DAKWAH Islamiyah adalah amanah besar yang diperintahkan Allah kepada setiap Muslim, tanpa terkecuali. Tidak hanya laki-laki, kaum perempuan atau Muslimah pun memiliki peran yang sangat penting dalam menyebarkan nilai-nilai Islam. Dalam sejarah Islam, para Muslimah memiliki kontribusi besar dalam perjuangan dakwah, mulai dari mendidik generasi, menebar akhlak mulia, hingga menjadi teladan dalam keteguhan iman.
Muslimah adalah madrasah pertama bagi anak-anaknya. Peran ini bukan peran biasa, melainkan pondasi utama bagi lahirnya generasi rabbani yang mencintai agama dan berpegang teguh pada syariat. Dakwah yang dilakukan Muslimah dimulai dari rumah, yaitu dengan membina keluarga, mendidik anak-anak dengan nilai-nilai Islam, serta menjadi istri yang mendukung perjuangan suaminya di jalan dakwah.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam sendiri telah mencontohkan bagaimana menghargai peran perempuan dalam dakwah. Istri beliau, Khadijah binti Khuwailid, adalah sosok yang sangat berjasa di awal kenabian. Ia tidak hanya mendukung secara emosional dan finansial, tetapi juga memberikan keteguhan hati kepada Rasulullah dalam menghadapi tantangan berat dakwah di masa awal.
Selain Khadijah, ada pula nama-nama seperti Aisyah radhiyallahu ‘anha yang menjadi rujukan ilmu bagi generasi sahabat dan tabi’in. Beliau adalah teladan Muslimah intelektual yang aktif menyampaikan hadis dan fatwa. Ini menunjukkan bahwa peran Muslimah dalam dakwah tidak terbatas di dalam rumah, tapi juga bisa menembus ruang-ruang keilmuan dan sosial selama tetap menjaga batasan syariat.
Baca Juga: Muslimah dan Cahaya Keberanian, Menapaki Jalan Kebaikan dengan Keyakinan
Muslimah hari ini harus meneladani semangat para shahabiyah tersebut. Dalam era digital, ruang dakwah semakin luas. Media sosial, blog, podcast, dan berbagai platform lainnya bisa menjadi sarana Muslimah menyampaikan pesan-pesan Islam yang santun, menyejukkan, dan mengajak pada kebaikan. Dengan bekal ilmu, akhlak mulia, dan niat yang ikhlas, dakwah di dunia maya bisa menjadi ladang amal yang besar.
Namun, peran Muslimah dalam dakwah tetap harus dibingkai dengan prinsip-prinsip syar’i. Dakwah tidak boleh mengesampingkan kewajiban utama sebagai istri dan ibu, serta harus memperhatikan adab-adab dalam berinteraksi dengan lawan jenis, menjaga hijab dan kehormatan, serta menjauhi fitnah. Dalam hal ini, Islam memberi aturan yang jelas untuk menjaga kemuliaan Muslimah sebagai pejuang dakwah.
Penting bagi Muslimah untuk terus meningkatkan kualitas dirinya. Ilmu adalah bekal utama dalam berdakwah. Tanpa ilmu, dakwah bisa melenceng dari tuntunan syariat. Oleh karena itu, belajar agama, menghadiri majelis ilmu, membaca buku-buku Islam, serta berdiskusi dengan para ahli adalah langkah yang penting dalam membentuk diri sebagai da’iyah (pendakwah wanita).
Perlu juga ditanamkan bahwa dakwah bukan hanya dengan lisan, tetapi juga dengan perbuatan. Muslimah bisa berdakwah melalui akhlaknya, melalui senyum, kelembutan, kesabaran, dan sikap istiqamah dalam menjalani syariat. Banyak orang tersentuh oleh akhlak sebelum mereka tersentuh oleh kata-kata. Dalam hal ini, Muslimah adalah representasi nyata dari keindahan ajaran Islam.
Baca Juga: Menjaga Cahaya Iman, Muslimah di Tengah Godaan Gemerlapnya Dunia
Selain berdakwah kepada orang luar, Muslimah juga memiliki peran dalam membina komunitas perempuan. Kajian khusus akhwat, halaqah, pelatihan keterampilan berbasis nilai Islam, hingga pembinaan remaja putri adalah bidang-bidang dakwah yang sangat strategis. Perempuan lebih mudah menyentuh dan dipengaruhi oleh perempuan lainnya, sehingga Muslimah memiliki peluang besar untuk membentuk lingkungan yang salehah.
Muslimah yang terlibat dalam dakwah juga harus menjadi agen perubahan sosial. Ia tidak boleh diam saat melihat kemungkaran, terutama yang merusak perempuan, seperti budaya hedonisme, gaya hidup bebas, hingga penipuan dalam nama emansipasi. Dakwah yang dilakukan Muslimah harus mampu mengajak sesama perempuan untuk kembali kepada fitrah keislaman.
Dakwah juga menuntut kesabaran. Muslimah harus siap menghadapi penolakan, cibiran, bahkan tekanan dari lingkungan sekitar. Namun, keteladanan para perempuan shalihah sepanjang sejarah menunjukkan bahwa keikhlasan dan kesabaran mereka dalam berdakwah justru menjadi cahaya penerang bagi banyak hati yang gelap.
Keberhasilan dakwah Muslimah juga terletak pada kekompakan dan kerjasama. Muslimah perlu bersinergi dalam organisasi keislaman, majelis taklim, komunitas literasi Islam, dan lembaga dakwah lainnya. Dengan berjamaah, dakwah menjadi lebih kuat dan dampaknya lebih luas. Islam selalu mengajarkan pentingnya kekuatan dalam kebersamaan.
Baca Juga: Menjadi Muslimah yang Berdaya Saing dan Tangguh
Meskipun tantangan dakwah bagi Muslimah sangat besar, tetapi balasan dari Allah pun sangat agung. Dalam Al-Qur’an, Allah menjanjikan pahala yang sama bagi laki-laki dan perempuan yang beriman dan beramal saleh, termasuk dalam urusan dakwah (QS. An-Nahl: 97). Maka jangan pernah meremehkan langkah-langkah kecil dalam menyebarkan kebaikan, karena semua dicatat oleh Allah.
Akhirnya, Muslimah bukan sekadar objek dalam sejarah Islam, tetapi subjek penting yang membentuk dan menyebarkan peradaban. Peran Muslimah dalam dakwah adalah amanah sekaligus kehormatan. Dengan bekal iman, ilmu, akhlak, dan semangat juang, Muslimah dapat menjadi lentera yang menuntun umat kembali kepada jalan Allah. Dakwah adalah tugas mulia, dan Muslimah adalah pejuangnya.[]
Mi’raj News Agency (MINA)