Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Peran Media Massa Dalam Peningkatan Literasi Ekonomi Syariah

Rana Setiawan - Sabtu, 19 Maret 2022 - 23:42 WIB

Sabtu, 19 Maret 2022 - 23:42 WIB

33 Views

Oleh: Arief Rahman, Pemimpin Umum Kantor Berita MINA

Keutamaan Membaca

Surat pertama yang diturunkan oleh Allah Subhanahu Wa Ta’ala kepada Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam adalah Surat Al-Alaq 1- 5 yang berbunyi:

اقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِي خَلَقَ (1) خَلَقَ الْإِنْسَانَ مِنْ عَلَقٍ (2) اقْرَأْ وَرَبُّكَ الْأَكْرَمُ (3) الَّذِي عَلَّمَ بِالْقَلَمِ (4) عَلَّمَ الْإِنْسَانَ مَا لَمْ يَعْلَمْ (5)

Baca Juga: Amalan Sunnah pada Hari Jumat

“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah. Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.”

Wahyu ini turun sebagai bukti pengangkatan Muhammad sebagai Nabi sekaligus Rasulullah.

Salah satu hikmah diturunkannya surat ini menurut para ulama, menandakan urgensi membaca dalam aktifitas kita sebagai manusia. Membaca dengan memperhatikan asma Allah Subhanahu Wa Ta’ala yang Agung dengan tujuan agar manusia menyadari atas keterbatasan pengetahuannya.

Selain itu hikmah yang bisa diambil dari surat Al-Alaq ini menggarisbawahi bahwa manusia itu sejatinya tidak mengetahui apa-apa, hanya Allah Subhanahu Wa Ta’ala yang Maha Mengetahui.

Baca Juga: [Hadits Arbain ke-8] Mengajak Kepada Kalimat Syahadat

Allah Subhanahu Wa Ta’ala mengajarkan manusia melalui perantaraan kalam Nya sebagaimana Nabi Adam sebagai manusia pertama yang diberikan pengajaran langsung. Hal tersebut termaktub dalam Surat Al-Baqarah ayat 31:

وَعَلَّمَ اٰدَمَ الْاَسْمَاۤءَ كُلَّهَا ثُمَّ عَرَضَهُمْ عَلَى الْمَلٰۤىِٕكَةِ فَقَالَ اَنْۢبِـُٔوْنِيْ بِاَسْمَاۤءِ هٰٓؤُلَاۤءِ اِنْ كُنْتُمْ صٰدِقِيْنَ

Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda) seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada para Malaikat lalu berfirman: “Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu memang orang-orang yang benar!”(QS. Al-Baqarah [2]: 31).

Wahbah al-Zuhaili menerangkan bahwa Allah Subhanahu Wa Ta’ala mengajari Adam nama-nama segala sesuatu dan jenis-jenis material, misalnya nama-nama tumbuhan, namanama benda mati, nama-nama manusia, nama-nama hewan yang ada di dunia. Demikian penjelasan singkat al-Zuhaili (Tafsir al-Munir, 1418: 1/126 dan Tafsir alWashith, 1422: 1/23).

Baca Juga: Tertib dan Terpimpin

Menurut Imaam Yakhsyallah Mansur membaca dan menulis itu bukan hanya bagi masyarakat terdidik yang hendak dibangun Al-Qur’an, melainkan juga untuk menciptakan kebudayaan, menghasilkan pengetahuan baru, dan membangun satu peradaban dinamis yang maju. (Urgensi membaca dan menulis dalam Islam, minanews.net, 2019)

Sejarah menunjukkan keunggulan peradaban masa keemasan Islam, berbanding lurus dengan dikuasainya ilmu pengetahun yang diawali dengan kebiasaan membaca dan menulis.

Cordova yang saat itu menjadi salah satu pusat aktivitas ilmiah umat Islam selain Baghdad tampak terang benderang yang mampu menyinari Eropa yang tenggelam pada keterbelakangan dan kegelapan Abad Pertengahan.

Potensi keunggulan sumber daya manusia dan alam saat itu dapat dioptimalkan melalui keilmuan yang dilahirkan oleh cendekia muslim dengan melaksanakan perintah pertama yang diberikan kepada Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam dalam kutipan ayat di atas.

Baca Juga: [Hadits Arbain ke-7] Agama itu Nasihat

Potensi Umat Islam Indonesia

Berbicara potensi umat Islam saat ini khususnya Indonesia, data menunjukkan, Indonesia menjadi negara terbesar populasi umat Islam. Menurut laporan The Royal Islamic Strategic Studies Centre (RISSC) atau MABDA bertajuk The Muslim 500 edisi 2022, ada 231,06 juta penduduk Indonesia yang beragama Islam.

Jumlah itu setara dengan 86,7% dari total penduduk Indonesia. Proporsi penduduk muslim di Indonesia pun mencapai 11,92% dari total populasinya di dunia.

Melihat data diatas, maka potensi ekonomi umat Islam sangat menggiurkan. Apapun produk yang dihasilkan baik yang terkait dengan ritual keagamaan maupun kebutuhan keseharian memiliki prospek yang menjanjikan.

Baca Juga: Ada Apa dengan Terpilihnya Trump?

Selain itu Indonesia digadang-gadang untuk menjadi kiblat 4F terkait industri syariahnya yaitu Fashion, Food, Fun & Entertaintment dan Finance.

Untuk sektor keuangan menurut data Otoritas Jasa Keuangan, per maret 2020 pengguna jasa perbankan syariah telah menembus angka 40 juta orang atau sebesar 15% dari total populasi umat Islam yang ada. Bila ditambah dengan instrumen keuangan syariah lainnya sepeti asuransi syariah maupun koperasi syariah kurang lebih menjadi 50 juta orang.

Adiwarman Karim, sebagai praktisi keuangan syariah Indonesia menjelaskan, angka 50 juta itu bukan menggambarkan awareness yang rendah dari masyrakat terhadap instrumen keuangan syariah, melainkan sebagai keterbatasan jasa keuangan syariah dalam memfasilitasi kebutuhan keuangan umat. Artinya potensi yang ada
jauh lebih besar bila jasa keuangan syariah bisa tumbuh lebih cepat lagi.

Di bidang fashion, laporan dari State of the Global Islamic Economy pada tahun 2019-2020 menyebutkan bahwa Indonesia menduduki peringkat ketiga sebagai negara pengembang busana muslim terbaik di dunia, setelah Uni Emirat Arab dan Turki. Total konsumsi mencapai 16 miliar US Dolar. Sementara menurut Thomson Reuters,
Indonesia juga merupakan konsumen busana muslim terbesar ketiga di dunia, yang membelanjakan sekitar Rp 300 triliun per tahunnya.

Baca Juga: Pentingnya Memahami Fiqih Jual Beli dalam Berdagang

Untuk makanan, data Global Islamic Economy Report 2020/2021 menunjukkan bahwa pengeluaran konsumen muslim untuk makanan dan minuman halal, farmasi dan kosmetik halal, serta pariwisata ramah muslim dan gaya hidup halal pada tahun 2019 mencapai nilai US$2,02 triliun.Konsumsi produk halal Indonesia pada tahun 2019
mencapai US$144 miliar yang menjadikan Indonesia sebagai konsumen terbesar di sektor ini.

Sektor pariwisata ramah muslim menjadikan Indonesia menduduki posisi ke-6 dunia dengan nilai US$11,2 miliar. Di sektor busana muslim, Indonesia merupakan konsumen ke-3 dunia dengan total konsumsi 16 miliar US Dolar. Sektor farmasi dan kosmetika halal Indonesia menempati peringkat ke-6 dan ke-2 dengan total pengeluaran
masing-masing US$5,4 miliar dan US$4 miliar.

Melihat data-data di atas maka tidak mengherankan para investor dari berbagai negara belahan dunia menjadikan Indonesia surga untuk produk produk mereka. Berbagai inovasi produk dari yang halal, abu-abu dan haram ada di tawarkan ke Indonesia.

Kecenderungan konsumen yang suka akan hal-hal baru dan kekinian juga menjadi variabel dalam kesuksesan sebuah produk yang diluncurkan di masyarakat. Hal ini juga yang membawa sisi positif munculnya dorongan inovasi atas produk-produk yang ditawarkan kepada umat.

Baca Juga: Selesaikan Masalahmu dengan Sabar dan Shalat

Indeks Literasi Keuangan Syariah

Besarnya potensi yang dimiliki umat Islam Indonesia sebagaimana yang dipapar di atas ternyata belum memberikan kemanfaatan yang signifikan bagi umat Islam sendiri. Masih banyak produk-produk syariah yang dibuat pada akhirnya tidak memberikan dampak kepada perkembangan pemahaman konsep syariah itu sendiri bahkan cenderung menjebak umat dengan embel-embel syariah dalam pemasarannya.

Salah satu penyebabnya adalah minimnya pemahaman umat terkait literasi keuangan syariah. Indeks literasi keuangan syariah adalah indikator pengukuran pengetahuan mendasar mengenai prinsip-prinsip ekonomi dan keuangan (Economic and Financial knowledge) menurut aturan Islam (syariah), serta memiliki ketrampilan (financial skill) dan keyakinan (financialconfident) dalam mengelola sumber keuangannya (financial behavior) secara tepat guna, untuk mencapai kesejahteraan (well being) dan keseimbangan akhirat sesuai tuntunan agama.
Indeks ini mencakup enam aspek sebagaimana gambar di bawah ini:

Baca Juga: Dentuman Perang Memisahkan Sepasang Calon Pengantin

Berdasarkan laporan bank indonesia per oktober 2021 terkait indeks literasi keuangan syariah terjadi peningkatan menjadi 20,1% atau naik dari sebelumnya yang sebesar 16,3 %.

Angka tersebut di satu sisi disyukuri terjadi peningkatan, disisi lain menjadi pekerjaan rumah bagi seluruh pelaku ekonomi syariah maupun pihak lainnya untuk berkontribusi dalam meningkatkannya.

Peran Media Massa (pers) Dalam Peningkatan Literasi Berdasarkan UU Pers No 40 tahun 1999 pasal 6 mengenai peran penting pers, khususnya peran pertama yaitu Pers berperan dalam memenuhi hak masyarakat untuk mengetahui. Peran ini sejalan dengan hak untuk memperoleh informasi. Artinya Pers dapat memberikan informasi secara umum kepada masyarakat sebagai upaya mewujudkan penyelenggaran negara yang terbuka.

Semakin terbuka negara, maka semakin mudah untuk diawasi publik. Hak untuk memperoleh informasi juga relevan untuk meningkatkan keterlibatan masyarakat dalam proses pengambilan keputusan publik.

Baca Juga: Bela Masjid Al-Aqsa Sepanjang Masa

Dengan keterangan diatas maka pers memiliki peranan penting dalam peningkatan literasi keuangan syariah masyarakat.

Kemajuan teknologi saat ini yang semakin memudahkan masyarakat dalam mengakses informasi, harus dapat dioptimalkan oleh insan pers terkait perannya dalam memfasilitasi pemahaman masyarakat terkait keuangan syariah.

Fenomena Citizen journalism yaitu keterlibatan masyarakat untuk memberitakan sebuah kejadian bisa dimanfaatkan sebagai salah satu cara untuk menghadirkan pemahaman yang lebih masif terkait ekonomi syariah.

Generasi Milenial & Z dalam Peningkatan Literasi Ekonomi Syariah

Baca Juga: Cinta Dunia dan Takut Mati

Salah satu generasi yang aktif dan masif dalam aktifitas informasi saat ini adalah generasi Milenial dan Z. Menurut Beresfod Research generasi milenial atau sering disebut generasi Y adalah sekelompok orang yang lahir setelah generasi X. Mereka lahir pada kisaran 1980 hingga 1996.

Riset yang dilakukan oleh lembaga Alvara Research Center mengatakan generasi milenial menyimpan potensi besar untuk bisnis. Pada 2020, generasi milenial akan mendominasi populasi di Indonesia dengan porsi sekitar 34 persen, diikuti 20 persen generasi X, dan 13 persen generasi baby boomers (kelahiran 1946 hingga 1964).

Sementara itu generasi Z adalah generasi yang lahir setelahnya yaitu dari tahun 1997 sampai tahun 2012. Dimana generasi ini ditahun 2022 akan berusia 10 – 25 tahun.

Dikutip dari Hasil Sensus Penduduk 2020 pada Jumat (22/1/2021), jumlah generasi Z mencapai 75,49 juta jiwa atau setara dengan 27,94 persen dari total seluruh populasi penduduk di Indonesia. Sementara itu, jumlah penduduk paling dominan kedua berasal dari generasi milenial sebanyak 69,38 juta jiwa penduduk atau sebesar 25,87 persen.

Melihat data di atas maka menjadi sebuah agenda penting bagi insan pers serta pelaku ekonomi syariah lainnya untuk tidak hanya menjadikan kedua generasi ini sebagai obyek namun harus dilibatkan dalam membuat konten yang menarik dalam peningkatan literasi ekonomi syariah. Aneka tulisan, artikel maupun bahkan video pendek tentang ekonomi syariah yang didukung dengan aplikasi media sosial dapat menjadi alat yang efektif dalam peningkatan literasi ekonomi syariah.

Marak saat ini pemberitaan terkait terjebaknya umat dalam aktifitas ekonomi yang jauh dari aturah syariat Islam. Penipuan dan praktik riba hadir dalam pemberitaan sehari-hari yang bukan hanya merugikan namun juga mengurangi keberkahan dalam kehidupan umat. Hal tersebut ditengarai disebabkan jauhnya akses informasi
syariat Islam yang membantu umat dalam membuat keputusan dalam perilakunya sehari-hari.

Kantor Berita MINA dan Peran Peningkatan Literasi Ekonomi Syariah

Sebagai sebuah media umat Islam, Kantor Berita MINA berkomitmen untuk mendukung segala aktifitas dalam peningkatan pemahaman umat Islam bukan hanya dalam pemberitaan aktual dan kemanusiaan namun juga artikel tentang perkembangan ekonomi syariah.

Kantor Berita MINA didirikan atas inisiasi Yayasan Al Fatah, Radio Silaturahim dan MerC yang memfokuskan diri atas perjuangan pembebasan Al Aqsa dan kemerdekaan Palestina.

Anugerah Jurnalistik tahun 2022 dari BAZNAS yang diterima Kantor Berita MINA dengan kategori Berita Kemanusiaan menjadi salah satu apresiasi atas pemberitaan kemanusiaan yang dihadirkan dalam laman www.minanews.net.

Hal ini menjadi modal kedepan untuk terus menghadirkan kemanfaatan pers khususnya Kantor Berita MINA dalam mengedukasi masyarakat dalam bidang ekonomi syariah Selanjutnya Kantor Berita MINA juga mengharapkan peran serta dari seluruh lapisan masyarakat yang memiliki pemahaman tentang ekonomi syariah serta praktiknya di
lapangan untuk menggiatkan penulisan baik dikanal media seperti www.minanews.net maupun media sosial lainnya.

Tulisan maupun pengalaman aplikasi ekonomi syariah menjadi sangat penting sebagai referensi umat dalam interaksi mereka dalam kegiatan ekonomi sehari-hari. Lebih jauh lagi dengan adanya artikel maupun tulisan terkait ekonomi syariah, kita dapat berkontribusi dalam menjaga umat dalam keterpurukan ekonomi yang disebabkan praktik-praktik yang jauh dari syariat Islam.

Selain para penuis, pembaca memiliki kontirbusi dalam mensosialisasikan tulisan maupun artikel terkait ekonomi syaraih dengan mengoptimalkan media sosial yang dimiliki. Sudah menjadi pemahaman masyarakat, produk jurnalistik akan sangat terbantu dengan aktifitas like, comment and share dari para pembaca.

Kesimpulan

Dalam rangka mengembalikan kejayaan umat Islam dan kesejahteraan dunia melalui ekonomi syariah maka perilaku menulis dan membaca harus ditingkatkan secara masif.

Pemanfaatan teknologi oleh generasi Milenial & Z hendaknya diarahkan dalam penyediaan bacaan dan tontonan sebagai pembelajaran bagi umat tentang aspek aspek ekonomi syariah.

Daya baca dan ketersediaan tulisan tentang ekonomi syariah serta praktik-praktiknya diharapkan mampu mengedukasi masyarakat baik itu pelaku bisnis maupun konsumen dalam aktifitasnya sehari-hari. Sebagaimana Umar bin Khatab melarang para pelaku bisnis yang tidak mengetahui halal-haram dalam jual beli (fiqih muamalat).

Dukungan penulis dan pembaca dalam menulis dan membaca artikel di laman Kantor Berita MINA www.minanews.net menjadi krusial dalam peningkatan literasi ekonomi syariah dikalangan umat terutama kepada eksistensi media tersebut.

Wallahu’alam bishawab

Sumber bacaan:
• Alquranul Karim
• https://minanews.net/urgensi-membaca-dan-menulis-dalam-islam-olehimaam-yakhsyallah-mansur/
• Laporan keuangan ekonomi dan keuangan syariah 2020, Bank Indonesia
• Peraturan Dewan Pers
• Sharia economic talk eps 6 : Berkah di balik Musibah

• Pemikiran Ekonomi Islam https://www.youtube.com/watch?v=b1di_wqpIII
• Laporan Ekonomi dan Keuangan Syariah 2020 Bank Indonesia
• https://kumparan.com/arivairahman/tafsir-tarbawi-allah-mengajarkannama-nama-kepada-adam-dalam-al-quran-1uKmYsqSQoQ/3

• https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2021/11/03/rissc-populasimuslim-indonesia-terbesar-didunia#:~:text=Indonesia%20menjadi%20negara%20dengan%20populasi,7%25
%20dari%20total%20penduduk%20Indonesia.
• https://www.tribunnews.com/lifestyle/2021/02/27/potensi-pertumbuhanbusana-muslim-masih-terbuka-lebar
• https://www.kemenkeu.go.id/publikasi/berita/sektor-industri-halal-memilikipotensi-besar-dalam-perekonomian-nasional/
• http://wartasejarah.blogspot.com/2015/06/kebangkitan-peradaban-islamdi-eropa.html
• https://www.setneg.go.id/baca/index/tingkatkan_literasi_ekonomi_dan_keu
angan_syariah_peran_generasi_muda_sangat_strategis

(AK/R1/RS2)

Mi’raj News Agency (MINA)

Rekomendasi untuk Anda