Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Perbaiki Amal Shaleh di Sisa Usia

Ali Farkhan Tsani - Selasa, 22 Agustus 2023 - 15:17 WIB

Selasa, 22 Agustus 2023 - 15:17 WIB

59 Views

Oleh : Ali Farkhan Tsani, Redaktur Senior Kantor Berita MINA (Mi’raj News Agency)

Pada dasarnya kita semua berada di sisa usia saat ini. Karena kita tidak tahu kapan umur kita berakhir di dunia ini. Bisa 20 tahun lagi, 10 tahun lagi, 1 tahun, atau besok hari.

Ini artinya, hakikatnya kita sedang menjalani sisa umur kita. Sembari menanti ajal datang menyapa.

Yang terpenting dari itu semua adalah bahwa kita sedang dan semakin mempersiapkan bekal untuk menghadapinya pada sisa usia kita. Tetap memegang teguh syariat Islam dengan sebenar-benarnya.

Baca Juga: Ini Doa Terbaik Dari Keluarga untuk Jamaah Yang Pulang Umrah

Sebagaimana ayat menyebutkannya :

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ حَقَّ تُقٰىتِهٖ وَلَا تَمُوْتُنَّ اِلَّا وَاَنْتُمْ مُّسْلِمُوْنَ

Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dengan sebenar-benar takwa kepada-Nya dan janganlah kamu mati kecuali dalam keadaan Muslim.” (QS Ali Imran [3]: 102).

Mengingat kita tidak tahu kapan waktunya batas usia kita. Apakah itu tahun, bulan, tanggal, jam, menit hingga detik ke berapa? Membuat kita harus terus berjaga-jaga, agar kelak kita dapat husnul khotimah saat menghadap Sang Pencipta.

Baca Juga: [Hadits Arbain ke-21] Tentang Istiqamah

Ujung usia inilah deadline krusial paling menentukan predikat kita. Seperti diingatkan dalam sabda Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam :

وَإِنَّمَا الأَعْمَالُ بِالْخَوَاتِيمِ

Artinya : “Dan sesungguhnya setiap amalan tergantung pada akhirnya.” (HR Bukhari).

Kemudian jangan pula kita beranggapan, “Nanti saya akan meningkatkan amal kebaikan setelah pensiun, saat sudah tidak sibuk lagi dengan pekerjaan.” Atau nanti kalau sudah tua, baru bertaubat. Sekarang mumpung masih muda, puas-puasin berbuat kemaksiatan.

Baca Juga: Makna Mubazir dalam Tafsir Al-Isra’ Ayat 27, Mengapa Pelaku Pemborosan Disebut Saudara Setan?

Lalu, apakah kita yakin bahwa batas usia kita sampai melewati masa pensiun kita? Apakah juga kita bisa memastikan bahwa umur kita bisa sampai tua, lalu menghabiskan waktu kita untuk ibadah?

Lihatlah, betapa banyak orang yang setelah pensiun, dia masih tetap saja sibuk dengan dunianya. Karena penghasilan bulanannya, atau pensiunannya, ternyata tidak mencukupi kebutuhan hidupnya.

Lihatlah pula, berapa banyak anak-anak muda yang dengan cepat dipanggil oleh Allah, padahal belum lama menikah, atau malah masih kuliah, atau sedang sekolah.

Lihatlah juga, berapa banyak orang sampai mencapai usia tuanya, mau rajin ibadah malah pikun dengan dirinya sendiri. Ingin menambah rakaat shalat sunah, ingin tahajud, ingin banyak membaca Qur’an. Namun penyakit komplikasi telah membatasinya.

Baca Juga: [Hadits Arbain Ke-20] Malu Bagian dari Iman

Ingin lama-lama bersujud sambil menangis, tapi apa daya, penyakit di kakinya menyebabkannya hanya bisa shalat dengan duduk. Ingin berlama-lama shalat malam, namun telah lemah tiada daya? Inikah masa yang ditunggu-tunggu itu?

Justru yang terbaik adalah, marilah di sisa usia kita saat ini, entah berapa tahun umur kita, kita ciptakan dan perbanyak ruang-ruang amal kebaikan. Istiqamah dalam ibadah, seiring pertambahan usia. Berjaga-jaga seandainya ketika memasuki usia tua, lemah, dan dengan berbagai keterbatasan karena kesehatan, kita sudah pernah memaksimalkannya untuk ibadah dan amal kebaikan saat muda dulu.

Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam mengingatkan kita dalam sabdanya:

خَيْرُ النَّاسِ مَنْ طَالَ عُمْرُهُ وَحَسُنَ عَمَلُهُ

Baca Juga: Malu Kepada Allah

Artinya : “Sebaik-baik manusia adalah yang panjang umurnya dan baik perbuatannya”. (HR At-Tirmidzi).

Marilah semakin bertambah usia kita, semakin kita bersegera beribadah kepada Allah. Semakin bertambah umur kita, semakin kita berlomba-lomba dalam kebaikan terhadap sesama yang memerlukan. Dan semakin bertambah perjalanan kehidupan kita di dunia ini, semakin kita memperbanyak bekal untuk kehidupan akhirat nanti.

Karena dunia ini sementara, dan akhirat nanti selama-lamanya. (A/RS2/P1)

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: [Hadits Arbain ke-19] Jagalah Allah, Pasti Allah akan Menjagamu

Rekomendasi untuk Anda

Tausiyah
Desa Karanganyar, Kabupaten Demak, Jawa Tengah terendam banjir pada Februari 2024. (Istimewa)
Indonesia
Indonesia
Internasional
Khutbah Jumat