MASJID Al-Aqsa adalah salah satu dari tiga masjid yang dimuliakan dalam Islam, sebagaimana sabda Nabi ﷺ: “Janganlah kalian melakukan perjalanan (dengan niat ibadah) kecuali ke tiga masjid: Masjidil Haram, Masjidku ini (Masjid Nabawi), dan Masjid Al-Aqsa.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Hal ini menunjukkan posisi strategis dan spiritual Al-Aqsa dalam hati umat Islam, menjadikannya simbol ikatan keimanan yang melampaui batas geografis.
Masjid Al-Aqsa memiliki keutamaan historis karena merupakan kiblat pertama umat Islam sebelum dipindahkan ke Ka’bah di Mekkah. Ini memperlihatkan bahwa umat Islam memiliki keterikatan spiritual sejak awal terhadap tempat ini. Dalam surah Al-Baqarah ayat 144, Allah menyinggung pemindahan kiblat sebagai ujian keimanan bagi kaum Muslimin.
Masjid Al-Aqsa menjadi tempat singgah Rasulullah ﷺ dalam peristiwa Isra’ Mi’raj, sebagaimana disebutkan dalam surah Al-Isra ayat 1. Hal ini menunjukkan bahwa masjid ini adalah bagian dari rangkaian mukjizat kenabian dan manifestasi keagungan Islam. Keterlibatan Al-Aqsa dalam perjalanan spiritual ini memperkuat statusnya dalam menyatukan keyakinan umat.
Baca Juga: Menjaga Spirit EcoRamadhan: Sucikan Diri, Kurangi Sampah
Masjid Al-Aqsa bukan hanya milik kaum Palestina atau Arab, tetapi milik seluruh umat Islam. Karena itu, ia menjadi simbol kesatuan aqidah. Setiap serangan atau ancaman terhadapnya menjadi pemantik semangat solidaritas umat di seluruh dunia. Persatuan dalam membela Al-Aqsa adalah wujud aktualisasi persaudaraan Islam (ukhuwwah Islamiyah).
Masjid ini menjadi tempat ibadah banyak nabi sebelum Rasulullah ﷺ. Ini menunjukkan kesinambungan risalah tauhid dari para nabi sebelumnya, menjadikan Al-Aqsa sebagai titik temu ajaran-ajaran ilahiyah yang dibawa oleh para utusan Allah. Hal ini mengakar kuat dalam nilai keimanan umat Islam terhadap sejarah kenabian.
Menjaga dan memuliakan Al-Aqsa merupakan bentuk penghormatan terhadap tauhid dan risalah para nabi. Umat Islam yang berkomitmen pada tauhid akan merasa terpanggil membela tempat yang menjadi saksi penyebaran ajaran tauhid selama ribuan tahun. Ini menjadi alasan mengapa Al-Aqsa menyatukan umat Islam lintas negara.
Secara politik, isu Al-Aqsa mampu menyatukan berbagai elemen umat yang berbeda-beda mazhab, organisasi, bahkan negara. Konflik dan penjajahan atas Al-Aqsa menumbuhkan semangat ukhuwah dan kesadaran geopolitik Islam, bahwa kebebasan Al-Aqsa adalah agenda bersama seluruh umat, bukan hanya satu bangsa.
Baca Juga: The Power of Ikhlas
Tidak ada isu lain yang bisa mempersatukan emosi umat Islam seperti Al-Aqsa. Setiap kali Al-Aqsa diserang, jutaan umat Islam turun ke jalan, berdemo, mengadakan doa bersama, dan menggalang dukungan. Ini adalah refleksi nyata dari hati umat yang terpaut pada rumah Allah di Bumi Para Nabi itu.
Masjid Al-Aqsa berperan sebagai pusat pembelajaran Islam dan benteng perlawanan terhadap penjajahan. Kajian-kajian ilmiah dan halaqah-halaqah yang digelar di sana mencetak generasi yang cinta Al-Qur’an, hadis, dan tanah suci. Ini adalah modal penting dalam membangun persatuan berdasarkan ilmu dan iman.
Kondisi Al-Aqsa mencerminkan kondisi umat. Ketika Al-Aqsa terjajah, itu simbol lemahnya umat. Ketika umat bersatu membela Al-Aqsa, itu menunjukkan kebangkitan dan kehormatan mereka. Oleh karena itu, membela Al-Aqsa adalah membela marwah (kehormatan) umat Islam secara keseluruhan.
Al-Aqsa menjadi pemicu kesadaran global umat tentang pentingnya kepedulian terhadap isu ummat dan dunia Islam. Ia mendidik umat untuk tidak apatis dan melibatkan diri dalam perjuangan global. Kesadaran ini memperkuat jaringan ukhuwah global dan memperluas solidaritas lintas bangsa.
Baca Juga: Tak Perlu Bangga, Zionis! Neraka Sudah Siap Menerimamu
Banyak pemuda Islam yang terinspirasi untuk berjihad dan berkorban demi membela Al-Aqsa. Ini menunjukkan bahwa tempat ini mampu membangkitkan semangat perjuangan, membentuk karakter kepemimpinan, dan menanamkan nilai keberanian serta kesabaran dalam diri umat, yang sangat penting dalam menyatukan barisan.
Para ulama dan da’i di berbagai belahan dunia terus menjadikan isu Al-Aqsa sebagai tema penting dalam khutbah, kajian, dan ceramah mereka. Ini membantu membentuk opini publik Islam yang satu arah dalam mencintai dan membela Al-Aqsa. Peran mereka sangat vital dalam menjaga persatuan umat melalui dakwah yang konsisten.
Persatuan yang terbentuk dalam membela Al-Aqsa adalah realisasi nyata dari ukhuwah Islamiyah yang diperintahkan Allah dalam Al-Qur’an: “Sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara…” (QS. Al-Hujurat: 10). Maka, tidak sempurna ukhuwah jika tidak ada kepedulian terhadap Al-Aqsa.
Masjid Al-Aqsa adalah bagian dari nubuwat kebangkitan umat di akhir zaman. Rasulullah ﷺ bersabda bahwa akan ada generasi yang membebaskan Baitul Maqdis. Maka Al-Aqsa menjadi titik harapan, titik fokus perjuangan, dan titik temu persatuan untuk menggapai kejayaan Islam sebagaimana yang dijanjikan dalam syariat. []
Baca Juga: Perut adalah Sumber Penyakit: Penjelasan Hadis dan Fakta Medis
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Hidup Sekali, Jangan Salah Tujuan: Dunia Bukan Segalanya