Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Peran Muslimat dalam Menjaga Kesatuan Umat

Bahron Ansori Editor : Rudi Hendrik - Kamis, 29 Agustus 2024 - 14:12 WIB

Kamis, 29 Agustus 2024 - 14:12 WIB

13 Views

Seorang akhwat sedang membaca buku. (foto: facebook)

Peran muslimat atau perempuan Muslim dalam menjaga kesatuan umat memiliki akar sejarah yang panjang dan signifikan. Sejak masa awal Islam, perempuan telah memainkan peran penting dalam membentuk, memelihara, dan memperkuat ikatan sosial dan spiritual di antara umat Muslim.

Pada masa Nabi Muhammad SAW, perempuan Muslim seperti Khadijah binti Khuwailid, istri pertama Nabi, memberikan dukungan moral dan material yang tak ternilai bagi perkembangan awal komunitas Muslim. Khadijah tidak hanya menjadi pendukung setia Nabi, tetapi juga berperan sebagai penasihat dan sumber kekuatan bagi komunitas Muslim yang sedang tumbuh. Perannya dalam mempersatukan dan menguatkan umat pada masa-masa sulit menjadi teladan bagi generasi muslimat selanjutnya.

Ada juga Aisyah binti Abu Bakar, istri Nabi yang lain, memiliki peran yang tak kalah pentingnya. Sebagai perawi hadits yang prolifik (produktif), Aisyah menjadi sumber pengetahuan agama yang sangat dihormati. Perannya dalam mentransmisikan ajaran Islam dan menjaga keotentikan hadits menjadi kunci dalam memelihara kesatuan pemahaman dan praktik keagamaan di kalangan umat Muslim.

Dalam sejarah Islam selanjutnya, kita melihat munculnya figur-figur perempuan Muslim yang berpengaruh seperti Rabi’ah al-Adawiyah, seorang sufi terkenal dari abad ke-8. Ajaran dan praktik spiritualnya tidak hanya memperdalam dimensi batin Islam, tetapi juga menjembatani berbagai aliran pemikiran dalam Islam, sehingga berkontribusi pada harmonisasi dan kesatuan umat.

Baca Juga: Tujuh Ciri Wanita Modern yang Jauh dari Syari’at

Pada masa Dinasti Abbasiyah, perempuan-perempuan terpelajar seperti Lubna dari Cordoba memainkan peran penting dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan budaya Islam. Kontribusi mereka dalam bidang sains, sastra, dan seni tidak hanya memperkaya peradaban Islam tetapi juga memperkuat ikatan intelektual dan kultural di antara berbagai komunitas Muslim.

Di era modern, peran muslimat dalam menjaga kesatuan umat semakin kompleks dan beragam. Tokoh-tokoh seperti Fatima Mernissi dari Maroko telah memberikan kontribusi besar dalam menafsirkan ulang teks-teks Islam dari perspektif feminis, membuka jalan bagi dialog dan pemahaman yang lebih inklusif tentang peran perempuan dalam Islam.

Di Indonesia, organisasi-organisasi perempuan Muslim telah memainkan peran vital dalam pemberdayaan perempuan dan pengembangan masyarakat. Melalui program-program pendidikan, kesehatan, dan sosial ekonomi, organisasi-organisasi kemuslimatan itu tidak hanya meningkatkan kesejahteraan masyarakat tetapi juga memperkuat kohesi sosial di kalangan umat Muslim.

Peran muslimat dalam pendidikan anak-anak dan pemuda Muslim juga tidak bisa diabaikan. Sebagai ibu dan pendidik, perempuan Muslim memiliki peran krusial dalam menanamkan nilai-nilai Islam dan membangun karakter generasi muda. Peran ini sangat penting dalam memelihara identitas Muslim dan memperkuat ikatan komunitas lintas generasi.

Baca Juga: Wahai Muslimah, Inilah Keistimewaanmu dalam Islam

Dalam konteks resolusi konflik dan perdamaian, muslimat juga telah menunjukkan peran yang signifikan. Di berbagai wilayah konflik, perempuan Muslim sering kali menjadi jembatan perdamaian, memfasilitasi dialog antar komunitas, dan membangun inisiatif rekonsiliasi di akar rumput.

Keterlibatan muslimat dalam aktivisme sosial dan politik juga telah memberikan dimensi baru dalam upaya menjaga kesatuan umat. Tokoh-tokoh seperti Benazir Bhutto di Pakistan atau Shirin Ebadi di Iran, meskipun kontroversial, telah membuka wacana tentang peran perempuan dalam kepemimpinan politik di dunia Muslim.

Di era globalisasi dan media sosial, muslimat memainkan peran penting dalam membentuk narasi tentang Islam dan identitas Muslim. Melalui platform digital, banyak perempuan Muslim yang menjadi influencer dan opinion leader, menyuarakan isu-isu penting dan mempromosikan pemahaman yang lebih nuansa tentang Islam kepada audiens global.

Namun, peran muslimat dalam menjaga kesatuan umat juga menghadapi tantangan. Isu-isu seperti interpretasi teks agama, hak-hak perempuan dalam Islam, dan keterlibatan perempuan dalam ruang publik sering kali menjadi sumber perdebatan dan perpecahan. Dalam konteks ini, muslimat dituntut untuk memainkan peran yang lebih aktif dalam dialog intra-umat dan antar-umat.

Baca Juga: Kekuatan Dalam Kelembutan, Potret Muslimah Penggerak Perubahan

Pelajaran penting dari sejarah adalah bahwa peran muslimat dalam menjaga kesatuan umat tidak terbatas pada satu bidang atau pendekatan. Sebaliknya, ini melibatkan spektrum luas aktivitas dari pendidikan, aktivisme sosial, spiritualitas, hingga kepemimpinan politik dan intelektual. Keragaman peran ini mencerminkan kompleksitas dan dinamika masyarakat Muslim kontemporer.

Ke depan, tantangan bagi muslimat dalam menjaga kesatuan umat akan semakin kompleks. Isu-isu seperti ekstremisme, islamofobia, ketimpangan gender, dan krisis lingkungan memerlukan respons yang holistik dan inklusif. Dalam konteks ini, peran muslimat sebagai agen perubahan dan pemersatu akan semakin krusial.

Kesimpulannya, sejarah telah menunjukkan bahwa muslimat memiliki peran yang tak tergantikan dalam menjaga kesatuan umat Muslim. Dari masa Nabi hingga era kontemporer, perempuan Muslim telah mendemonstrasikan kemampuan mereka untuk membangun jembatan, memperkuat ikatan komunitas, dan membawa perubahan positif. Menghargai dan memberdayakan peran ini tidak hanya penting bagi kesetaraan gender tetapi juga vital bagi kesatuan dan kemajuan umat Muslim secara keseluruhan.[]

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Wanita Salihah, Sebaik-baik Perhiasan Dunia

 

Rekomendasi untuk Anda

Khadijah
Sosok
Khutbah Jumat
Sosok
Khadijah
Kolom