Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Perbedaan Idul Fitri, Din Syamsuddin: Sikapi Perbedaan dengan Dewasa

kurnia - Rabu, 19 April 2023 - 15:10 WIB

Rabu, 19 April 2023 - 15:10 WIB

4 Views ㅤ

Jakarta, MINA – Ketua Centre for Dialogue and Cooperation among Civilization (CDCC), Din Syamsuddin mengatakan,  perbedaan Hari Raya Idul Fitri 1 Syawal sering terjadi walau tidak selalu setiap tahun, maka umat Islam menyikapi perbedaan tersebut dengan sikap dewasa.

“Hal ini disebabkan perbedaan hadits yang dipakai, antara sempurnakan bilangan bulan dan perhitungan atau perkirakan posisi hilal,” kata Din dalam keterangan tertulis, di Jakarta, Rabu (19/4).

Tidak terasa, bulan suci Ramadhan saat ini tengah memasuki hari-hari terakhirnya. Tidak lama lagi umat Muslim di seluruh dunia akan merayakan Idul Fitri 1 Syawal 1444 H.

“Sebenarnya sama-sama menggunakan rukyat (Bahasa Arab: melihat atau berpendapat). Perbedaannya yang satu menggunakan rukyat bil ‘aini (melihat dengan mata inderawi), dan yang satu rukyat bil ‘aqli (melihat dengan mata pikiran),” ujar dia.

Baca Juga: Cinta dan Perjuangan Pembebasan Masjid Al-Aqsa Harus Didasari Keilmuan

Ia menyebut keduanya sulit dipertemukan, seperti meyakini sesuatu dengan melihatnya (seeing is believing) dan meyakini sesuatu dengan mengetahuinya (knowing is believing).

Ia pun mengimbau agar umat Islam menyikapi perbedaan tersebut dengan sikap dewasa dalam beragama. Pemerintah perlu berada di tengah dengan mengayomi semua pihak dan tidak mengambil posisi tunggal.

Tokoh Muhammadiyah ini juga mengingatkan, Idul Fitri adalah ibadah berdasarkan keyakinan sesuai dalil naqli dan ‘aqli. “Kepada kaum Muslimin dianjurkan menunaikan shalat Idul Fitri sesuai keyakinannya masing-masing, tanpa merusak silaturahim dan ukhuwah Islamiyah,” kata Prof Din.

Prof Din lantas menyebut, sesuai amanat konstitusi maka pemerintah harus mengayomi rakyat warga negara, dengan memberi kebebasan menjalankan ibadah sesuai keyakinannya masing-masing.

Baca Juga: Lewat Wakaf & Zakat Run 2024, Masyarakat Diajak Berolahraga Sambil Beramal

Mengingat posisi bulan pada Jumat 20 April 2023 masih di bawah imkan al-ru’yah, ia pun menyebut tidak perlu diadakan rapat Istbat yang hanya menghabiskan anggaran negara.

“Adalah kepemimpinan hikmah berdasarkan Pancasila (kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan), untuk mengumumkan bahwa pada tahun ini ada dua keyakinan tentang Idul Fitri, 21 April 2023 dan 22 April 2023. Silakan umat memilihnya sesuai keyakinan dan tetap merayakan ldul Fitri dalam semangat ukhuwah Islamiyah,” ujar Prof Din.

Terakhir, ia menyebut Pemerintah Indonesia hendaknya menghormati dan mengayomi keduanya, dengan mengizinkan fasilitas umum digunakan shalat Idul Fitri pada kedua hari tersebut. (R/R4)/P1)

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Prof Abd Fattah: Pembebasan Al-Aqsa Perlu Langkah Jelas

Rekomendasi untuk Anda

Indonesia
Indonesia
Indonesia