Paris, 6 Rajab 1437/4 Mei 2016 (MINA) – Perancis dan Inggris pada Selasa (3/5) mendesak pertemuan Dewan Keamanan PBB di kota pertempuran Suriah, Aleppo.
Duta Besar Perancis, Francois Delattre menjelaskan, Aleppo sebagai “martir pusat perlawanan” pemerintahan Suriah Bashar al-Assad dan mengatakan kota itu “telah berada di bawah pembombardiran sejak 2012”.
Pertemuan itu diharapkan akan diselenggarakan dalam beberapa hari mendatang. “Aleppo telah terbakar dan sangat penting bahwa kita fokus pada masalah prioritas utama ini,” kata Duta Besar Inggris Matthew Rycroft. Demikian World Bulletin melaporkan dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA), Rabu.
Permintaan untuk pembicaraan mendesak terjadi ketika Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov di Moskow bahwa upaya sedang dilakukan untuk menyepakati pembekuan dalam pertempuran di Aleppo.
Baca Juga: Inggris Hormati Putusan ICC, Belanda Siap Tangkap Netanyahu
Pertempuran terbaru telah menewaskan sedikitnya 16 orang dalam serangan Selasa (3/5) di kota Aleppo, termasuk tembakan roket di sebuah rumah sakit bersalin.
Gelombang tindak kekerasan yang meletus pada 22 April telah menewaskan lebih dari 270 orang tewas di kota utara terbagi dan merusak upaya untuk menghidupkan kembali perundingan perdamaian.
Setelah masa tenang yang relatif berlangsung pada Senin dan Selasa pagi, gerakan perlawanan di Aleppo timur menembakkan rentetan sedikitnya 65 roket ke kawasan sekitar yang dikendalikan pemerintah, laporan Kantor Berita Suriah SANA.
Sedikitnya tiga wanita tewas ketika roket menabrak sebuah rumah sakit bersalin, kata lembaga dan negara televisi, dan 11 lain tewas dalam kebakaran di Kawasan Sekitar yang dikuasai pemerintah lainnya. (T/P002)
Baca Juga: Guido Crosseto: Kami akan Tangkap Netanyahu Jika Berkunjung ke Italia
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)