Perawat Muslim di Australia Mengawal Aqidah Umat

Laporan Khusus Tim Kantor Berita Islam MINA di *

Para perawat Indonesia yang bekerja di Australia yang tergabung dalam Indonesian Moslem Nurses Association (IMNA) berusaha ikut mengawal Aqidah Umat. Keseharian para perawat migran bersama keluarga-keluarga mereka di Australia menghadapi berbagai tantangan hidup, trmasuk hal akidah.

Ancaman terkikisnya akidah di rantau Australia dengan terpaparnya mereka terutama anak-anak dengan benturan nilai-nilai yang di luar Islam baik dalam pergaulan di tempat kerja, di sekolah maupun lingkungan sekitar begitu tinggi.

“Keharusan untuk mengawal aqidah ummat dalam hal ini kami para para perawat Muslim Indonesia yang bekerja di Sydney mendorong kami pada tahun 2011 membentuk wadah bernama IMNA,” kata Syafii yang menggantikan Nur Ali sebagai Presiden IMNA yang kedua.

Sebenarnya gelombang kedatangan perawat migran profesional dari Indonesia sudah terjadi sejak tahun 2000-an. Seiring pertambahan jumlah mereka dari tahun ke tahun juga karena berkeluarga muncullah desakan untuk menyatukan diri guna saling menolong dalam pelaksanaan kewajiban mereka sebagai Muslim.

Berbagai program dilaksanakan IMNA terutama dalam hal pembinaan anggota dan keluarganya yang berjumlah tidak kurang dari 80 orang. Ada pengajian rutin yang diisi ceramah dan pembelajaran membaca Al-Quran serta Bahasa Indonesia terutama untuk anak-anak yang lahir di Australia, peringatan hari-hari besar Islam serta perayaan Idul Fitri, dan Idul Adha bersama.

Anggota IMNA beserta keluarga mereka termasuk paling aktif dalam syiar Islam ketika Takbir Keliling di malam Idul Fitri di kawasan yang ditinggali banyak Muslim dari berbagai negara yaitu Lakemba, Canterburry, dan Sydney.

Program unggulan lain IMNA adalah penyediaan pelayanan kesehatan untuk anggota dan masyarakat umum yaitu tes tekanan darah dan lainnya. IMNA juga menjadi mitra Konsulat Jenderal RI (KJRI) di Sydney saat dilaksanakannya acara-acara kebersamaan di antara warga Indonesia di Sydney.

Untuk kegiatan olahraga misalnya, seperti olahraga badminton dan futsal dilakukan rutin setiap Jumat, karena mereka mengambil hari libur pada hari itu, tentunya untuk menjaga kesehatan dan tetap semangat dalam bekerja.

Keluarga Besar IMNA juga mengadakan kegiatan rutin saat liburan sekolah yaitu rihlah atau piknik keluarga minimal satu kali dalam setahun, seperti acara camp dengan menyewa penginapan di tempat wisata yang diisi berbagai kegiatan rekreatif namun tetap edukatif.

Banyak manfaat yang dirasakan oleh anggota IMNA. “Saya merasa seperti berada di tanah air dikelilingi sanak saudara saat menghadiri pertemuan anggota IMNA yang biasanya lengkap bersama keluarga mereka. Selain menyambung silaturrahim di antara anggota juga mendapat santapan rohani dari pengajian-pengajian IMNA,” demikian testimoni dari Rafi yang bergabung sejak 2011.

Dakwah bil Hal

Hubungan yang terjalin di antara anggota IMNA bukan sekedar hubungan organisasional namun lebih sebagai hubungan kekeluargaan.

Adalah hal yang biasa di antara mereka saling menolong dan menguatkan saat ada yang kesusahan atau memerlukan bantuan tenaga banyak orang seperti pindahan rumah, acara akikahan. Rafi sendiri saat ini sedang mendapatkan amanah yaitu mengurus sepuluh anak yang dititipkan para orangtua mereka karena sedang menjalankan ibadah haji. Rafi tidak merasa terbebani bahkan dalam hatinya ada perasaan bagaimana bisa lebih berkontribusi untuk IMNA.

Eko Risqianto, Bendahara IMNA, mengatakan bahwa saat ini di Australia belum banyak organisasi profesi yang didirikan di lingkungan para Muslim perantau dari Indonesia. IMNA termasuk yang pertama kali tampil sebagai organisasi profesi sedemikian.

Firdaus Muis salah seorang perawat senior yang duduk dalam Dewan Penasihat IMNA mengatakan bahwa IMNA aktif melakukan pembinaan terhadap anggotanya bahkan keluarga mereka. Selain aspek sosial keagamaan, juga pembinaan profesional dengan pertukaran informasi dan pengalaman sesama anggota mengatasi berbagai permasalahan seputar tugas-tugas keperawatan di berbagai rumah sakit di Sydney dan sekitarnya.

Dengan saling belajar tersebut anggota IMNA dapat meningkatkan profesionalitasnya dan terhindar dari berbagai kesalahan dalam bertugas. Menurut Firdaus inilah bagian dari “rahmat” yang dapat diperoleh dengan keberadaan IMNA.

Syafii berharap ke depannya pengurus IMNA bisa lebih melayani para anggotanya dan ikut melaksanakan Dakwah bil Hal dengan berbagai program yang bermanfaat untuk anggotanya maupun kaum Muslimin asal Indonesia di sekitarnya. (L/R05/R03)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

*Tulisan ini merupakan bagian dari program “Liputan Khusus Islam di Australia.” Kantor Berita Islam Mi’raj Islamic News Agency (MINA) telah meliput ke empat kota di tiga negara bagian dan satu wilayah khusus ibukota Australia pada 8 – 19 September 2016 yang didukung Ashabul Kahfi Islamic Centre Sydney dan Indonesian Muslim Community of Victoria (IMCV).