Oleh: Ir.Heri Budianto,MT., Dosen Sekolah Tinggi Shuffah AlQuran Abdullah bin Mas’ud (STSQABM)
“Strong minds discuss ideas, average minds discuss events, weak minds discuss people.“ (Socrates)
Ungkapan yang sangat Fenomenal dari Socrates adalah gambaran bagaimana perbandingan kecerdasan akal manusia, yang biasa terasah dengan ilmu akan menghasilkan pondasi berpikir yang kuat melahirkan ide-ide cemerlang untuk kemajuan manusia, yang biasa-biasa saja hanya membicarakan kejadian harian. Sementara pikiran yang lemah hanya akan membicarakan kelemahan atau menilai orang lain.
Dalam ajaran Islam lebih menegaskan betapa sangat pentingnya ilmu pengetahuan bagi seorang muslim sebagai bekal ibadahnya. Dalam ajaran Islam tidak ada dikotomi ilmu pengetahuan agama dan umum.
Baca Juga: Pentingnya Memahami Fiqih Jual Beli dalam Berdagang
Al-Qur’an mengingatkan adalah berbeda antara orang yang berilmu pengetahuan dan yang tidak berilmu pengetahuan. Selain itu, di dalam Al-Qur’an juga dinyatakan bahwa Tuhan akan meninggikan orang-orang yang beriman dan berilmu pengetahuan beberapa derajat.
Sejak dicetuskan untuk pertama kalinya bahasa pemrograman pada tahun 1954 oleh ilmuwan komputer wanita bernama Grace Hopper. Maka dunia mengalami Revolusi pengetahuan diluar perkiraan sebelumnya. Berbagai penemuan penemuan yang mempermudah urusan urusan manusia tercipta.
Kecepatan penemuan penemuan baru dimungkinkan karena ilmu pengetahuan yang menjadi sumber kemajuan peradaban mudah diakses. Kunci penting dalam sejarah umat manusia, yang membuatnya berbeda dari hewan-hewan spesies lain adalah terjadinya cognitive revolution.
Manusia mengalami revolusi dalam kemampuannya menyerap dan mengolah informasi sebagai sumber ilmu pengetahuan, juga mengembangkan imajinasi yang berbasis ilmu tadi.
Baca Juga: Selesaikan Masalahmu dengan Sabar dan Shalat
Dahulu Perubahan struktur otak akibat evolusi diperkirakan membuat manusia mampu melakukan perubahan kognitif tadi. Tapi Teori itu kini tinggal menjadi sejarah.
Kita sedang menjalankan sebuah revolusi yang jauh lebih besar dari revolusi kognitif yang terjadi ribu tahun yang lalu yang hanya mengandalkan kapasitas otak.
Revolusi ilmu pengetahuan tidak lagi tergantung pada perkembangan volume otak manusia. Manusia kini sudah membangun otak tambahan di luar tubuhnya, yaitu komputer.
Keterbatasan memori otak ditutup oleh memori komputer. Demikian pula keterbatasan kemampuan melakukan perhitungan, menganalisis permasalahan kini di tutup kapasitas memori komputer. Komputer bisa terus bekerja saat manusia sedang tidur. Manusia yang haus ilmu pengetahuan sangat diuntungkan dan dimudahkan pada masa sekarang karena mudahnya akses.
Baca Juga: Dentuman Perang Memisahkan Sepasang Calon Pengantin
Dari mana lahir pemikir-pemikir kritis yang mampu melakukan perubahan besar di era serba digital sekarang. Jawabnya hampir semua lahir dari rahim Perguruan Tinggi. Bila kita kilas balik ilmuwan Muslim Ibnu Sina, Al-Khawarizmi, Ibnu Al-Nafis,Ibnu Khaldun dan lainnya yang telah menorehkan sejarah tinta emas kejayaan Islam masa lalu lahir dari sistim pendidikan Perguruan Tinggi.
Perguruan Tinggi adalah suatu wadah dan juga lembaga pendidikan yang paling tinggi dari lembaga-lembaga pendidikan lainnya. Dia menjadi jenjang yang lebih tinggi bukan karena kemewahan dan kemegahan namanya atau gedungnya. Dia mengemban derajat yang paling tinggi karena cita-citanya,t ujuannya luhur, lingkungannya yang sangat ilmiah, kreasinya, aktivitasnya, produktivitasnya bahkan perguruan tinggi dapat merubah kehidupan masyarakat dunia. Seperti yang terjadi setiap masa.
Peran-perannya sangat mustahil dapat dilakukan sekolah-sekolah yang di isi anak-anak dan remaja. (Pendidikan Menengah, SLTA ke bawah) Perguruan Tinggi adalah lembaga intelektual yang menghasilkan manusia-manusia super yang dapat mewujudkan dan perbaikan dari kerusakan di dunia ini.
Kampus adalah taman-taman intelektual para umat manusia yang ingin merubah tatanan masyarakat. Keilmiahan dan kebebasannya begitu juga kemerdekaannya dalam berpikir dan bertindak (seperti penelitian, pengkajian dan pengabdian masyarakat) menjadi ciri khas utama kampus sehingga kapasitas keilmuannya terukur.
Baca Juga: Bela Masjid Al-Aqsa Sepanjang Masa
Di perguruan tinggi keilmuan seseorang akan melalui saringan-saringan yang sangat ketat melalui Program Ilmiah Tridharma Perguruan Tinggi. Dimana Ilmu yang didapat seseorang akan dilakukan pengujian teori, ujian praktik laboratorium, dilakukan penelitian dan diuji coba di masyarakat dalam bentuk pengabdian masyarakat. Sehingga masyarakat yang menilai langsung apakah dia seorang yang benar-benar berilmu dimana terbisa menyelesaikan masalah berbasis ilmu pengetahuan dan teknologi yang selalu membawa pencerahan.
Berbeda dengan yang lemah ilmu pengetahunnnya, memecahkan masalah dengan emosi, doktrin, dogma atau perasaan yang jauh dari kebenaran, membingungkan manusia dan penyelesainya banyak membuang-buang waktu.
Perguruan Tinggi dapat menjadi alat produktivitas ide-ide pemikiran yang diwujudkan dalam penemuan-penemuan sesuatu yang bisa berguna bagi manusia. Dalam keintelektualannya (keilmiahannya), dia pun dapat memecahkan rahasia-rahasia Tuhan di dalam alam semesta ini.
Ciri khas ilmu pengetahuan semakin berbeda beda teorinya semakin melengkapi dan menyempurnakan karakter utama ilmuwan sangat menghargai waktu.
Baca Juga: Cinta Dunia dan Takut Mati
Berbeda dengan hawa nafsu atau doktrin sedikit saja berbeda dia akan berpecah belah karakternya banyak membahas hal-hal kecil yang membuang-buang waktu karena tidak jelas cara, tahapan, ukuran-ukuran melakukan perubahan kepada yang lebih baik.
Setelah kejatuhan masa kejayaan Ilmu Pengetahuan Islam. Terjadi Revolusi Industri, masa ini disebut-sebut dengan masa Reneisans. Masa-masa pencerahan ini awal kebangkitan ilmu pengetahuan Barat. Hingga saat ini, tidak bisa dipungkiri dunia telah didominasi oleh Eropa baik secara ide-ide pemikiran maupun budaya.
Kemajuan teknologi di zaman modern ini menjadikan Barat di atas angin dan mencapai masa kejayaan sekarang.
Sepuluh Perguruan Tinggi terbaik dunia Versi THE WUR 2022 yaitu Universitas Oxford, Institut Teknologi California, Universitas Harvard, Universitas Stanford, Universitas Cambridge, Institut Teknologi Massachusetts, Universitas Princeton, Universitas California Berkeley, Universitas Yale dan Universitas Chicago berada di dua negara Barat yaitu Amerika Serikat dan Ingris.
Baca Juga: Menjaga Akidah di Era Digital
Kesepuluh Perguruan Tinggi tersebut yang menyuplai terus menerus ilmu-ilmu dan teknologi baru untuk memecahkan problematika manusia modern sekarang.
Jurnal-jurnal penelitian ilmiahnya menjadi rujukan Timur dan Barat hampir di semua bidang yaitu ekonomi, sosial, budaya, teknologi, militer, dan pengolahan sumber daya alam.
Karena sudah menjadi Sunnatullah yang lebih Tinggi Ilmu Pengetahuannya otomatis akan menjadi rujukan manusia dan tempat bertanya.
Umat Islam yang ditugaskan Allah sebagai Khalifah mengatur dan mengelola bumi ini untuk kemaslahatan manusia sampai hari ini belum mampu melaksanakan tugas mulia tersebut secara penuh. Hal ini karena belum bisa menciptakan ilmu pengetahuan dan teknologi sesuai dengan tuntutan zamannya.
Baca Juga: Amerika itu Negara Para Pendatang!
Akibatnya hanya menjadi penonton kemajuan kemajuan dan sepak terjang mereka yang mengekploitasi sumber daya alam yang dimiliki negeri negeri Muslim dan prilaku konsumtif. Kalaupun ada keuntungan tidak sebanding dengan biaya akibat kerusakan alam yang mereka lakukan.
Akibatnya secara ekonomi jauh tertinggal.
Demikian juga, pendidikannya belum berkualitas, persenjataannya masih kalah, Kesehatan dan kebersihan sangat rendah, demikian pula berbagai aspek lainnya.
Lembaga pendidikan yang dikembangkan oleh umat Islam belum mampu mengantarkan para generasi mudanya untuk menciptakan ilmu pengetahuan dan teknologi yang lebih unggul.
Tidak ada pilihan lain agar anak cucu kita tidak mengalami ketertinggalan berbagai bidang ilmu seperti yang kita alami sekarang, yang mengakibatkan kita hanya menjadi penonton kemajuan Sains dan Teknologi. Maka harus hijrah dalam berpikir dan bertindak menjadikan lembaga Perguruan Tinggi sebagai Prioritas Jihad pemberdayaan Ummat.
Baca Juga: Indonesia, Pohon Palma, dan Kemakmuran Negara OKI
Dengan cara memperkuat dan membesarkan Perguruan Tinggi yang dimiliki. Dengan demikian mampu menghasilkan ilmuwan dan ahli-ahli teknologi yang benar-benar unggul, pusat-pusat riset, dan berbagai kajian ilmiah dengan dilandasi akidah yang kuat.
Apabila seluruh kekuatan atau potensi yang dimiliki Fokus pada tugas mengembangkan sains dan teknologi secara serius sesuai dengan tuntutan zamannya, maka Insya Allah ketertinggalan itu akan bisa diakhiri.
Anak cucu kita nanti hadir dimuka bumi ini benar benar sebagai Khalifah memakmurkan bumi ini untuk kesejahteraan lahir dan batin manusia dalam tatanan realita bukan hanya sebatas retorika dan slogan- slogan saja.
“Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar.” (QS. An-Nisa’: 9).
Baca Juga: Kemenangan Trump dan Harapan Komunitas Muslim Amerika
Wallahu a’lam bish-shawabi
(AK/R1/P2)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: [Hadist Arbain ke-6] Tentang Halal dan Haram