Oleh: Usamah Ali Abdul Majid, Asatidz di Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Kuttab Cimahi, Bandung, Jawa Barat
Hati adalah salah satu penentu amal seseorang. Keras dan lembutnya hati akan berpengaruh pada amal seseorang.
Penyebab kerasnya hati berasal dari hal-hal yang diharamkan oleh Allah. Untuk mengetahuinya, berikut di antara sebab-sebab kerasnya hati :
- Banyak berbuat maksiat
Setiap maksiat akan meninggalkan sebuah titik hitam di hati. Semakin banyak maksiat, semakin banyak titik hitam yang menutupi hati. Sehingga semakin sulit menerima nasihat, dan semakin jauh dari kebaikan.
Baca Juga: Cinta Dunia dan Takut Mati
- Jauh dari Al–Quran
Seseorang jauh dari Al-Quran, berarti ia tidak atau jarang sekali membacanya, merenungkannya, apalagi mengamalkannya.
Khabab bin Al-A’rab berkata, “mendekatlah kamu kepada Allah sekuat tenaga, karena semakin dekat kamu kepada Allah maka kita akan mendapatkan banyak kemudahan. Namun kamu tidak bisa mendekat kepada-Nya kecuali dengan Kalam-Nya (Al-Quran).”
- Terlalu sibuk dengan dunia
Ia menjadi orang yang meninggalkan atau mengesampingkan ibadah karena terlalu sibuk dengan perkara duniawi. Sehingga ibadahnya terbengkalai dan terlupakan. Ruhnya menjadi kering dan rentan terhadap berbagai godaan maksiat.
- Menjadikan dunia sebagai tujuan utama
Ia menjadi orang yang mengabaikan perkara akhirat dan urusan agama, karena dunia yang menjadi tujuan utamanya. Padahal dunia hanyalah sebuah tempat singgah, tidak lebih dari itu.
Baca Juga: [Hadist Arbain ke-5] Tentang Perkara Bid’ah
Karena itu, seorang Muslim yang baik itu hanyalah menggenggam dunia di tangannya saja, tidak diletakkan di hatinya.
- Sulit menerima nasihat
Tanda lain hati dikatakan keras adalah sulit menerima nasihat, ilmu atau ajakan kepada kebaikan. Ia bisa juga dikategorikan sebagai orang yang sombong, karena menolak kebaikan dan membantah kebenaran.
- Kehalalan Makanan
Kebersihan dan kehalalan makanan pun bisa menentukan lembut-kerasnya hati. Ambil saja contoh memakan daging babi. Secara ilmiah pun daging babi memang tidak layak dimakan. Babi adalah hewan yang kotor. Binatang ini pun tidur di lumpur yang kotor. Daging babi itu kotor dan di dalam dagingnya terdapat parasit yang membahayakan tubuh manusia.
Secara ilmiah, hati adalah penyaring makanan. Makanan yang dimakan akan melewati hati untuk disaring dari racun dan dzat berbahaya. Bila seseorang terus-menerus memakan makanan yang haram, maka hatinya perlahan-lahan akan rusak.
Baca Juga: [Hadits Arbain ke-4 ] Proses Penciptaan Manusia dan Takdir dalam Lauhul Mahfuzh
Solusi hati lembut
Solusi dari semua itu, agar hati tidak keras, bahkan agar menjadi lembut ya melakukan kebalikan dari hal-hal tersebut. Mulai dari berusaha semaksimal mungkin meninggalkan kemaksiatan, mulai sering berinteraksi dengan Al-Quran, dan boleh mencari dunia tapi utamakan akhirat.
Lainnya adalah dengan suka mendengarkan nasihat-nasihat, baik secara langsung melalui kajian-kajian (ta’allum) atau melalui media sosial dakwah keislaman.
Dengan semakin lembut dan cerahnya hati kita, maka anggota tubuh akan mudah digunakan untuk berbuat kebaikan.
Baca Juga: [Hadist Arbain ke-3] Rukun Islam
Orang-orang yang hatinya lembut akan bergetar ketika melihat kebaikan. Kebaikan-kebaikan yang dia lihat, dia ketahui, dan dia dengar akan menambah tinggi dan kuat keimanannya.
Semoga Allah lembutkan hati kita sehingga mudah untuk beribadah dan berbuat kebaikan. Aamiin. (A/Usm/RS2)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: [Hadits Arbain ke-2] Rukun Islam, Iman, dan Ihsan