Gaza, MINA – Setidaknya 800.000 siswa telah kehilangan hak pendidikan karena serangan pendudukan Israel selama berbulan-bulan terhadap Jalur Gaza terus berlanjut.
“Lebih dari 800.000 siswa dari berbagai tingkat pendidikan di Jalur Gaza telah kehilangan haknya atas pendidikan sejak 7 Oktober tahun lalu, akibat perang dan aksi genosida yang sedang dilancarkan oleh pendudukan Zionis,” demikian Kantor Media Gaza, sebagaimana pernyataan Kementerian Pendidikan di Gaza, Sabtu (22/6) seperti dikutip dari MEMO.
Pernyataan itu merinci, di antaranya 40.000 siswa sekolah menengah atas dari berbagai cabang tidak akan dapat ikut serta dalam ujian sekolah menengah tahun ini, yang merupakan pelanggaran yang belum pernah terjadi sebelumnya yang mengancam masa depan mereka dan melemahkan peluang mereka untuk mendaftar di universitas dan perguruan tinggi lokal dan internasional.
Sebelumnya, 50.000 siswa pergi ke ruang ujian akhir sekolah menengah atas, Tawjihi di gubernuran Tepi Barat dan sekolah-sekolah Palestina di luar negeri, sementara serangan Israel menghalangi siswa di Gaza untuk mengikuti ujian.
Baca Juga: Tim Medis MER-C Banyak Tangani Korban Genosida di RS Al-Shifa Gaza
Kantor Media Gaza mengatakan, 85 persen fasilitas pendidikan tidak berfungsi karena adanya penargetan yang langsung dan disengaja, sehingga menimbulkan tantangan yang signifikan terhadap upaya untuk melanjutkan proses pendidikan setelah perang berakhir.
“Rencana telah dibuat untuk mengganti tahun akademik bagi siswa dari kelas satu (dasar) hingga kelas sebelas dan siswa pendidikan tinggi, memastikan bahwa tahun akademik tidak hilang dan mereka memiliki konsep dan keterampilan penting yang diperlukan untuk pembelajaran mereka yang berkelanjutan,” kata sumber itu.
Israel menghadapi kecaman internasional di tengah serangan brutal yang terus berlanjut di Gaza sejak serangan balasan pejuang-pejuang Palestina pada 7 Oktober 2023.[]
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Laba Perusahaan Senjata Israel Melonjak di Masa Perang Gaza dan Lebanon