Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Penyanderaan 10 WNI, Menlu Retno: Keselamatan Mereka Prioritas Kami

Nidiya Fitriyah - Selasa, 29 Maret 2016 - 23:21 WIB

Selasa, 29 Maret 2016 - 23:21 WIB

456 Views ㅤ

Menteri Luar Negeri RI Retno LP Marsudi. (Foto: Chamid/MINA)
Menteri Luar Negeri RI Retno LP Marsudi. (Foto: Chamid/MINA)

Menteri Luar Negeri RI Retno LP Marsudi. (Foto: Chamid/MINA)

Jakarta, 19 Jumadil Akhir 1437/29 Maret 2016 (MINA) – Menteri Luar Negeri (Menlu) RI Retno L.P Marsudi menyampaikan keterangan pers terkait situasi pembajakan kapal berbendera Indonesia yang diawaki oleh 10 ABK berkebangsaan Indonesia.

Berdasarkan rilis resmi Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI, Selasa (29/3), Menlu Retno mengatakan, “Sekali lagi, prioritas kami adalah keselamatan 10 WNI yang masih disandera.”

Ia mengetengahkan bahwa Kemlu menerima informasi awal dari sejumlah pihak mengenai adanya 2 kapal berbendera Indonesia yang dibajak dan 10 WNI awak kapal yang disandera di perairan Filipina pada 28/3.

Berdasarkan info awal tersebut, Kemlu telah melakukan penelusuran dan komunikasi dengan pemilik kapal serta sejumlah pihak di Indonesia dan Filipina.

Baca Juga: Prediksi Cuaca Jakarta Akhir Pekan Ini Diguyur Hujan 

“Penyelidikan lebih lanjut mengkonfirmasi bahwa telah terjadi pembajakan terhadap kapal tunda Brahma 12 dan kapal tongkang Anand 12 yang membawa 7.000 ton batubara dan 10 orang awak kapal berkewarganegaraan Indonesia.” Demikian kata Menlu Retno.

“Tidak diketahui persis kapan kapal dibajak, hanya saja pembajakan dilakukan saat kedua kapal dalam perjalanan dari Sungai Puting (Kalsel) menuju Batangas (Fililina Selatan),” katanya.

Pihak pemilik kapal baru mengetahui terjadi pembajakan pada tanggal 26 Maret 2016, pada saat menerima telepon dari seseorang yang mengaku dari kelompok Abu Sayyaf.

Kapal Brahma 12 sudah dilepaskan dan saat ini sudah di tangan otoritas Filipina. Sementara itu kapal Anand 12 dan 10 orang awak kapal masih berada di tangan pembajak, namun belum diketahui persis posisinya.

Baca Juga: Menag Tekankan Pentingnya Diplomasi Agama dan Green Theology untuk Pelestarian Lingkungan

Dalam komunikasi melalui telepon kepada perusahaan pemilik kapal, pembajak/penyandera menyampaikan tuntutan sejumlah uang tebusan. Sejak tanggal 26 Maret, pihak pembajak sudah 2 kali menghubungi pemilik kapal.

Menlu Retno menegaskan, kasus ini akan ditangani dengan cepat dan hati – hati.

“Untuk menangani kasus ini, kami terus berkomunikasi dan berkoordinasi dengan berbagai pihak terkait di Indonesia dan Filipina, termasuk dengan Menlu Filipina. Sekali lagi, prioritas kami adalah keselamatan 10 WNI yang masih disandera,”tegas Menlu Retno.(T/P008/P2)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Baca Juga: Menhan: 25 Nakes TNI akan Diberangkatkan ke Gaza, Jalankan Misi Kemanusiaan

Rekomendasi untuk Anda

Wamenlu RI Anis Matta (foto: Kemlu RI l
Indonesia
Indonesia
Kementerian Luar Negeri RI (foto: Topcareer.id)
Indonesia
Indonesia
Indonesia
Kolom
MINA Preneur
Sosok