Paris, MINA – Prancis akan memulai pembangunan reaktor nuklir baru demi “menjamin kemandirian energi”. Demikian Presiden Emmanuel Macron dalam pidatonya, Selasa (9/11).
“Untuk pertama kalinya dalam beberapa dekade, meluncurkan kembali pembangunan reaktor nuklir di negara kita dan terus mengembangkan energi terbarukan,” katanya tanpa mengungkapkan rincian lebih lanjut tentang jumlah atau lokasi reaktor.
Menurutnya reaktor baru akan menjamin kemandirian energi, pasokan listrik dan memungkinkan Prancis untuk mencapai tujuannya, termasuk netralitas karbon pada tahun 2050, demikian Anadolu.
Prancis memperoleh sekitar 70 persen listriknya dari energi nuklir. Menurut kebijakan transisi energi tahun 2015, pemerintah berencana untuk mengurangi pangsa energi nuklirnya menjadi 50 persen pada 2025 untuk meningkatkan pangsa energi terbarukan.
Baca Juga: Serikat Pekerja di Pelabuhan Swedia Ancam Blokade Peralatan Militer dari atau Menuju Israel
Saat ini Prancis tertinggal dari targetnya untuk tujuan energi terbarukan yang ditetapkan oleh Uni Eropa.
“Jika ingin membayar energi kita dengan harga yang wajar dan tidak bergantung pada negara asing, kita harus terus menghemat energi dan berinvestasi dalam produksi energi bebas karbon di tanah kita,” kata Macron.
Prancis memiliki 56 reaktor nuklir yang dapat dioperasikan dan satu reaktor bertekanan Eropa (EPR) yang sedang dibangun di pembangkit listrik Flamanville.
Proyek yang diluncurkan pada 2007, sempat tertunda dan kemungkinan akan siap pada 2023.
Baca Juga: Jenderal Israel Terancam Ditangkap karena Perlakukan Warga Palestina Seperti Binatang
Pada Oktober, Macron mengumumkan investasi sebesar 8 miliar euro (USD9,27 miliar) di sektor energi nuklir, dengan rencana pembangunan reaktor skala kecil yang memiliki pengelolaan limbah yang lebih baik.
Ini adalah sektor industri terbesar ketiga di negara yang menghasilkan lapangan kerja dan pendapatan.
Masyarakat Energi Nuklir Prancis (SFEN), sebuah asosiasi ilmiah, menyambut baik pengumuman terbaru Macron.
Reaktor baru akan berguna untuk jaringan, menguntungkan secara ekonomi, menciptakan lebih banyak pekerjaan dan memobilisasi sektor, kata kelompok ini lewat Twitter.
Baca Juga: Ukraina Tangkap Tentara Korea Utara di Perbatasan
Prancis memiliki armada reaktor nuklir terbesar di Eropa dan secara global berada di urutan kedua setelah Amerika Serikat. (T/R4/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Universitas Stockholm Dinyatakan Bersalah Lakukan Diskriminasi kepada Mahasiswi Turkiye