barat, termasuk kota Al-Quds di mana Masjid Al-Aqsha berada, dan negara-negara lain di seluruh dunia.

Perbatasan Rafah adalah satu-satunya pintu penyeberangan melalui darat yang tidak dikontrol oleh Israel. Melalui pintu perbatasan inilah warga Gaza dapat terhubung dengan dunia luar. Namun, perbatasan Rafah hanya menjadi jalur perlintasan orang untuk keluar masuk Gaza-Mesir.

Baca Juga: Al-Qassam Hancurkan Pengangkut Pasukan Israel di Jabalia

Rakyat Palestina di Jalur Gaza terpaksa menggunakan terowongan sebagai satu-satunya urat nadi untuk memenuhi kebutuhan pokok mereka akibat blokade Israel tersebut.

Karena penutupan Rafah dan penghancuran terowongan, Gaza kini bergantung hanya pada penyeberangan yang dikendalikan oleh penjajah Israel untuk memasok kebutuhan pokoknya.

Pada 30 Juli 2013, pihak berwenang Israel mulai membuka perlintasan komersial Karem Abu Salem untuk memungkinkan kendaraan yang membawa kebutuhan pokok memasuki Jalur Gaza.

Karem Abu Salem adalah satu-satunya penyeberangan komersial yang menghubungkan arus bahan bakar dan barang pokok dari Tepi Barat yang dikontrol penuh Israel masuk ke Jalur Gaza. Perlintasan komersial yang berada di sebelah selatan Jalur Gaza itu ditutup setiap hari Jumat dan Sabtu. (T/P02/R2).

Baca Juga: Zionis Israel Serang Pelabuhan Al-Bayda dan Latakia, Suriah

 

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Majelis Umum PBB akan Beri Suara untuk Gencatan Senjata ‘Tanpa Syarat’ di Gaza

Rekomendasi untuk Anda