Paris, MINA – Perancis menawarkan diri untuk menjadi penengah konfrontasi antara Turki dan Pasukan Demokrat Suriah (SDF) yang didominasi Kurdi di Suriah utara, menurut kantor Presiden Emmanuel Macron.
Macron telah bertemu dengan delegasi dari Suriah utara, termasuk Unit Perlindungan Rakyat (YPG) Kurdi, bagian dari SDF.
Macron mengatakan, dia berharap dapat dilakukan dialog antara SDF dan Turki dengan bantuan dari Perancis dan komunitas internasional.
Macron juga menyampaikan, pihaknya memberi penghormatan atas peran menentukan dari SDF dalam perang melawan kelompok Islamic State (ISIS), The Asian Independent yang dikutip MINA melaporkan, Sabtu (31/3).
Baca Juga: Kapal Wisata Mesir Tenggelam di Laut Merah, 17 Penumpang Hilang
Turki sedang berjuang untuk mengusir milisi YPG Kurdi yang dianggapnya sebagai perpanjangan dari Partai Pekerja Kurdistan (PKK) yang terlarang. Turki juga menolak tawaran Perancis itu dan menyebut milisi Kurdi sebagai kelompok “teroris”.
Juru Bicara Presiden Turki, Ibrahim Kalin mengatakan, negara-negara seharusnya mengambil sikap yang jelas terhadap semua jenis terorisme.
Secara terpisah hari Jumat (30/3), Turki mengatakan, lima tentaranya tewas dan tujuh orang terluka dalam serangan oleh PKK di provinsi tenggara Siirt.
Serangan itu, yang paling mematikan oleh PKK selama berbulan-bulan, dilaporkan sebagai serangan balas dendam atas serangan Turki di Suriah utara.
Baca Juga: Dokter Palestina Kumpulkan Dana untuk Pendidikan Kedokteran di Gaza
SDF adalah sekutu utama Amerika Serikat (AS) dalam perang melawan ISIS. YPG Kurdi membentuk bagian inti dari itu.
Perancis dan AS telah memberikan senjata dan pelatihan milisi untuk mendukung pertempuran melawan ISIS. AS juga mendukung pernyataan YPG bahwa kelompok itu tidak ada hubungan organisasi langsung dengan PKK Turki.
Macron mengatakan, Perancis akan mendukung stabilisasi zona keamanan di Suriah timur laut untuk menghentikan ISIS mendapatkan kekuatan kembali.
Sementara Kalin mengatakan di Twitter bahwa PKK dan YPG berusaha melegitimasi diri mereka di bawah SDF.
Baca Juga: Kelelahan Meningkat, Banyak Tentara Israel Enggan Bertugas
“Kami menolak segala upaya untuk mempromosikan ‘dialog’, ‘kontak’ atau ‘mediasi’ antara Turki dan organisasi-organisasi teroris,” katanya, dan menambahkan negara-negara sahabat seharusnya tidak melegitimasi kekuatan teror. (T/B05/RI-1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Bahas Krisis Regional, Iran Agendakan Pembicaraan dengan Prancis, Jerman, Inggris