Penyakit Menular Masih Hantui Indonesia

Banda , MINA – Menteri Kesehatan (Menkes) Republik Indonesia Nila Farid Moeloek menegaskan jika saat ini Indonesia masih dihadapkan dengan berbagai penyakit menular yang belum dapat diselesaikan dengan maksimal.

Penyakit itu seperti HIV, kusta, dan TBC. Bahkan untuk penyakit TBC, Indonesia menempati posisi ketiga di dunia sebagai negara yang memiliki pengidap tertinggi. Sementara di Indonesia sendiri, Aceh termasuk salah satu provinsi merah yang memiliki penularan TBC tertinggi, Sabtu (27/4).

Menurutnya, harus ada tindakan untuk mencegah agar penyakit ini tidak menular secara masif. Termasuk salah satunya dengan beretika santun saat batuk.

“Harus ada kesantunan dan etika saat batuk, salah satunya menggunakan masker agar kuman tidak berpindah ke orang lain,” tegasnya.

Selain TBC, Aceh juga dihadapkan dengan penyakit stunting atau ganguan pada pertumbuhan fisik yang harus segera diselesaikan. Penyakit ini dianggapnya bisa mempengaruhi generasi Aceh di masa mendatang.

Meski begitu, Nila menganggap pemerintah Aceh saat ini mulai serius menyelesaikan kasus stunting. Ini sejalan dengan semangat Pemerintah Indonesia yang ingin menyelesaikan kasus stunting secara nasional.

“Stunting bila tidak dicegah dapat berdampak hilangnya kualitas dan produktifitas, sehingga menjadi ancaman bagi generasi Indonesia di masa depan”, sebut Nila di hadapan ratusan mahasiswa.

Sementara itu, Rektor Unsyiah Samsul Rizal mengatakan, harapan hidup masyarakat Indonesia masih rendah dibandingkan negara maju. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), dalam beberapa tahun terakhir, angka harapan hidup orang Indonesia berkisar 70 tahun. Angka ini jauh lebih rendah dibandingkan harapan hidup di negara mapan, seperti Jerman, Jepang, atau Amerika. Bahkan di kawasan ASEAN, Indonesia masih tertinggal dibandingkan Singapura, Malaysia, Thailand, bahkan Vietnam.

Fakta ini menurut Samsul Rizal, mengisyiratkan masih banyak sisi yang harus dioptimalkan untuk urusan kesehatan di Indonesia.

“Unsyiah berkomitmen tinggi untuk terus meningkatkan kompetensi lulusan kedokteran. Komitmen dan usaha itu telah berbuah hasil dengan nilai akreditasi terbaik bagi fakultas ini,” pungkas Rektor. (L/AP/P2)

Mi’raj News Agency (MiNA)

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.