Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Penyelidikan Terbaru Iran Temukan Kecelakaan Helikopter Raisi Akibat Cuaca Buruk

sri astuti Editor : Rudi Hendrik - Senin, 2 September 2024 - 09:14 WIB

Senin, 2 September 2024 - 09:14 WIB

50 Views

Presiden Iran Ebrahim Raisi. (Foto: Demdigest.org)

Baghdad, MINA – Penyelidikan terbaru Iran terhadap kecelakaan helikopter pada bulan Mei yang menewaskan Presiden Ebrahim Raisi menemukan bahwa kecelakaan itu disebabkan oleh cuaca buruk, Ahad (1/9).

Helikopter yang membawa Raisi dan rombongannya jatuh di lereng gunung yang diselimuti kabut di Iran utara, menewaskan presiden dan tujuh orang lainnya. The New Arab melaporkan.

“Penyebab utama kecelakaan helikopter adalah kondisi iklim dan atmosfer yang kompleks di wilayah tersebut pada musim semi,” kata badan khusus yang menyelidiki dimensi dan penyebab kecelakaan helikopter.

Laporan tersebut menambahkan, munculnya kabut tebal yang tebal dan membubung secara tiba-tiba menyebabkan helikopter menabrak gunung.

Baca Juga: Gunung Berapi Kanlaon di Filipina Meletus, 45.000 Warga Mengungsi

Tentara Iran pada bulan Mei juga mengatakan, tidak menemukan bukti aktivitas kriminal dalam kecelakaan yang juga menewaskan Menteri Luar Negeri, Hossein Amir-Abdollahian.

Pada bulan Agustus, Kantor Berita Fars mengutip penyebab utama kecelakaan pada tanggal 19 Mei tersebut sebagai kondisi cuaca buruk dan ketidakmampuan helikopter untuk terbang dengan dua penumpang tambahan yang melanggar protokol keamanan.

Namun, angkatan bersenjata Iran dengan cepat menolak temuan tersebut dengan mengatakan, “apa yang disebutkan di berita Fars tentang keberadaan dua orang di dalam helikopter yang melanggar protokol keamanan… sepenuhnya salah.” []

 

Baca Juga: Pengadilan Belanda Tolak Gugatan Penghentian Ekspor Senjata ke Israel

Mi’raj News Agency (MINA)

Rekomendasi untuk Anda

Internasional
Internasional
Internasional
Asia
Timur Tengah