PERAN PEMUDA MUSLIM DALAM PERJUANGAN

Ali Farkhan Tsani

Oleh: Ali Farkhan Tsani, Da’i Pondok Pesantren Al-Fatah Cileungsi, Bogor, Jawa Barat, Indonesia

Imam Hasan Al-Banna, penggagas gerakan Ikhwanul Musliminm mengatakan, perbaikan suatu umat atau bangsa, tidak akan terwujud kecuali dengan perbaikan individunya, yang dalam hal ini adalah pemudanya. Perbaikan individu () tidak akan sukses kecuali dengan perbaikan jiwa. Dan perbaikan jiwa tidak akan berhasil kecuali dengan pendidikan dan pembinaan. Yaitu, membangun dan mengisi akal mereka dengan ilmu yang berguna, mengarahkan hati lewat do’a, serta memompa dan menggiatkan jiwa lewat introspeksi diri.

Senada dengan itu, Dr. Syakir Ali Salim berpendapat, bahwa pemuda Islam merupakan tumpuan umat, penerus dan penyempurna misi risalah Ilahiah. Perbaikan pemuda berarti adalah perbaikan umat. Oleh karena itu, eksistensinya sangat menentukan di dalam masyarakat. Dari kalangan pemudalah diharapkan muncul generasi penerus kebaikan, yang akan diteruskan oleh generasi berikutnya.

Allah menyebutkan di dalam ayat :

وَٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ وَٱتَّبَعَتۡہُمۡ ذُرِّيَّتُہُم بِإِيمَـٰنٍ أَلۡحَقۡنَا بِہِمۡ ذُرِّيَّتَہُمۡ وَمَآ أَلَتۡنَـٰهُم مِّنۡ عَمَلِهِم مِّن شَىۡءٍ۬‌ۚ كُلُّ ٱمۡرِىِٕۭ بِمَا كَسَبَ رَهِينٌ۬

Artinya : “Dan orang-orang yang , dan yang anak cucu mereka mengikuti mereka dalam keimanan, Kami hubungkan anak cucu mereka dengan mereka, dan Kami tiada mengurangi sedikitpun pahala amal mereka.” (QS Ath-Thur [52]: 21).

Betapa para pemuda pejuang di Palestina, telah banyak memberikan inspirasi bagaimana sifat-sifat pemuda itu masih memungkinkan untuk dimunculkan abad kini.

Generasi Yahya Ayyash, Imad Aqil, Izzudin Al-Qassam, dan pemuda-pemuda Palestina lainnya. Berkat ketangguhan, kesungguhan dan kedekatannya dengan Allah, menjadikan mereka para mujahid muda yang memilih dua hal “Isy kariman aw mut syahidan”, hidup mulia atau mati syahid.

Perguliran dari detik ke detik didedikasikan untuk mengangkat kalimah Allah setinggi-tingginya. Mereka kehilangan masa bermainnya, canda tawa tak bermanfaat, nonton apalagi bergaul dengan dunia gemerlap, maksiat dan khalwat tidak ada dalam kamus hidupnya. Itulah gambaran pemuda yang akan mengangkat derajat dan kehormatan Islam.

remaja masjidPemuda Muslim Modern

Apabila berbicara tentang pemuda, yang terbayang adalah kekuatan, semangat yang tinggi dan harapan yang begitu besar. Secara fitrah, masa muda adalah masa yang paling optimal untuk berfikir dengan kematangan jasmani, perasaan dan akalnya. Sangat wajar jika pemuda memiliki potensi yang besar dibandingkan dengan kelompok lainnya.

Semangat mereka bagaikan bom waktu yang siap meledak pada saat yang telah ditentukan, sehingga tidak heran pemuda adalah harapan masa depan. Semua bergantung di pundak mereka, ibarat kapal merekalah yang memegang kemudi, mereka yang menentukan hendak ke mana kapal akan berlabuh.

Pemuda adalah agent of change (agen perubahan) dalam semua lini kehidupan, karena mereka adalah penggerak kemajuan dan peradaban. Perubahan dunia berada di tangan mereka, mereka selalu berada di garis depan menuju kemajuan dan mengekspresikan kepentingan banyak orang.

Karena itu, negara-negara yang berkembang adalah negara yang bisa memaksimalkan pemudanya dengan baik. Belajar dari sejarah perkembangan Islam bahwa spirit ketauhidan muncul dari dalam jiwa-jiwa pemuda yang memiliki niat yang bersih, tulus untuk menegakkan kalimat tauhid, sebut saja Ali bin Abi Thalib, Zaid bin Tsabit, Arqam bin Abi Arqam, dan Bilal bin Rabah, Mush’ab bin Umair, mereka adalah pemuda-pemuda tangguh dalam perjuangan.

Pemuda Muslim modern, mungkin saja dari sisi penampilan fisik jauh berbeda dengan para sahabat pendahulunya. Bisa saja mereka memakai celana panjang dan setelan baju hem, atau berdasi. Dengan handphone modern, laptop, dan peralatan modern lainnya.

Namun yang lebih pokok adalah, agar penampilan jiwa tetaplah sebagai pemuda Muslim. Ia tetaplah pemuda yang berjiwa militan dan progressif dalam juang, selalu optimis tidak mudah putus asa, selalu dekat (taqarrub) kepada Allah, malu berbuat maksiat yang tertutup apalagi yang terang-terangan, kata-katanya terkontrol dengan sunnah, dan candanya tetaplah berbobot. Semua tetap terbingkai dalam keimanan.

Allah mengingatkan akan sosok-sosok pemuda Muslim itu di dalam ayat:

نَّحۡنُ نَقُصُّ عَلَيۡكَ نَبَأَهُم بِٱلۡحَقِّ‌ۚ إِنَّہُمۡ فِتۡيَةٌ ءَامَنُواْ بِرَبِّهِمۡ وَزِدۡنَـٰهُمۡ هُدً۬ى

Artinya: “Kami ceritakan kisah mereka kepadamu [Muhammad] dengan sebenarnya. Sesungguhnya mereka itu adalah pemuda-pemuda yang beriman kepada Tuhan mereka dan Kami tambahkan kepada mereka petunjuk”. (QS Al-Kahfi [18: 13).

Begitulah, Islam begitu mengambil perhatian yang besar terhadap pemuda, hingga Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam pun menjamin salah satu golongan yang mendapatkan perlindungan Allah di hari akhir ketika tidak ada perlindungan kecuali naungan-Nya, yaitu: “….. pemuda yang tumbuh dalam ibadah (kethaatan) kepada Allah….”

Kegiatan Pemuda Muslim

Seyogyanya kegiatan pemuda Muslim memang berbeda dengan pemuda pada umumnya yang identik dengan kebebasan dan hura-hura.

Paling tidak berikut agenda kegiatan pemuda Muslim yang patut diperhatikan:

Pertama, pemuda Muslim tidak boleh membuang waktu hanya untuk hal-hal yang sia sia atau menganggur tanpa adanya penambahan kualitas diri. Waktu yang ada sangatlah berharga, sehingga harus dipakai semaksimal mungkin untuk kegiatan yang bernilai.

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam sendiri menyebutkan, ada dua nikmat yang manusia sering melalaikannya, yaitu nikmat kesehatan dan waktu luang.

Nikmat waktu yang ada inilah yang mesti digunakan untuk berkarya dan berkarya oleh pemuda. Di antaranya bisa digunakan untuk: bartadarus Al-Quran, membaca koran atau buku, menulis, berolahaga, bersilaturahim, berdiskusi, menghadiri seminar, mengikuti latihan beladiri, dan sebagainya.

Sebaliknya akan semakin sia-sia saja bila hanya digunakan untuk menonton film dan bola, mendengarkan musik yang melalaikan, berpacaran berkhalwat berduaan mengumbar nafsu, merokok yang merusak kesehatan, dan kegiatan buruk lainnya.

Kedua, pemuda Muslim hendaknya memilih teman yang baik, yang dapat mendukung kesalihan dirinya sebagai hamba Allah.

Kita memang tidak bisa menjauhi lingkungan karena sebagian besar kehidupan dihabiskan bersama lingkungan, dan lingkungan juga yang mempengaruhi pola fikir, tindakan dan tingkah laku kita.

Akan tetapi Allah memberikan kita akal untuk berpikir mana yang terbaik buat hidup kita. Terutama di kalangan pemuda yang dalam pencarian jatidirinya, sebijaksana mungkin dalam memilih teman yang baik.

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam mengingatkan dalam sabdanya, yang artinya: “Perumpamaan teman yang baik dan teman yang buruk adalah seperti pembawa (penjual) minyak wangi dan peniup al-kiir (tempat menempa besi), penjual minyak wangi akan menebarkan aroma yang wangi meskipun engkau hanya terkena imbasnya, dan sebaliknya peniup al-kiir (tempat menempa besi) bisa jadi (apinya) akan membakar pakaianmu atau setidaknya kamu akan mencium aroma yang tidak sedap darinya.”

Begitulah, maka jika kita ingin melihat siapa seseorang, maka perhatikanlah kawan-kawannya.

Ketiga, pemuda Muslim hendaknya memilih sumber bacaan yang baik dan bermanfaat. Terutama sekali adalah membaca Al-Qur’an sebagai penyembuh dan penentram jiwa. Buku-buku yang berkualitas juga akan menambah khazanah keilmuan para pemuda Muslim, sehingga membuka wawasan untuk meluaskan pandangan dalam urusan dunia maupun akhirat.

Keempat, pemuda Muslim aktif dalam kegiatan keislaman dan kemasyarakatan. Seperti kegiatan remaja masjid, kerohanian Islam, kajian keilmuan, olahraga dan lainnya.

Kelima, pemuda Muslim hendaknya mengikuti akhlak para sahabat pendahulunya dari orang-orang yang pertama kali beriman (assabiquunal awwaluun) jika ingin memperoleh kesuksesan perjuangan. Di antaranya adalah: selalu menyeru kepada kebenaran, sangat mencintai Allah, saling melindungi dan menolong sesama, menegakkan shalat serta tidak ragu berkorban diri dan harta mereka untuk kepentingan Islam.

Begitulah peran pemuda, hingga Syaikh Abdul Aziz bin Baz pernah menyampaikan fatwa, “Para pemuda pada setiap umat, mereka adalah tulang punggung yang membentuk unsur pergerakan dan dinamisasi. Dikarenakan dia mempunyai kekuatan yang produktif, kontribusi yang terus menerus. Dan suatu umat tidak akan runtuh kecuali ada di pundak para pemuda yang punya kepedulian dan semangat menggelora. Musuh-musuh Islam telah mengetahui hakekat ini, maka mereka secepat mungkin membuat rintangan di jalannya atau merubah cara pandang (hidupnya). Baik dengan memisahkan dari agama atau menjauhkan dari kedekatan mereka diantara ulama’. Dan pendapat yang benar di umatnya atau dengan memberikan label yang membuat mereka lari atau dengan memberi sifat yang tidak benar. Mengkaburkan image yang Allah terangi pandangan mereka dalam masyarakatnya atau membuat provokasi buruk dari sebagian pemerintahan.”

Maka, janganlah heran ketika Khalifah Umar bin Khattab saja, mengatakan “Tiap kali kuhadapi masalah-masalah besar, yang kupanggil adalah anak muda”. Insya-Allah. (P4/P2)

Mi’raj Islam News Agency (MINA)

Comments: 0