Washington, MINA – Penyanyi asal Amerika Serikat, Lana Del Rey, menyatakan harapannya untuk tercapainya gencatan senjata di Jalur Gaza, seraya menyebut doa untuk rakyat Palestina sebagai bagian dari kesehariannya.
Pernyataan tersebut disampaikannya melalui unggahan media sosial pekan ini, di tengah meningkatnya korban sipil akibat agresi militer penjajah Zionis Israel di wilayah tersebut.
Dalam unggahan terbaru di akun media sosialnya diberitakan WAFA, penyanyi peraih 11 nominasi Grammy itu menulis pesan dukungan bagi para korban banjir bandang di Texas. Namun ketika ditanya penggemarnya mengapa tidak ada pernyataan terkait Gaza, Del Rey merespons dengan tegas: “Dan ya, tentu saja kami berdoa untuk Palestina setiap hari.”
Pelantun Summertime Sadness berusia 40 tahun ini juga mengungkapkan kesedihannya atas konflik yang terus berlarut-larut di Gaza. “Saya sangat berharap ketika kita hampir mencapai perjanjian damai. Itu adalah harapan terbesar saya sambil menyaksikan berita dari jauh,” tulisnya.
Baca Juga: Asosiasi Pendidikan Nasional AS Setujui Resolusi Larang Kurikulum Pro-Israel di Sekolah
Del Rey menambahkan bahwa menyaksikan kematian para korban sipil akibat kejahatan perang adalah hal yang menyakitkan dan sulit diungkapkan dengan kata-kata.
“Tidak pernah ada cara yang sempurna untuk merangkai kata-kata agar semua orang senang, tetapi itulah kebenaran pribadi saya. Secara politik saya mengikuti perkembangan dan sangat berharap adanya gencatan senjata,” ujarnya.
Penyanyi yang dikenal dengan lirik-lirik puitisnya itu juga menyebut konflik Israel-Palestina sebagai isu yang sering ia diskusikan dalam keseharian.
“Ini adalah topik yang sering hadir dalam percakapan sehari-hari saya, dan kami terus mempertimbangkan apa yang bisa kami lakukan untuk berkontribusi dalam situasi seperti ini. Saya selalu begitu,” tulisnya.
Baca Juga: Sandera Israel Edan Alexander: Hamas Berlaku Baik Selama Penahanan
Del Rey menutup pernyataannya dengan seruan bagi semua pihak untuk mencari resolusi damai atas konflik panjang yang telah menyebabkan penderitaan tak terhitung bagi warga sipil Palestina.[]
Mi’raj News Agency (MINA)