Jalur Gaza, 23 Rabi’ul Awwal 1436/14 Januari 2015 (MINA) – Kedutaan Besar Palestina di Kairo-Mesir mengumumkan, pemerintah Mesir telah menyampaikan kepada mereka secara resmi keputusan penundaan pembukaan rafah/">pintu perbatasan Rafah dengan alasan buruknya kondisi keamanan di wilayah Sinai Mesir.
Kedubes Palestina di Mesir juga menegaskan dalam pernyataan resminya Senin (12/1), sebagaimana dilaporkan Koresponden Mi’raj Islamic News Agency (MINA) di Gaza, dalam komunikasi yang dilakukan terus menerus antara pihak Palestina dengan Pemerintah Mesir.
Pihak Palestina juga berharap untuk keselamatan para perwira mesir yang diculik serta seluruh personil pasukan militer Mesir.
Sebelumnya, Direktur Persimpangan Perbatasan Gaza, Maher Abu Sabha, mengatakan, otoritas pemerintah Mesir telah memutuskan untuk membuka rafah/">pintu perbatasan Rafah yang menghubungkan antara Jalur Gaza dengan mesir selama tiga hari terhitung sejak Selasa kemarin hingga hari Kamis mendatang.
Baca Juga: Tahanan Wanita di Penjara Damoun Israel Alami Perlakuan Tidak Manusiawi
Dia kemudian mengatakan kepada warga Palestina di Gaza, yang siap melakukan perjalanan, untuk mempersiapkan diri untuk Selasa kemarin.
Namun, pagi ini ia mengatakan bahwa pemerintah Mesir telah membatalkan rencana untuk membuka penyeberangan setelah petugas keamanan Mesir diculik di Sheikh Zuweid, Kota Sinai.
“Sayangnya penderitaan puluhan ribu warga Gaza, termasuk pasien, mahasiswa, pemegang visa dan para istri yang terlantar, akan terus berlanjut,” kata Abu Sabha, yang mengutuk aksi penculikan itu.
Israel telah memberlakukan blokade ketat di Jalur Gaza sejak pertengahan 2007 dan selama waktu itu dilancarkan tiga perang yang merenggut nyawa ribuan warga sipil dan melukai puluhan ribu orang lainnya.
Baca Juga: UNRWA Sebut Kelaparan di Gaza telah Mencapai Tingkat Kritis
Rumah sakit Gaza menderita kekurangan parah obat-obatan dan suku cadang yang sangat dibutuhkan untuk peralatan medis. Selain itu, Jalur Gaza menderita kekurangan parah pasokan listrik, yang mengakibatkan pemadaman yang berlangsung 18 jam setiap hari.
Ratusan pasien yang sangat membutuhkan untuk perawatan di luar negeri, mahasiswa yang terdaftar di perguruan tinggi luar negeri dan pemegang visa kerja tidak dapat meninggalkan Jalur Gaza karena persimpangan perbatasan ditutup.(L/K02/R05)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Lebih dari 435 Wanita Palestina Ditahan Sejak 7 Oktober 2023