Jakarta, 11 Rajab 1436/30 April 2015 (MINA) – Direktur Utama Bank Syariah Mandiri, Agus Sudiarto, megatakan perbankan syariah memiliki potensi besar turut serta berperan memajukan pembangunan nasional melalui pembiayaan infrastruktur.
“Dari peluang tersebut kita juga sedang menghadapi lima tantangan yang harus dihadapi perbankan syariah Indonesia dari SDM, infrastruktur, permodalan, market dan regulasi,” kata Agus Sudiarto pada acara Muktamar III dan Seminar Ekonomi Islam Ikatan Ahli Ekonomi Islam (IAEI) di Kantor Kementerian Keuangan RI, Jakarta, Kamis (30/4).
Ia mengatakan, untuk menyikapi tantangan maka perlunya dukungan dari Pemerintah, SDM yang mumpuni dalam bidangnya, dan memerlukan penguatan modal.
Agus menjelaskan, Indonesia menduduki peringkat empat dari Potensi keuangan syariah setelah Iran, Malaysia, Arab Saudi dan Indonesia.
Baca Juga: Hadiri Indonesia-Brazil Business Forum, Prabowo Bahas Kerjasama Ekonomi
Adiwarman Karim, Dewan Syariah Nasional–Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI) mengatakan, pembangunan infrastruktur Indonesia diperlukan kemajuan yang signifikan dalam pembangunan untuk pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan jangka panjang dan pengembangan di banyak industri.
Menurutnya, Indonesia dengan kualitas infrastruktur dan pasokan yang tidak memadai membuat peringkat Indonesia rendah di antara negara berkembang lainnya yang konsisten dengan pembangunan infrastruktur.
“Untuk meningkatkan infrastruktur maka memerlukan dana-dana penerbitan sukuk dan meningkatkan likuiditas,” ujarnya.
“Indonesia penerbit sukuk yang benar dari pada Negara lain dikarenakan, penerbitan sukuk di Indonesia sangat bergam, diterbitkan secara berkala, penerbit sukuk ritel,” tambahnya.(L/P005/R05)
Baca Juga: Rupiah Berpotensi Melemah Efek Konflik di Timur Tengah
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Komite Perlindungan Jurnalis Kutuk Israel atas Tebunuhnya Tiga Wartawan di Lebanon