Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

PERAN PENTING SEORANG MUSLIMAH

Rendi Setiawan - Selasa, 10 Maret 2015 - 00:32 WIB

Selasa, 10 Maret 2015 - 00:32 WIB

1199 Views

peran-orang-tua

ilustrasi peran muslimah (dok. butuhjilbab)

Oleh: Rendy Setiawan, Wartawan Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Berbicara seorang wanita, terlebih seorang wanita Muslimah yang sholehah, adalah salah satu perhiasan paling indah di dunia ini. Betapa tidak?

Dimulai dari sesuatu yang indah ketika kita membayangkan kesempurnaan seorang Muslimah, walaupun terkadang, tidak sedikit pula yang salah paham akan makna keindahan yang terpapar di dalamnya. Semua bisa merasakan dan bisa mengubah perasaan kita, ketika melihat air mukanya yang penuh cahaya. Itulah keindahan seorang Muslimah.

Tidak semua harus sama dan seragam. Masing-masing dari mereka unik, penuh pesona antara satu dengan yang lainnya. Seperti juga sang ibunda kaum Muslimin, Khadijah binti Khuwailid Radhiyallahu ‘Anha yang keibuan.

Baca Juga: Ibu Rumah Tangga Bahagia: Kunci Kesuksesan Muslimah di Rumah

Ada juga seorang Muslimah cerdas yang kritis penuh tanya, dialah Ummul Mukminin Aisyah Radhiyallahu ‘Anha. Dan masih banyak lagi bintang-bintang Muslimah lainnya yang selalu memberikan cahayanya masing-masing.

Maksudnya di sini adalah, ada banyak cara yang bisa kita lakukan untuk menjadi seorang muslimah tangguh yang memiliki peranan di dalam Islam. Tidak dengan harus sama profesinya, mengolah sesuatu yang sama dan di lahan yang sama pula, tetapi kesamaan dalam hal tujuan yang sebenarnya, yaitu mencari ridho Allah Ta’ala.

Manakala umat Islam tidak komitmen dengan agamanya, maka kondisi muslimahnya juga akan terpuruk sebagaimana terpuruknya kondisi musliminnya. Jika kondisinya demikian, maka Barat yang ternyata lebih unggul dari kita akan kembali bersemangat untuk kembali menjajah dan merampas kekayaan kita. Perang pemikiran yang mereka lakukan adalah pembuka atas perang militer yang akan mereka lakukan. Hal ini telah terbukti dan berhasil mereka lakukan.

Kaum wanita tak diragukan lagi memiliki kedudukan khusus dalam tatanan masyarakat Islam. Kedudukan itu amat mulia, tidak mengurangi hak-hak mereka juga tidak menjadikan nilai kemanusiaannya rapuh.

Baca Juga: Peran Muslimah di Akhir Zaman: Ibadah, Dakwah, dan Keluarga

Tidak diragukan pula bahwa setiap Muslimah memiliki peranan yang besar dalam membangkitkan ruh Islam yang kini tengah tertidur. Ruh yang akan mampu untuk mengembalikan kedamaian dan kesejahteraan di muka bumi ini.

Peran Muslimah dalam kejayaan Islam

Sejarah mencatat, sepanjang sejarah kejayaan Islam yang diawali dari masa Rasulullah hingga masa-masa terakhir kejayaan umat Islam, selalu diwarnai dengan banyaknya tokoh-tokoh berpengaruh seperti, Khalid bin Walid, panglima yang tidak pernah kalah perang semasa hidupnya baik sebelum masuk Islam maupun sesudah masuk Islam, Umar bin Abdul Aziz, khalifah yang membawa Dinasty Umayyah pada masa jayanya, Sultan Muhammad Al-Fatih, panglima perang pertama yang mampu menundukan Kota Konstantinopel yang menjadi pusat peradaban Romawi ketika itu, serta masih banyak lagi tokoh-tokoh Islam yang tidak tercatat dalam sejarah.

Apa rahasia di balik kesuksesan mereka? Ya, seorang ibu yang senantiasa mengajarkan kebaikan, untuk menjadi seorang ibu Muslimah berkarakter tentu tidak didapatkan begitu saja, butuh pengorbanan dan lika-liku dalam mencapainya. Seorang Muslimah yang senantiasa istiqamah menjalankan syariat Islam, khususnya di dalam keluarganya, suatu ketika akan mencapai tingkat wanita yang memiliki karakter, wanita yang menjadi teladan keturunannya.

Baca Juga: Kesabaran Seorang Istri

Seorang Muslimah yang shalihah akan ditempatkan dalam posisi yang amat mulia di tengah-tengah masyarakatnya. Karena itulah, Muslimah di tengah masyarakat Islam memiliki peranan yang amat penting tetapi sesuai dengan bingkai yg telah digariskan oleh Islam. Dengan kata lain, peranan itu tidak bertentangan dengan kodratnya sebagi wanita yang dalam susunan biologis dan nilai-nilai kejiwaannya berbeda dengan laki-laki.

Muslimah juga bisa mempunyai peran lainnya di dalam masyarakat. Jika ia adalah seorang yang ahli dalam ilmu agama, maka wajib baginya untuk mendakwahkan apa yang ia ketahui kepada kaum Muslimah lainnya. Banyak hal yang bisa dilakukan kaum wanita dalam masyarakat, dan ia punya perannya masing-masing yang tentunya berbeda dengan kaum laki-laki. Hal ini sebagaimana yang dilakukan para shahabiyah Rasulullah.

Muslimah di zaman Rasulullah

Sejarah mencatat, banyak Muslimah sekaligus Mujahidah yang tampil memberikan warna tersendiri pada kejayaan umat Islam. Banyak sekali contoh-contoh yang bisa kita ambil dari kisah para shahabiyah Mujahidah di masa Rasulullah yang memiliki karakter tersebut.

Baca Juga: Muslimat dan Dakwah, Menyebarkan Kebaikan Lewat Akhlak

Pada jaman Rasulullah, para shahabiyah biasa menjadi perawat ketika terjadi peperangan, atau sekedar menjadi penyemangat kaum muslimin, walaupun tidak sedikit pula dari mereka yang juga ikut berjuang berperang menggunakan senjata untuk mendapatkan syahadah fii sabilillah, seperti shahabiyah Ummu Imarah yang berjuang melindungi Rasulullah dalam peperangan.

Muslimah tauladan di masa Rasulullah yang bisa dijadikan contoh oleh kalangan Muslimah saat ini, seperti Ummul Mukminin Aisyah binti Abu Bakr Radhiyallahu ‘Anhum, terkenal dengan kecerdasan dan sifat kritisnya, Nailah binti Al-Farafishah, istri dari Utsman bin Affan Radhiyallahu ‘Anhu yang terkenal cantik dan pandai, Khaulah binti Azur, yang terkenal sebagai Ksatria Berkuda Hitam karena kegigihan dan ketangkasannya, serta masih banyak lagi wanita-wanita Muslimah yang patut untuk dicontoh.

Munculnya shahabiyah-shahabiyah seperti tersebut di atas yang menjadi figur Muslimah yang memiliki peran dalam kejayaan Islam, tentu bukanlah suatu kebetulan, bukan pula karena sarana kebutuhan yang masih sederhana, bukan pula karena kebutuhan mereka berbeda dengan kaum wanita saat ini, melainkan karena dilandasi oleh suatu pemahaman Islam ideologis yang tegak di atas keyakinan yang kokoh, yakni aqidah Islamiyah.

Mereka sangat menyadari bahwa konsekuensi dari pemelukan aqidah islamiyah adalah terikat dengan semua aturan-aturan yang terpancar dari aqidah tersebut, mereka belajar untuk memahami aturan-aturan Islam, tidak memilih sebagian aturan saja dan mencampakkan sebagian aturan yang lain.

Baca Juga: Belajar dari Ibunda Khadijah RA, Teladan untuk Muslimah Akhir Zaman

Mereka belum merasa sebagai orang yang memeluk aqidah Islam, kalau mereka tidak siap untuk menanggung resiko keterikatannya dengan hukum Allah, sekalipun mereka harus mengorbankan harta tertingginya, yaitu nyawa.

Mereka lebih mencintai Allah dan Rasulnya dibandingkan dengan keluarganya, bukan karena suatu tradisi yang kebetulan pada saat itu, tapi dilandasi oleh suatu pemahaman bahwa mencintai Allah dan Rasul-Nya adalah suatu kewajiban yang harus ditunaikan oleh setiap muslim dan muslimah. Dan semoga para muslimah dapat mengambil dan meniru teladan dari mereka.

Jika kita melihat akan keutamaan-keutamaan yang diberikan Allah untuk kaum Muslimah, maka jelaslah bahwa Muslimah merupakan tumpuan dasar kemuliaan suatu masyarakat. Masyarakat yang baik dapat terlihat dari baiknya wanita di dalam masyarakat tersebut dan begitupun sebaliknya.

Karenanya, peran Muslimah, baik dalam keluarga atau masyarakat merupakan peran yang sangat agung yang tidak sepantasnya kaum wanita untuk menyepelekannya. (P011/P4)

Baca Juga: Muslimah: Kekuatan Lembut Penggerak Perubahan

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Rekomendasi untuk Anda

Kolom
Khadijah
Kolom
Tausiyah