Penyebutan Negeri Mesir Dalam Al-Quran

Oleh : , Duta Al-Quds Internasional, Wartawan MINA (Mi’raj News Agency)

adalah sebuah negara di Semenanjung Sinai, yang sebagian besar wilayahnya terletak di Afrika Utara.

Mesir berbatasan dengan Libya  di sebelah barat,  Sudan di selatan, Jalur Gaza dan Palestina di utara-timur, serta Laut Tengah di utara dan  Laut Merah di timur.

Mesir adalah negeri dengan segudang sejarah kunonya, piramidnya, sphinx-nya, Sungai Nilnya, Al-Azharnya, dan khazanah dunia Islam sejak jaman para Nabi. Karena itu, negeri ini acapkali disebut juga dengan negeri para Nabi, karena banyaknya Nabi utusan Allah yang menetap atau melintas dan berdakwah di negeri ini.

Mesir dikatakan juga sebagai Negeri para ulama dan pemikir Muslim, karena banyaknya ulama mumpuni yang datang dari di negeri ini. Terutama puluhan ribu alumni Universitas Al-Azhar di Kairo, yang menjadi salah satu gudang para ulama dunia hingga saat ini.

Adapun kata “Mesir” (مصر) di dalam Al-Quran sedikitnya disebut lima kali. Hal ini seperti dikatakan Syaikh Dr Ali Gomaa, Ulama terkemuka Al-Azhar Kairo, Mantan Mufti Besar Mesir. Ia menyebutkan, kata Mesir di dalam Al-Quran disebutkan 5 kali secara langsung, dan lebih dari 80 kali secara tidak langsung.

Negeri Mesir disebutkan secara langsung di dalam Al-Quran, yaitu pada lima ayat :

  1. Surat Al-Baqarah : 61

وَاِذْ قُلْتُمْ يٰمُوْسٰى لَنْ نَّصْبِرَ عَلٰى طَعَامٍ وَّاحِدٍ فَادْعُ لَنَا رَبَّكَ يُخْرِجْ لَنَا مِمَّا تُنْۢبِتُ الْاَرْضُ مِنْۢ بَقْلِهَا وَقِثَّاۤىِٕهَا وَفُوْمِهَا وَعَدَسِهَا وَبَصَلِهَا ۗ قَالَ اَتَسْتَبْدِلُوْنَ الَّذِيْ هُوَ اَدْنٰى بِالَّذِيْ هُوَ خَيْرٌ ۗ اِهْبِطُوْا مِصْرًا فَاِنَّ لَكُمْ مَّا سَاَلْتُمْ ۗ وَضُرِبَتْ عَلَيْهِمُ الذِّلَّةُ وَالْمَسْكَنَةُ وَبَاۤءُوْ بِغَضَبٍ مِّنَ اللّٰهِ ۗ ذٰلِكَ بِاَنَّهُمْ كَانُوْا يَكْفُرُوْنَ بِاٰيٰتِ اللّٰهِ وَيَقْتُلُوْنَ النَّبِيّٖنَ بِغَيْرِ الْحَقِّ ۗ ذٰلِكَ بِمَا عَصَوْا وَّكَانُوْا يَعْتَدُوْنَ ࣖ

Artinya : (Ingatlah) ketika kamu berkata, “Wahai Musa, kami tidak tahan hanya (makan) dengan satu macam makanan. Maka, mohonkanlah kepada Tuhanmu untuk kami agar Dia memberi kami apa yang ditumbuhkan bumi, seperti sayur-mayur, mentimun, bawang putih, kacang adas, dan bawang merah.” Dia (Musa) menjawab, “Apakah kamu meminta sesuatu yang buruk sebagai ganti dari sesuatu yang baik? Pergilah ke suatu kota. Pasti kamu akan memperoleh apa yang kamu minta.” Kemudian, mereka ditimpa kenistaan dan kemiskinan, dan mereka (kembali) mendapat kemurkaan dari Allah. Hal itu (terjadi) karena sesungguhnya mereka selalu mengingkari ayat-ayat Allah dan membunuh para nabi tanpa hak (alasan yang benar). Yang demikian itu ditimpakan karena mereka durhaka dan selalu melampaui batas.”

Ibnu Jarir mengatakan, mungkin juga yang dimaksud dengan kata “mishran” pada ayat ini adalah Mesir, di mana Fir’aun menetap.

  1. Surat Yunus : 87

وَأَوۡحَيۡنَآ إِلَىٰ مُوسَىٰ وَأَخِيهِ أَن تَبَوَّءَا لِقَوۡمِكُمَا بِمِصۡرَ بُيُوتً۬ا وَٱجۡعَلُواْ بُيُوتَڪُمۡ قِبۡلَةً۬ وَأَقِيمُواْ ٱلصَّلَوٰةَ‌ۗ وَبَشِّرِ ٱلۡمُؤۡمِنِينَ

Artinya: “Dan kami wahyukan kepada Musa dan saudaranya: “Ambillah olehmu berdua beberapa buah rumah di Mesir untuk tempat tinggal bagi kaummu dan jadikanlah rumah-rumahmu itu tempat shalat dan dirikanlah olehmu shalat serta gembirakanlah orang-orang yang beriman”. (QS Yunus [10]: 87).

Ayat ini menyebutkan kata “Mesir”, berbicara ketika Allah memerintahkan kepada Nabi Musa ‘Alaihis Salam dan saudaranya (NAbi Harun ‘Alaihis Salam) untuk menjadikan rumah-rumah mereka di Mesir sebagai tempat tinggal, sekaligus tempat ibadah.

  1. Surat Yusuf : 21

Kata “Mesir” juga disebutkan pada ayat lain :

وَقَالَ ٱلَّذِى ٱشۡتَرَٮٰهُ مِن مِّصۡرَ لِٱمۡرَأَتِهِۦۤ أَڪۡرِمِى مَثۡوَٮٰهُ عَسَىٰٓ أَن يَنفَعَنَآ أَوۡ نَتَّخِذَهُ ۥ وَلَدً۬ا‌ۚ وَڪَذَٲلِكَ مَكَّنَّا لِيُوسُفَ فِى ٱلۡأَرۡضِ وَلِنُعَلِّمَهُ ۥ مِن تَأۡوِيلِ ٱلۡأَحَادِيثِ‌ۚ وَٱللَّهُ غَالِبٌ عَلَىٰٓ أَمۡرِهِۦ وَلَـٰكِنَّ أَڪۡثَرَ ٱلنَّاسِ لَا يَعۡلَمُونَ

Artinya: “Dan orang Mesir yang membelinya berkata kepada isterinya: “berikanlah kepadanya tempat (dan layanan) yang baik, boleh jadi dia bermanfaat kepada kita atau kita pungut dia sebagai anak”. Dan demikian pula kami memberikan kedudukan yang baik kepada Yusuf di muka bumi (Mesir), dan agar kami ajarkan kepadanya ta’bir mimpi. Dan Allah berkuasa terhadap urusan-Nya, tetapi kebanyakan manusia tiada mengetahuinya”. (QS Yusuf [12]: 21).

Ayat ini merupakan kelanjutan ayat sebelumnya, yang menjelaskan bahwa sekelompok musafir menemukan seorang pemuda (yaitu Nabi Yusuf ‘Alaihis Salam) di sebuah sumur. Para musafir itu kemudian hendak menjadikan Yusuf sebagai barang dagangan, dengan menggadaikannya di pasar di wilayah Mesir.

Namun harga yang ditawarkan kelompok musafir itu adalah dengan harga termurah. Hanya beberapa dirham.

Mereka menjual dengan harga sangat murah karena status anak yang tidak jelas dan khawatir malah akan membawa masalah. Sebab, jika memang budak yang kabur, mereka takut akan akan ditemukan oleh tuannya. Jika anak itu orang merdeka, justru mereka takut tertuduh penculikan.

  1. Surat Yusuf : 99

Ayat lainnya yang menyebutkan kata “Mesir” yaitu :

فَلَمَّا دَخَلُواْ عَلَىٰ يُوسُفَ ءَاوَىٰٓ إِلَيۡهِ أَبَوَيۡهِ وَقَالَ ٱدۡخُلُواْ مِصۡرَ إِن شَآءَ ٱللَّهُ ءَامِنِينَ

Artinya: “Maka tatkala mereka masuk (bertemu) Yusuf; Yusuf merangkul dua ibu bapanya dan dia berkata: “masuklah engkau ke negeri Mesir, insya Allah dalam keadaan aman” (QS Yusuf [12]: 99).

Ayat ini pun menyebut kata “Mesir”, yang merupakan lanjutan kisah mengenai keberangkatan keluarga Nabi Ya’qub ‘Alaihis Salam, orang tua Nabi Yusuf ‘Alaihis Salam, dari wilayah Palestina menuju Mesir, setelah bertahun-tahun mereka terpisah. Maka takkala Nabi Ya’qub ‘Alaihis Salam bertemu dengan puteranya, NabiYusuf ‘Alaihis Salam, Nabi Yusuf ‘Alaihis Salam pun memeluk ayahnya itu dan berkata, “Masuklah engkau ke Mesir insya-Allah dalam keadaan aman”.

  1. Surat Az-Zukhruf : 51

Ayat berikutnya yang menyebut kata “Mesir” juga terdapat pada :

وَنَادَىٰ فِرۡعَوۡنُ فِى قَوۡمِهِۦ قَالَ يَـٰقَوۡمِ أَلَيۡسَ لِى مُلۡكُ مِصۡرَ وَهَـٰذِهِ ٱلۡأَنۡهَـٰرُ تَجۡرِى مِن تَحۡتِىٓ‌ۖ أَفَلَا تُبۡصِرُونَ

Artinya: “Dan Fir’aun berseru kepada kaumnya (seraya) berkata: “Hai kaumku, bukankah kerajaan Mesir ini kepunyaanku dan (bukankah) sungai-sungai ini mengalir di bawahku, maka apakah kamu tidak melihat-(nya)?” (QS Az-Zukhruf [43]: 51).

Ayat ini mengisahkan mengenai kesombongan Fira’un yang mengklaim dirinya sebagai raja (pemilik) bumi Mesir. Kesombongan itu jelas terlihat dalam statemennya, “Bukankah kerajaan (bumi) Mesir ini kepunyaanku”. Sementara itu Nabi Musa ‘Alaihis Salam beserta pengikutnya ia anggap sebagai orang yang lemah lagi fakir, karena tidak memiliki atribut istana dan singgasana.

Kesombongan Fir’aun juga terlihat dari klaimnya bahwa sungai-sungai yang mengalir berada di bawah kendalinya.

Demikianlah beberapa kata “Mesir” dalam beberapa kutipan ayat yang mulia Al-Quran dengan konteksnya masing-masing.

Masih ada beberapa ayat lagi di dalam Al-Quran yang menyebutkan atau sekurang-kurangnya mengisyaratkan daerah Mesir. Hal tersebut tentu menunjukkan perhatian Allah terhadap terhadap negeri Mesir.

Penyebutan Mesir secara khusus di dalam Al-Quran ini juga mengindikasikan peran Mesir dan posisinya dalam konteks dunia Islam. Wallahu a’lam. (A/RS2/P2)

Mi’raj News Agency (MINA)