Oslo, 28 Shafar 1437/11 Desember 2015 (MINA) – Perwakilan Kuartet Tunisia yang meraih Nobel Perdamaian menyerukan pembentukan sebuah negara Palestina sebagai salah satu cara untuk memerangi aksi terorisme.
“Hari ini, kita perlu mempercepat penghapusan tindakan terorisme di seluruh dunia, terutama resolusi masalah Palestina dan pembentukannya sebagai sebuah negara yang merdeka,” kata Houcine Abassi, Sekretaris Jenderal Serikat Buruh Tunisia, salah satu perwakilan Kuartet Tunisia saat menerima Hadiah Nobel Perdamaian di Oslo, Kamis (10/12).
Hal ini, kata Abassi, akan memberikan rakyat Palestina hak untuk menentukan nasib sendiri di tanah mereka dan untuk membangun negara merdeka mereka, demikian laporan Worldbulletin dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).
Lebih lanjut, Abassi mengatakan, dunia saat ini mengalami kebuntuan besar akan adanya perbedaan kultur peradaban. Di sisi lain, masyarakat dunia ingin hidup berdampingan secara damai. Dan hal itu diperlukan untuk memerangi aksi terorisme.
Baca Juga: Afsel Jadi Negara Afrika Pertama Pimpin G20
“Aksi teroris adalah tindakan barbar dan tindakan keji,” katanya mengomentari beberapa insiden di Tunisia, Paris, Beirut, Sharm Al-Sheikh dan Bamako dalam beberapa bulan terakhir.
Perwakilan Kuartet Tunisia terdiri dari Liga Hak Asasi Manusia, Serikat Pekerja Umum (UGTT), Konfederasi Industri, Perdagangan dan Kerajinan (UTICA), dan Orde Pengacara.
Hadiah Nobel Perdamaian dimaksudkan untuk membantu menyelamatkan transisi yang sedang terjadi di Tunisia menuju demokrasi sejak 2013 lalu. Proses itu diambang keruntuhan karena kerusuhan sosial yang terus meluas. (T/P011/R02)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)