Khartoum, 19 Rabi’ul Akhir 1437/29 Januari 2016 (MINA) – Kedutaan Sudan Selatan di Khartoum mengucapkan terima kasih kepada Presiden Sudan Omar Al-Bashir setelah dibukanya perbatasan antara kedua negara.
Atas perintah Presiden Sudan, untuk pertama kalianya perbatasan dibuka, setelah memburuknya hubungan kedua negara pasca referendum pada Juli 2011 yang berbuntut pemisahan Sudan Selatan sebagai negara merdeka.
Koresponden Mi’raj Islamic News Agency (MINA) di Khartoum melaporkan, ucapan itu dikatakan langsung oleh pihak Kedutaan Sudan Selatan kepada media pada Kamis (28/1) sore.
Kedutaan mengatakan, pentingnya normalisasi hubungan antar kedua negara demi untuk membuka peluang ekonomi dan perdagangan komersial di berbagai bidang.
Baca Juga: Pusat Budaya dan Komunitas Indonesia Diresmikan di Turki
Kedutaan juga mengajak kepada seluruh elemen organisasi atau media untuk sama-sama memainkan peran serta stabiltas hubungan yang baik antara kedua negara.
Sementara itu, keterangan resmi dari kantor Presiden Sudan dan Sudan Selatan mengatakan, pembukaan perbatasan merujuk pada pertemuan pada 27 Desember 2012 lalu.
Dalam pertemuan itu disepakati bersama agar kedua negara mendorong kedewasaan serta stabilitasi di berbagai bidang, termasuk situasi politik, keamanan, maupun ekonomi.
Keputusan bersama itu juga sepenuhnya akan menormalisasikan hubungan kedua kedua Negara dengan mengacu pada perbatasan pada 1956, serta menarik seluruh pasukan militer dari perbatasan dari jarak 5 mil.
Baca Juga: DPR AS Keluarkan RUU yang Mengancam Organisasi Pro-Palestina
Sudan Selatan memisahkan diri dari Sudan sebagai bagian dari kesepakatan damai pada 2005 yang mengakhiri perang saudara selama 25 tahun, yang merupakan perang terbesar di Afrika. Perang mengakibatkan 2 juta orang tewas, dan berakhir dengan perjanjian damai yang mencakup sebuah referendum kemerdekaan untuk selatan pada Juli 2011. (L/K06/P001)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Lima Paramedis Tewas oleh Serangan Israel di Lebanon Selatan