Dalam Islam, suami memiliki tanggung jawab besar sebagai pemimpin dalam rumah tangga. Kepemimpinan ini bukan sekadar hak istimewa, melainkan amanah yang harus dijalankan dengan adil, bijaksana, dan penuh tanggung jawab. Konsep ini ditegaskan dalam Al-Qur’an dan hadits Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman dalam Al-Qur’an, “Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan sebagian mereka (laki-laki) atas sebagian yang lain (wanita), dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka.” (Qs. An-Nisa: 34). Ayat ini menjelaskan bahwa suami memiliki peran utama dalam mengatur rumah tangga dan mencukupi kebutuhan keluarganya.
Sebagai pemimpin keluarga, suami harus memiliki karakter kepemimpinan yang baik. Ini mencakup sifat-sifat seperti kejujuran, tanggung jawab, kasih sayang, kesabaran, serta kemampuan dalam membuat keputusan yang adil dan bijaksana. Pemimpin yang baik dalam keluarga adalah yang tidak otoriter, tetapi juga tidak lemah dalam menjalankan aturan.
Selain itu, suami bertanggung jawab dalam aspek nafkah. Dalam Islam, mencari nafkah adalah kewajiban suami sebagai bentuk tanggung jawab terhadap istri dan anak-anaknya. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Cukuplah seseorang dikatakan berdosa jika ia menyia-nyiakan orang yang menjadi tanggungannya.” (HR. Abu Dawud). Oleh karena itu, suami harus berusaha untuk bekerja dan mencari rezeki yang halal guna mencukupi kebutuhan keluarganya.
Baca Juga: Waspada Konspirasi Trump-Netanyahu Ambil Alih Gaza
Kepemimpinan suami dalam keluarga juga mencakup aspek pendidikan dan pembinaan akhlak anggota keluarga. Seorang suami harus memastikan bahwa keluarganya hidup dalam lingkungan yang Islami serta menjauhkan diri dari perbuatan yang dilarang oleh agama. Allah berfirman: “Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka…” (Qs. At-Tahrim: 6). Ini menunjukkan bahwa suami memiliki peran penting dalam membimbing keluarganya menuju kehidupan yang sesuai dengan syariat Islam.
Seorang suami juga dituntut untuk menjadi teladan yang baik bagi keluarganya. Sikap, perkataan, dan perbuatannya akan menjadi contoh bagi istri dan anak-anaknya. Jika suami berakhlak mulia, maka besar kemungkinan keluarganya akan mengikuti jejaknya dalam kebaikan.
Selain itu, suami harus bersikap lembut dan penuh kasih sayang terhadap istrinya. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Orang yang paling baik di antara kalian adalah yang paling baik terhadap istrinya.” (HR. Tirmidzi). Ini menunjukkan bahwa kepemimpinan dalam Islam bukan berarti dominasi atau kekerasan, tetapi lebih kepada keteladanan dan kasih sayang.
Dalam mengatur rumah tangga, suami juga harus memiliki komunikasi yang baik dengan istrinya. Pengambilan keputusan dalam keluarga sebaiknya dilakukan dengan musyawarah, sehingga tercipta keharmonisan dan rasa saling menghargai. Dengan demikian, keluarga akan berjalan dengan baik dan penuh keberkahan.
Baca Juga: Akhlak Mulia, Dakwah Memesona: Kunci Keberhasilan Seorang Da’i
Tanggung jawab suami sebagai pemimpin juga meliputi pemeliharaan kesehatan dan kesejahteraan keluarganya. Ia harus memastikan bahwa istri dan anak-anaknya mendapatkan perawatan yang baik, baik dari segi fisik, mental, maupun spiritual.
Seorang suami yang baik juga tidak hanya memenuhi kebutuhan materi keluarganya, tetapi juga memberikan perhatian emosional dan spiritual. Ia harus mampu memberikan rasa aman dan nyaman bagi istri dan anak-anaknya sehingga keluarga menjadi tempat yang penuh kedamaian.
Kepemimpinan suami dalam Islam adalah peran yang harus dijalankan dengan keikhlasan dan tanggung jawab. Dengan memahami dan mengamalkan ajaran Islam dalam berkeluarga, seorang suami dapat membangun rumah tangga yang sakinah, mawaddah, dan rahmah.
Dengan menjalankan peran sebagai pemimpin keluarga yang baik, seorang suami tidak hanya mendapatkan kebahagiaan di dunia, tetapi juga pahala yang besar di akhirat. Oleh karena itu, penting bagi setiap laki-laki yang telah berkeluarga untuk memahami dan mengimplementasikan prinsip kepemimpinan dalam Islam dengan sebaik-baiknya.[]
Baca Juga: Cara Islam Memperlakukan Tawanan dan Sandera
Mi’raj News Agency (MINA)