Paris, 6 Rajab 1437 | 14 April, 2016 (MINA) – Perancis membuka kembali pusat kebudayaan di Jalur Gaza, yang ditutup 18 bulan yang lalu atas keprihatinan keamanan, demikian diumumkan Kementerian Luar Negeri Perancis, Rabu (13/4).
“Kegiatan akan melanjutkan secara bertahap,” kata jurubicara kementerian Romain Nadal, mencatat bahwa satu-satunya lembaga kebudayaan asing di Gaza, demikian The Daily Star melaporkannya seperti dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).
Pusat kebudayaaan yang berbasis di Kota Gaza, ditutup setelah kebakaran dan serangan bom di akhir tahun 2014.
Pada Oktober tahun itu, api menyapu Kantor Kepolisian Palestina yang menunjukkan tindak pidana. Dua bulan kemudian, dinding selatan rusak akibat dua ledakan yang diklaim oleh kelompok ekstremis Salafi Jihadi.
Baca Juga: Israel Gempur Suriah di Tengah Upaya Oposisi Bentuk Pemerintahan Baru
Tidak ada yang terluka dalam insiden tersebut.
Sebulan kemudian, sekitar 200 kelompok radikal berusaha menyerbu gedung, mengancam kehidupan staf saat munculnya kontroversi kartun yang telah diterbitkan oleh majalah satir Perancis Charlie Hebdo dalam menanggapi serangan mematikan markas Paris pada pekan sebelumnya.
Pusat Kebudayaan Perancis adalah salah satu kehadiran budaya asing yang paling terlihat di daerah kantong Palestina, yang merupakan rumah bagi 1,8 juta orang.
Sekitar 40 orang kebangsaan Perancis – Palestina hidup di Jalur Gaza, di bawah kendali gerakan Islam Hamas yang telah mengalami blokade militer Israel sepanjang tahun sejak 2007.(T/hna/R05)
Baca Juga: Amnesty International Sebut Israel Lakukan Genosida di Gaza
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Yordania Kecam Upaya Israel Duduki Wilayah Suriah