Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Peran Muslimah di Akhir Zaman: Ibadah, Dakwah, dan Keluarga

Bahron Ansori Editor : Widi Kusnadi - 16 detik yang lalu

16 detik yang lalu

0 Views

Muslimah akhir zaman, tetap mulia di jalan dakwah (foto: ig)

Seorang muslimah tentus saja mempunyai tugas yang sama besar seperti laki-laki dalam bidang ibadah, dakwah dan keluarga. Muslimah di akhir zaman ini tentu saja harus menyadari betapa ia mempunyai peran yang besar dalam menjaga keberlangsungan dakwah, keluarga dan peningkatan ibadah. Tantangan yang dihadapi seorang muslimah di akhir zaman ini memang berat, tapi akan selalu ada jalan dari Allah selama berikhtiar dengan penuh kesungguhan untuk mendidik diri menjadi mulia di mata-Nya.

Akhir zaman adalah fase yang dijelaskan dalam Al-Qur’an dan Hadits sebagai masa yang penuh dengan fitnah, tantangan moral, dan kebingungan spiritual. Muslimah memiliki peran sentral dan krusial dalam menjaga keluarga, menyebarkan dakwah, serta memperkokoh iman melalui ibadah. Tugas ini bukan hanya sekadar tanggung jawab personal, melainkan juga bentuk kontribusi terhadap stabilitas umat Islam secara keseluruhan.

Ibadah merupakan benteng pertama yang menjaga seorang Muslimah dari pengaruh negatif akhir zaman. Sebagaimana disebutkan dalam QS. Al-Ankabut: 45, “Sesungguhnya shalat itu mencegah dari perbuatan keji dan mungkar.” Dengan ibadah yang konsisten dan khusyuk, seorang Muslimah dapat memperkuat ketahanan mental dan spiritual untuk menghadapi berbagai fitnah dan tantangan.

Shalat lima waktu bukan sekadar kewajiban, tetapi juga sarana untuk memelihara hubungan dengan Allah Ta’ala dan melindungi diri dari kesesatan. Dalam kondisi akhir zaman yang penuh fitnah, shalat akan membantu Muslimah menjaga kesadaran spiritual dan mengingatkan tujuan hidup yang hakiki, yakni beribadah kepada Allah.

Baca Juga: Kesabaran Seorang Istri

Bukan hanya shalat, tapi juga puasa tidak hanya menahan lapar dan dahaga, tetapi juga latihan pengendalian diri dan nafsu. Di tengah gempuran hawa nafsu dan godaan duniawi yang semakin deras di akhir zaman, puasa melatih Muslimah untuk tetap teguh dalam kesabaran dan keimanan. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Puasa adalah perisai.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam menyatakan bahwa menuntut ilmu adalah kewajiban setiap Muslim, baik laki-laki maupun perempuan. Ilmu akan membekali Muslimah dengan pemahaman yang benar tentang agama dan fenomena akhir zaman, sehingga mampu membedakan antara yang haq dan yang batil. Tanpa ilmu, seorang Muslimah akan rentan terhadap kebingungan dan manipulasi.

Dakwah bukan hanya tugas laki-laki, tetapi juga Muslimah. Di akhir zaman, ketika kebatilan merajalela, peran Muslimah sebagai pendakwah di lingkungan keluarga dan masyarakat menjadi sangat penting. QS. An-Nahl: 125 memerintahkan, “Serulah (manusia) ke jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pengajaran yang baik.” Muslimah bisa berdakwah dengan lemah lembut dan bijaksana.

Keluarga adalah institusi terkecil dalam masyarakat yang menjadi tempat utama pendidikan moral dan spiritual. Muslimah sebagai ibu memiliki peran strategis dalam menanamkan nilai-nilai Islam kepada anak-anak. Seorang ibu yang salehah akan membentuk generasi yang kuat imannya, siap menghadapi tantangan akhir zaman.

Baca Juga: Muslimat dan Dakwah, Menyebarkan Kebaikan Lewat Akhlak

Di tengah godaan dan kerusakan moral akhir zaman, menjaga keharmonisan rumah tangga menjadi jihad tersendiri. Muslimah dapat menjadi perekat dalam keluarga dengan menerapkan komunikasi yang baik, kesabaran, serta akhlak mulia. Rasulullah SAW bersabda, “Sebaik-baik kalian adalah yang paling baik terhadap keluarganya.” (HR. Tirmidzi).

Muslimah memiliki tanggung jawab untuk menjadi teladan dalam akhlak dan etika, baik di keluarga maupun masyarakat. Dengan akhlak yang mulia, Muslimah dapat memberikan contoh nyata tentang kebaikan Islam, sekaligus menjadi benteng moral di tengah kerusakan yang semakin merajalela.

Haya’ atau rasa malu adalah sifat yang mulai memudar di akhir zaman. Padahal, Rasulullah SAW bersabda, “Malu itu sebagian dari iman.” (HR. Bukhari). Muslimah harus tetap menjaga haya’ sebagai pelindung dari perilaku yang tidak bermoral. Rasa malu akan membentengi Muslimah dari pengaruh negatif budaya bebas.

Bergabung dengan komunitas Muslimah yang positif dapat menjadi salah satu cara untuk saling menguatkan iman dan dakwah. Komunitas ini dapat menjadi ruang untuk berbagi ilmu, pengalaman, dan nasihat dalam menghadapi berbagai tantangan akhir zaman. Kebersamaan dalam kebaikan akan menambah kekuatan spiritual.

Baca Juga: Belajar dari Ibunda Khadijah RA, Teladan untuk Muslimah Akhir Zaman

Dalam menghadapi akhir zaman, doa menjadi senjata utama yang tidak boleh ditinggalkan. Muslimah dianjurkan untuk selalu memohon perlindungan kepada Allah SWT dari fitnah akhir zaman, sebagaimana diajarkan Rasulullah SAW dalam doa: “Ya Allah, lindungilah aku dari fitnah kehidupan dan kematian, serta dari fitnah Dajjal.” (HR. Muslim).

Ibadah, dakwah, dan keluarga adalah tiga pilar utama yang harus dijaga oleh Muslimah di akhir zaman. Dengan memperkuat ketiga aspek ini, Muslimah akan menjadi benteng pertahanan yang kokoh bagi dirinya, keluarga, dan umat Islam. Peran Muslimah tidak hanya menyelamatkan diri dari fitnah akhir zaman, tetapi juga berkontribusi dalam kebangkitan umat Islam.

Wahai saudariku Muslimah, di tengah fitnah akhir zaman ini, jadilah lentera kebaikan dengan ibadah yang khusyuk, dakwah yang bijak, dan keluarga yang harmonis. Setiap langkahmu dalam kebaikan takkan sia-sia, Allah melihat usahamu dan menyimpan pahala yang besar. Tetaplah teguh, bersabar, dan yakinlah bahwa peranmu sangat berarti untuk melahirkan generasi yang beriman dan menjaga umat dari kehancuran.[]

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Muslimah: Kekuatan Lembut Penggerak Perubahan

Rekomendasi untuk Anda

Khadijah
Khadijah
Khadijah
Indonesia
Khadijah