Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

PENYELAMAT ANGKAT 111 MAYAT MIGRAN DARI LAUT LIBYA

Rudi Hendrik - Ahad, 30 Agustus 2015 - 01:39 WIB

Ahad, 30 Agustus 2015 - 01:39 WIB

442 Views

Ilustrasi mayat migran terdampar di pantai. (Photo: AP /Mohamed Ben Khalifa)

MIGRAN-TENGGELAM-300x195.jpg" alt="Ilustrasi mayat migran terdampar di pantai. (Photo: AP /Mohamed Ben Khalifa)" width="300" height="195" /> Ilustrasi mayat migran terdampar di pantai. (Photo: AP /Mohamed Ben Khalifa)

Tripoli, 14 Dzulqa’dah 1436/29 Agustus 2015 (MINA) – Tim penyelamat telah mengambil 111 mayat migran dari laut setelah kapal mereka tenggelam di lepas pantai Libya, Bulan Sabit Merah mengatakan Sabtu (29/8).

Seorang juru bicara organisasi mengatakan, puluhan masih hilang setelah tragedi yang terjadi Kamis (27/8), Nahar Net melaporkan yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).

“Sejauh ini 111 mayat telah diambil dari laut sementara puluhan orang masih hilang,” kata juru bicara Mohammad al-Misrati.

Dia mengatakan, kapal mengangkut 400 calon migran dan 198 telah diselamatkan.

Baca Juga: Inggris Akan Bangun Tugu Peringatan Holocaust 

Sehari sebelumnya Misrati mengatakan, sebanyak 76 mayat telah diangkat dari laut setelah perahu tenggelam di dekat Pelabuhan Zuwara, barat Libya.

Tim Bulan Sabit Merah mengenakan pakaian putih pelindung dan masker pada hari Jumat saat mengumpulkan mayat-mayat, menempatkan mereka dalam kantong plastik oranye dan membawa mereka dengan ambulans.

Libya yang memiliki garis pantai 1.770 kilometer (lebih 1.000 mil), selama bertahun-tahun menjadi batu loncatan bagi penduduk Afrika untuk mencari kehidupan yang lebih baik di Benua Eropa, di mana sebagian besar masuk lewat Italia dengan menyeberangi Laut Mediterania.

Konflik di Timur Tengah, terutama di Suriah, juga menjadikan Libya sebagai negara transit bagi mereka yang melarikan diri dari kekerasan di wilayah tersebut.

Baca Juga: Anggota Parlemen Inggris Desak Setop Kirim Senjata ke Israel

Penyelundup manusia telah mengambil keuntungan dari kekacauan ini sejak pemberontakan 2011 menggulingkan Presiden Libya Moammar Gaddafi.

Persimpangan Laut Mediterania menjadi sangat berbahaya. Di tahun ini saja, sekitar 2.500 orang telah meninggal di laut karena berusaha mencapai Eropa. (T/P001/R05)

 

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Baca Juga: Xi Jinping: Gencatan Senjata Ukraina Demi Semua Orang

Rekomendasi untuk Anda

Eropa
Internasional
Renungan Al Quran
Afrika