Masjid Al-Aqsa, yang berada di Kota Yerusalem, memiliki posisi yang amat istimewa dalam ajaran Islam. Selain menjadi kiblat pertama umat Muslim, Al-Aqsa juga merupakan bagian dari peristiwa Isra’ dan Mi’raj Rasulullah Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam.
Namun, saat ini, Al-Aqsa berada dalam cengkeraman penjajahan yang tak kunjung usai. Di sinilah pemuda memiliki peran penting sebagai garda terdepan dalam membebaskan Al-Aqsa dan mengembalikan kehormatan umat Islam.
Dalam sejarah Islam, pemuda selalu menjadi elemen utama dalam berbagai pergerakan pembebasan dan perjuangan. Pemuda memiliki energi, keberanian, dan idealisme yang tinggi.
Hal ini dicontohkan oleh para sahabat Rasulullah seperti Ali bin Abi Thalib, Mus’ab bin Umair, dan Usamah bin Zaid. Mereka berjuang dengan penuh semangat meski usia mereka masih muda. Teladan ini memberikan inspirasi kepada pemuda masa kini untuk berjuang dalam membebaskan Al-Aqsa.
Baca Juga: Langkah Kecil Menuju Surga
Dalam Al-Qur’an dan Hadis, membela tanah suci dan melawan kezaliman merupakan kewajiban yang jelas. Allah Ta’ala berfirman, “Dan perangilah di jalan Allah orang-orang yang memerangi kamu, tetapi jangan melampaui batas. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas.” (Qs. Al-Baqarah: 190)
Ayat ini menegaskan bahwa umat Islam harus berjuang melawan penjajah yang merampas hak mereka. Membela Masjid Al-Aqsa bukan hanya tanggung jawab politik, melainkan juga kewajiban syar’i yang harus ditunaikan oleh setiap Muslim, khususnya generasi muda.
Sejarah mencatat berbagai tokoh muda yang berperan dalam membebaskan Al-Aqsa. Salah satunya adalah Sultan Shalahuddin Al-Ayyubi, seorang pemuda yang gigih menyatukan umat Islam untuk merebut kembali Al-Aqsa dari tangan Tentara Salib.
Dengan keberanian, strategi, dan kepemimpinannya yang luar biasa, Shalahuddin berhasil membebaskan Al-Aqsa pada tahun 1187 M.
Baca Juga: Akhlak Mulia: Rahasia Hidup Berkah dan Bahagia
Shalahuddin adalah contoh nyata bagaimana pemuda dapat memainkan peran besar dalam sejarah umat Islam. Ia menunjukkan bahwa semangat, ilmu, dan iman yang kuat dapat mengantarkan pada kemenangan yang gemilang. Pemuda masa kini harus meneladani perjuangan Shalahuddin untuk mengembalikan kehormatan Al-Aqsa.
Di era modern ini, tantangan yang dihadapi pemuda untuk membebaskan Al-Aqsa tidak hanya bersifat fisik, tetapi juga ideologis, informasi, dan teknologi. Penjajahan bukan hanya berupa pendudukan militer, tetapi juga serangan pemikiran yang melemahkan semangat jihad dan persatuan umat Islam.
Oleh karena itu, pemuda harus membekali diri dengan ilmu pengetahuan, teknologi, dan pemahaman yang mendalam tentang sejarah dan syariat Islam.
Pemuda Muslim memiliki peran strategis sebagai pembela kebenaran, penyebar informasi yang jujur, serta pemersatu umat Islam di seluruh dunia. Melalui media sosial, tulisan, dan aksi nyata, pemuda dapat membangun kesadaran global akan pentingnya membebaskan Al-Aqsa. Dengan demikian, perjuangan ini tidak hanya menjadi milik satu bangsa, melainkan milik seluruh umat Islam.
Baca Juga: [Hadits Arbain ke-22] Islam Itu Mudah, Masuk Surga Juga Mudah
Membangun Kesadaran dan Menggugah Semangat Persatuan Umat
Langkah awal yang dapat dilakukan pemuda adalah membangun kesadaran akan pentingnya Al-Aqsa. Melalui kajian, diskusi, dan literasi sejarah, pemuda dapat memahami urgensi perjuangan ini.
Kesadaran ini akan menumbuhkan kepedulian yang mendorong aksi nyata. Pemuda harus menyadari bahwa membela Al-Aqsa adalah bagian dari membela kehormatan agama dan martabat umat Islam.
Selain itu, pemuda dapat berperan dalam gerakan kemanusiaan untuk mendukung rakyat Palestina yang menderita akibat penjajahan. Bantuan moral, material, dan doa adalah bentuk kontribusi yang dapat memperkuat perjuangan ini. Dengan solidaritas yang kuat, umat Islam akan mampu menghadapi tantangan penjajahan.
Baca Juga: Baca Doa Ini Saat Terjadi Hujan Lebat dan Petir
Persatuan adalah kunci keberhasilan dalam membebaskan Al-Aqsa. Sejarah menunjukkan bahwa umat Islam mampu merebut kembali tanah suci ketika mereka bersatu. Pemuda memiliki peran penting dalam menggugah semangat persatuan ini. Melalui kegiatan dakwah, organisasi, dan aksi bersama, pemuda dapat menyatukan berbagai elemen umat untuk fokus pada perjuangan membebaskan Al-Aqsa.
Persatuan ini harus melampaui batas geografis, etnis, dan mazhab. Setiap pemuda Muslim, di mana pun berada, harus merasa memiliki tanggung jawab untuk berkontribusi dalam perjuangan ini. Dengan demikian, Al-Aqsa akan menjadi simbol pemersatu umat Islam di seluruh dunia.
Membebaskan Masjid Al-Aqsa bukanlah tugas yang mudah, tetapi bukan pula hal yang mustahil. Dengan semangat, ilmu, dan iman, pemuda Muslim dapat menjadi generasi pembebas Al-Aqsa. Sejarah telah membuktikan bahwa pemuda memiliki kekuatan untuk mengubah dunia. Kini, saatnya pemuda mengambil peran itu.
Semoga Allah Ta’ala memberikan kekuatan kepada pemuda Islam untuk terus berjuang membela kebenaran dan membebaskan Al-Aqsa dari cengkeraman penjajahan. Amin ya Rabbal ‘Alamin.[]
Baca Juga: Ini Doa Terbaik Dari Keluarga untuk Jamaah Yang Pulang Umrah
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: [Hadits Arbain ke-21] Tentang Istiqamah