Perancis dan Jerman Kecam Rencana Perluasan Pemukiman Yahudi

Paris, MINA – Perancis dan pada Jumat (21/2) mengecam pengumuman Perdana Menteri Benjamin Netanyahu yang akan memperluas pemukiman illegal Yahudi di Yerusalem Timur, dan mengatakan itu merupakan hambatan bagi solusi dua negara pada masa depan.

“Perluasan pemukiman ini secara langsung merusak terwujudnya solusi dua negara, Uni Eropa telah beberapa kali menegaskan sikap ini pada beberapa kesempatan,” kata Kementerian Luar Negeri Perancis dalam sebuah pernyataan, Jumat (21/2). Times of Israel melaporkan.

“Semua bentuk aktivitas itu bertentangan dengan hukum internasional dan menantang solusi dua negara di lapangan. Perancis mendesak Pemerintah Israel untuk mempertimbangkan kembali keputusan-keputusan ini dan untuk menahan diri dari tindakan sepihak,” bunyi pernyataan itu.

Sementara Jerman mengatakan “sangat prihatin” dengan pengumuman itu, dengan mengatakan pembangunan itu akan “merusak prospek negara Palestina yang hidup dan berdampingan atas dasar solusi dua negara yang dinegosiasikan.”

Sebelumnya, Netanyahu mengumumkan pada Kamis (20/2), 3.000 rumah akan dibangun untuk penduduk Yahudi di Givat Hamatos di samping 2.200 unit rumah untuk orang Yahudi di lingkungan Har Homa.

Rencana pembangunan di Givat Hamatos pertama kali diajukan pada tahun 2012, mendapat kecaman luas di masyarakat internasional atas pemutusan hubungan dengan lingkungan Palestina di Beit Safafa dan Sharafat dari Tepi Barat.

Netanyahu semakin arogan setelah mendapat dukungan kuat Presiden AS Donald Trump melalui pengumuman rancangan Kesepakatan Abad Ini yang sangat berpihak pada pendudukan Israel. (T/RS2/P1)

Mi’raj News Agency (MINA)

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.