Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

PENYEBARAN AWAL MASUKNYA  ISLAM DARI MADURA HINGGA PAPUA

Ali Farkhan Tsani - Jumat, 28 Agustus 2015 - 15:23 WIB

Jumat, 28 Agustus 2015 - 15:23 WIB

1479 Views

fadh ahmadOleh: Fadh Ahmad Arifan, Alumni S2 Studi Islam UIN Malang. Pendidik di MTs-MA Muhammadiyah 2 Kota Malang

Islam telah hadir di Nusantara sejak abad 7-8 M. Penyebaran Islam di Nusantara tak terbatas hanya di Sumatera dan Jawa saja. Hampir seluruh sudut kepulauan telah tersentuh oleh keluhuran ajaran Islam.

Islam tersebar melalui pengiriman Muballigh/Da’i oleh kerajaan-kerajaan Islam dan jalur Perdagangan (interaksi antar saudagar). Islam menyebar ke pulau Madura, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, Nusa tenggara hingga Papua.

1. Penyebaran Islam ke Madura

Baca Juga: Terowongan Silaturahim Istiqlal, Simbol Harmoni Indonesia

Menurut buya Hamka, usia Islam di Madura setua masuknya Islam ke Jawa, bahkan sebelum Majapahit runtuh. Semangat tauhid yang dibawa Islam mengubah sikap orang Madura menjadi bebas dan merdeka dari tekanan dan ajaran mendewakan raja yang telah mengakar di pulau Jawa, khususnya sejak zaman Mataram pertama, Singosari sampai kepada Majapahit.

Islam yang ada dan berkembang di Madura adalah Islam kultural, yang berbasis pada tradisi masyarakat. Tradisi-tradisi lokal Madura yang sudah ada sejak zaman pra-Islam, dimodifikasi, dan kemudian disisipi nilai dan spirit Islam agar menjadi budaya yang Islami.

Di Madura itu mayoritas pengikut Nahdlatul ulama (NU). Tetapi ada juga Muhammadiyah, Persis, al-Irsyad, Jamaah tabligh dan Salafi. Sisanya adalah Syiah (Sampang).

NU, bagi masyarakat Madura diyakini sebagai paham keagamaan itu sendiri. Bahkan masyararakat awam, sulit membedakan antara Islam dan NU. Mengakarnya NU di pulau garam ini dikarenakan kultur orang Madura yang sangat menghormati guru dalam hal ini Kiai.

Baca Juga: Bukit Grappela Puncak Eksotis di Selatan Aceh

Rata-rata kiai sekarang menjadi kepala daerah, pasca menjabat 2 periode biasanya akan dilanjutkan kepada kerabatnya terutama anaknya.

2. Masuknya Islam ke Kalimantan

Islam masuk ke Kalimantan pada abad ke-15 Masehi. Masuk melalui jalur Malaka. Dari sana para Da’i membuat komunitas Islam dan mendiami pesisir barat Kalimantan. Jalur lain dari Demak. Kerajaan Demak mengirim Da’i ke Kalimantan. Dari sinilah sampai akhirnya terbentuk Kerajaan Islam Banjar. Di Kalimantan ada ulama terkenal bernama Syekh Muhammad Arsyad al-Banjari.

Syekh Arsyad Lahir pada 17 Maret 1710 Masehi. Syeikh menghabiskan waktu 30 tahun di Makkah dan 5 tahun di Madinah untuk menyempurnakan ilmu agamanya. Sepulang dari Tanah Suci, Syekh al-Banjari kemudian pulang ke tanah kelahirannya di Martapura. Dari sana, ia kemudian membangun pendidikan Islam di Kalimantan. Syeikh Arsyad berdakwah di Nusantara lebih 40 tahun. Kitabnya yang paling Monumental, yakni Sabil al-Muhtadin.

Baca Juga: Masjid Harun Keuchik Leumik: Permata Spiritual di Banda Aceh

PUSAT MAKALAH

Image: Pusat Makalah

3. Masuknya Islam ke Sulawesi

Menurut catatan Company dagang Portugis, pada tahun 1540, di Sulawesi sudah ditemukan pemukiman Muslim. Agama Islam baru mengalami perkembangan pesat pada abad ke-17 setelah raja-raja Gowa dan Tallo menyatakan diri masuk Islam.

Raja Gowa yang pertama masuk Islam ialah Daeng Manrabia yang berganti nama Sultan Alaidin Al Awwal pada tahun 1603 M. Sedangkan Raja Tallo yang pertama masuk Islam bergelar Sultan Abdullah.

Terdapat para Da’i yang berjasa menyebarkan Islam diantaranya: Katib Tunggal, Datuk Patimang dan Syekh Yusuf Tajul Khalwati.

Baca Juga: Temukan Keindahan Tersembunyi di Nagan Raya: Sungai Alue Gantung

Syekh Yusuf Tajul Khalwati atau yang populer dengan nama Yusuf al-Makasari adalah seorang ulama, sufi dan Pejuang anti-kolonial. Pada usia 38 tahun mengajar di Masjid Nabawi, murid-muridnya terdiri dari berbagai bangsa. Pernah juga menjadi Mufti di Kerajaan Banten.

Syekh Yusuf bukan hanya menyebarkan Islam di Sulawesi, tetapi beliau juga menyebarkan Islam di Cape town, Afrika Selatan. Beliau wafat pada  23 Mei 1699 M di desa Macassar, 40 Km dari Cape town dan dimakamkan di bukit desa yang terletak di Teluk False.

4. Masuknya Islam ke Maluku

Islam telah dianut oleh masyarakat di Ternate, Banda, Hitu, Makian dan Bacan sejak kira-kira 50 tahun sebelum Portugis tiba ke Maluku pada 1521 M.

Baca Juga: Kisah Perjuangan Relawan Muhammad Abu Murad di Jenin di Tengah Kepungan Pasukan Israel

Tokoh Penyebar Islam di Maluku adalah Jafar Shadik. Dari perkawinannya dengan puteri lokal, Ia menurunkan empat orang putera yang kemudian menjadi raja-raja di empat kerajaan itu.

Sejak saat itu empat kerajaan tersebut diberi label dengan istilah “Maloko Bacan, Maloko Jailolo, Maloko Tidore dan Maloko Ternate”. Islam di Maluku di anut oleh kalangan kerajaan, yakni Ternate, Tidore, Bacan dan kerajaan Jailolo.

5. Masuknya Islam ke Nusa Tenggara

Islam masuk ke Nusa tenggara sejak abad ke-16 M. Islam di Sumbawa disebarkan oleh orang-orang Makasar. Ada jejak makam seorang Muballigh asal Makasar yang terletak di kota Bima. Begitu juga dengan makam Sultan Bima yang pertama kali memeluk Islam. Bisa disimpulkan, seluruh penduduk Bima sedari awal adalah pemeluk agama Islam.

Baca Juga: Pejuang Palestina Punya Cara Tersendiri Atasi Kamera Pengintai Israel

Di Lombok ada kerajaan Islam “Selaparang”. Dipimpin oleh Prabu Rangkesari. Selaparang tergolong kerajaan yang tangguh, baik di darat maupun di laut. Laskar lautnya telah berhasil mengusir Belanda yang hendak memasuki wilayah tersebut sekitar tahun 1667-1668 M.

papua-sejutaquran-300x150.jpg" alt="muslim papua sejutaquran" width="330" height="165" /> Muslim di Papua kini (foto: sejutaquran)

6. Masuknya Islam ke Papua

Bagaimana awal mulanya Islam hadir di tanah Papua? Islam di Papua tersebar karena ekspansi Kerajaan Bacan (abad 15 M). Banyak kepala suku yang memeluk Islam.

Orang Papua yang pertama masuk Islam adalah Kalawen yang kemudian menikah dengan Siti Hawa Farouk yakni seorang mublighat asal Cirebon. Kalawen setelah masuk Islam berganti nama menjadi Bayajid, peristiwa tersebut terjadi pada tahun 1600 M.

Baca Juga: Catatan Perjalanan Dakwah ke Malaysia-Thailand, Ada Nuansa Keakraban Budaya Nusantara

Tahun ini, Papua amat menyita perhatian umat Islam di Indonesia. Bermula dari tragedi pembakaran Masjid di Tolikara. Tragedi keji yang dilancarkan GIDI justru membuat persepsi umat terhadap Papua berubah.

Dari awalnya mengira Papua itu Muslimnya sedikit, menjadi sadar bahwa jumlah Muslim di sana sudah mencapai angka 900.000 jiwa dari total jumlah penduduk sekitar 2.4 juta jiwa, atau mencapai 40 % dari keseluruhan jumlah penduduk Papua. 60% sisanya merupakan gabungan pemeluk agama Kristen, Katolik, Hindu, Budha dan Animisme, dan mayoritas dari 60% ini adalah pemeluk animisme di pedalaman.

Kini di Jayapura saja, Jumlah Muslimnya sekitar 600 orang atau sekitar 84 kepala keluarga (KK). Muslim di Jayapura adalah muslim asli Papua sudah ada sejak tahun 1981 lalu. Komunitas muslim asli Papua ini kebanyakan dari Kampung Walesi di Kabupaten Jayawijaya yang hijrah ke Kota Jayapura. Rata-rata datang ke Kota Jayapura untuk bersekolah dan bekerja, baik sebagai pegawai negeri sipil maupun swasta. Juga ada yang melakukan aktivitas berkebun dan berdagang.

Demikianlah Penyebaran Islam di Nusantara, dari pulau Madura hingga ke tanah Papua. Semoga dapat menambah wawasan pengetahuan kita semua. Wallahu’allam bishowab. (fad/P4)

Baca Juga: Pengabdian Tanpa Batas: Guru Honorer di Ende Bertahan dengan Gaji Rp250 Ribu

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Rekomendasi untuk Anda

Kolom
Khadijah
Indonesia
Internasional
MINA Sport