ramadhan.jpg">ramadhan-300x225.jpg" alt="ramadhan" width="300" height="225" />Oleh: Nissa al-Karimah, Mahasiswa Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam STAI Al-Fatah Cileungsi, Bogor, Jabar
Di dalam sebuah hadits disebutkan, sari Amirul Mukminin Abu Hafsh, Umar bin Al-Khathab Radhiyallahu ‘Anhu, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam berkata :
إِنَّمَا اْلأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ وَإِنَّمَا لِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى . فَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ إِلَى اللهِ وَرَسُوْلِهِ فَهِجْرَتُهُ إِلَى اللهِ وَرَسُوْلِهِ، وَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ لِدُنْيَا يُصِيْبُهَا أَوْ امْرَأَةٍ يَنْكِحُهَا فَهِجْرَتُهُ إِلَى مَا هَاجَرَ إِلَيْهِ
Artinya: “Segala amal itu tergantung niatnya, dan setiap orang hanya mendapatkan sesuai niatnya. Maka barang siapa yang hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya itu kepada Allah dan Rasul-Nya. Barang siapa yang hijrahnya itu Karena kesenangan dunia atau karena seorang wanita yang akan dikawininya, maka hijrahnya itu kepada apa yang ditujunya”. (HR Bukhari-Muslim)
Pada hadits lain dikatakan, yang artinya: “Tidak ada cara ber-taqarrub (mendekatkan diri) seorang hamba kepada-Ku yang lebih Aku sukai selain melaksanakan kewajiban-kewajiban yang telah Aku fardhu-kan kepadanya. Namun hamba-Ku itu terus berusaha mendekatkan diri kepada-Ku dengan melakukan (sunnah) nawafil, sehingga Aku pun mencintainya. Apabila ia telah Aku cintai, Aku menjadi pendengarannya yang dengan Aku ia mendengar, (Aku menjadi) pengelihatannya yang dengan Aku ia melihat, (Aku menjadi) tangannya yang dengan Aku ia keras memukul, dan (Aku menjadi) kakinya yang dengan Aku ia berjalan. Jika ia memohon kepada-Ku, sungguh, akan Aku beri dia, dan jika ia memohon perlindungan-Ku, Aku benar-benar akan melindunginya.” (Hadits Qudsi Riwayat Bukhari).
Baca Juga: [Hadits Arbain ke-22] Islam Itu Mudah, Masuk Surga Juga Mudah
Ibnu al-Qayyim al-Jauzi mengatakan, mereka yang paling dekat dengan Allah adalah orang-orang yang memiliki amal, seperti tidur sekalipun, mereka menjadikan perkara mubah itu menjadi ibadah, menjadi sarana pendekatan kepada Allah. Itu karena karena ada niat baik sebelum tidur membaca doa misalnya.
Mereka tidak lagi sama dengan yang sama-sama tidur. Maka, orang seperti itu layak mendapatkan reward, atau ganjaran dari Allah.
Apalagi ini menjelang hadirnya bulan suci Ramadhan. Maka, hal pertama yang perlu kita lakukan dalam mempersiapkannya adalah memperbaharui niat kita. Niat sepanjang hari dan jalan, dari sekarang!
Ada beberapa tips praktis yang dapat kita lakukan untuk menguatkan niat baik kita menyambut Ramadhan kali ini.
Baca Juga: Baca Doa Ini Saat Terjadi Hujan Lebat dan Petir
Pertama, kita bisa membuat daftar semua yang ingin kita capai dalam bulan Ramadan. Ini termasuk melakukan amaliyah wajibab, Sunnah dan kebajikan-kebajikan lainnya.
Daftar ini harus mencakup setiap aspek kehidupan, mulai dari hubungan spiritual dengan Allah, pengetahuan, aktivitas, hubungan dengan keluarga, ucapan dan karakter, pekerjaan, keuangan, dan semuanya. Semuanya ditujukan semata untuk memperoleh kerihdaan Allah.
Setelah membuat daftar, sempatkan beberapa menit untuk berdoa kepada Allah, bahwa Dia akan mengabulkan dan memberikan kesuksesan.
Kedua, kita harus mulai berlatih dan menyiapkan diri dalam hitungan mundur sampai saatnya puasa Ramadhan. Perlu terus memperbaharui niat agar menggapai Ramadhan semata mencari ridha-Nya.
Baca Juga: Ini Doa Terbaik Dari Keluarga untuk Jamaah Yang Pulang Umrah
Seperti ketika kita makan, maka berdoalah kepada Allah agar mendapatkan keberkahan, serta untuk mendapatkan energi buat ibadah kepada-Nya sebaik mungkin. Ketika kita duduk di depan internet, mari juga kita usahakan untuk mendapatkan atau memberikan ilmu yang bermanfaat kepada diri kita sendiri, orang lain dan untuk lebih dekat kepada-Nya.
Juga ketika kita akan mengirim email atau pesan, pastikan itu dapat meningkatkan ikatan ukhuwah yang lebih baik dengan orang lain karena Allah.
Insya Allah, semakin kita memperbaharui niat dan tindakan, akan semakin baik pula amaliyah kita. Karena dengan memperbaharui niat terus-menerus, kita akan menemukan diri semakin dekat di hadapan-Nya lebih serta lebih lebih banyak lagi berdoa meminta dari-Nya.
Ketiga, senang berniat dan berbuat baik. Berniat baik saja sudah mendapatkan satu pahala, apalagi dilaksanakan sepuluh pahala.
Baca Juga: [Hadits Arbain ke-21] Tentang Istiqamah
Di dalam sebuah hadis Qudsi, Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam menyebutkan:
إِنَّ اللهَ كَتَبَ الْـحَسَنَاتِ وَالسَّيِّـئَاتِ ، ثُمَّ بَيَّنَ ذَلِكَ ، فَمَنْ هَمَّ بِحَسَنَةٍ فَلَمْ يَعْمَلْهَا ، كَتَبَهَا اللهُ عِنْدَهُ حَسَنَةً كَامِلَةً ، وَإِنْ هَمَّ بِـهَا فَعَمِلَهَا كَتَبَهُ اللّـهُ عَزَّوَجَلَّ عِنْدَهُ عَشْرَ حَسَنَاتٍ إِلَى سَبْعِمِائَةِ ضِعْفٍ إِلَى أَضْعَافٍ كَثِيْرَةٍ ، وَإِنْ هَمَّ بِسَيِّـئَةٍ فَلَمْ يَعْمَلْهَا ؛ كَتَبَهَا اللهُ عِنْدَهُ حَسَنَةً كَامِلَةً ، وَإِنْ هَمَّ بِهَـا فَعَمِلَهَا ، كَتَبَهَا اللهُ سَيِّئَةً وَاحِدَةً
Artinya: “Sesungguhnya Allâh menulis kebaikan-kebaikan dan kesalahan-kesalahan kemudian menjelaskannya. Barangsiapa berniat melakukan kebaikan namun dia tidak (jadi) melakukannya, Allâh tetap menuliskanya sebagai satu kebaikan sempurna di sisi-Nya. Jika ia berniat berbuat kebaikan kemudian mengerjakannya, maka Allâh menulisnya di sisi-Nya sebagai sepuluh kebaikan hingga tujuh ratus kali lipat sampai kelipatan yang banyak. Barangsiapa berniat berbuat buruk namun dia tidak jadi melakukannya, maka Allâh menulisnya di sisi-Nya sebagai satu kebaikan yang sempurna. Dan barangsiapa berniat berbuat kesalahan kemudian mengerjakannya, maka Allâh menuliskannya sebagai satu kesalahan.” (HR Bukhari-Muslim).
Semoga Allah memberkahi kuantitas dan kualitas niat kita, dan memberikan kita kesuksesan dalam mengarungi kehidupan ini dan di akhirat nanti. Serta khususnya mendapatkan kesempatan meraih kebaikan Ramadhan. Amin. Sumber: Muslim Observer. (T/Nis/P4)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Makna Mubazir dalam Tafsir Al-Isra’ Ayat 27, Mengapa Pelaku Pemborosan Disebut Saudara Setan?